Part 12

7.4K 917 47
                                    

Akibat ditampar oleh suaminya sendiri, Keira merasa marah, sakit hati, dan tentunya amat sangat kecewa terhadap Abra. Maka dari itulah, ia sengaja mengurung diri di kamar sampai malam hari. Keira tak berniat keluar kamar hingga akhirnya menerima panggilan kemanusiaan.

Tanpa pamit pada Abra, Keira pergi untuk mendatangi kerabat jauh yang menelepon lantaran ada anggota keluarganya tengah sakit. Dengan menaiki taksi, akhirnya Keira tiba di sana. Ia melakukan tugasnya dengan baik untuk memeriksa pasien tersebut dan menuliskan resep obat. Hingga setelah pekerjaannya selesai, Keira langsung pulang.

Pulang pergi Keira menaiki taksi. Siapa yang bisa menyangka jika taksi yang dirinya tumpangi malah mogok begitu sudah memasuki kompleks perumahan tempat tinggal mereka. Akhirnya, Keira memutuskan turun dan lanjut berjalan hingga rumah.

Jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam kala itu, sehingga wajar jika kompleks agak sepi. Di depan kompleks terdapat beberapa penjual makanan seperti pedagang bakso, pedagang nasi goreng, dan pedagang gorengan.

Merasa perutnya agak lapar karena sengaja melewatkan makan malam, Keira pun memutuskan singgah untuk menikmati semangkok bakso. Ia menunggu dengan sabar baksonya dihidangkan, hingga setelah makanan itu diantar, Keira segera mencicipi.

Begitu sudah selesai makan dan membayar, Keira pun ingin segera pulang lantaran hari sudah semakin malam. Ia melangkah seorang diri menuju kediamannya dan sang suami. Namun, ketika di tengah-tengah jalan, Keira merasa ada yang janggal. Di belakang sana terdapat tiga orang preman yang besar kemungkinan sedang mengikutinya.

Mau apa mereka? Pikir Keira mulai ketakutan. Ia sengaja mempercepat langkah kaki dan preman itu melakukan hal yang sama. Saat Keira menoleh ke belakang, mereka pura-pura mengobrol. Keira dibuat panas dingin karenanya. Segera saja dirinya meraih ponsel yang sejak siang tadi dimatikan karena tidak ingin diganggu. Beruntung, ia masih ingat membawa ponsel.

Sambil berdoa di dalam hati untuk meminta pertolongan, Keira mengaktifkan ponselnya. Butuh beberapa detik agar ponselnya bisa beroperasi normal. Langsung saja dirinya menghubungi Abra tanpa peduli kalau ia sempat marah pada sang suami. Sebab, saat ini hanya Abra yang ada dalam benaknya untuk menolong. Suaminya bisa datang dengan cepat karena jarak rumah tidak begitu jauh.

Namun, Keira dibuat terpaku ketika sang suami tak melakukan apa pun, padahal Abra sudah melihat dirinya yang dipegangi preman-preman itu. Ya Tuhan, untuk apa Abra datang kalau tidak mau menolongnya?

Air mata tanpa sadar turun membasahi pipi Keira saat menyadari dirinya tidak sebeharga itu untuk Abra. Dadanya terasa sakit ketika melihat Abra hanya diam saja. Apa yang sebenarnya suaminya sedang lakukan? Apakah Abra sengaja ingin melihatnya diperkosa oleh para preman itu?

"Tolong lepasin! Saya bakal ngasih kalian uang!" mohon Keira. Tak apa kehilangan harta benda yang tidak seberapa banyak, asal ia selamat. Tapi pada dasarnya nasib tak berpihak padanya, para preman itu tidak tergiur dan hanya ingin dirinya menemani mereka malam ini.

Keira nyaris putus asa karena tidak tahu harus bagaimana. Suaminya, tidak usah diharap lagi. Keira merasa muak padanya. Hatinya yang entah sejak kapan sudah berlabuh pada lelaki cuek itu, dibuat terluka karena Abra tidak berusaha menyelamatkannya.

Ya Tuhan ... Keira ingin dilecehkan dan Abra sama sekali tak bergeming? Di sana, lelaki itu hanya memegangi kepala? Untuk apa?

Sementara itu, Abra tengah merasakan pusing hebat menyerangnya. Tangan dan semua anggota tubuhnya terasa bergetar karena pemikirannya sendiri. Hingga akhirnya ia berhasil meraih ponsel dan menghubungi kakak iparnya. Ia tak dapat bersuara yang membuat Fino merasa kebingungan. Namun, suara teriakan Keira yang meminta tolong seolah telah menjelaskan semuanya. Hingga kakak iparnya berkata akan datang sesegera mungkin. Tanpa Abra harus berucap untuk mengatakan apa yang terjadi sebenarnya.

Unpredictable DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang