Abraham—ah maksudnya Abra, sekarang ini telah resmi menjadi suami Keira. Pernikahan mereka berjalan lancar dan meriah dengan cukup banyak tamu yang hadir. Sampai hari ini, Keira masih bingung mengapa suaminya tak suka dipanggil dengan nama depannya secara lengkap. Padahal menurutnya nama Abraham bagus, walau Abra terdengar lebih keren di telinga.
"Selamat buat kalian ya. Mbak doakan kalian bahagia selalu," ujar Syabila seraya memeluk Keira. Kemudian wanita itu beralih menatap sang adik lantas memeluk Abra sama seperti yang dirinya lakukan terhadap adik iparnya. "Tolong kamu belajar mengikhlaskan semua yang udah terjadi dan melanjutkan kehidupan dengan benar, Ab. Kakak dan semua anggota keluarga kita pengen ngeliat kamu bahagia. Cukup sudah kamu terpuruk beberapa tahun ini. Karena apa yang sudah terjadi sama dia, itu bukan salah kamu. Dia pasti sedih kalo tau kamu kayak gini. Percaya sama Kakak," bisik Syabila di telinga Abra. Tak terasa, matanya sudah mengeluarkan kristal bening lantaran mengingat peristiwa pahit yang menimpa adik iparnya dulu. Kejadian yang membuat Abra menutup hati maupun diri dari wanita lain karena traumanya.
"Kakak sayang kamu," ujar Syabila disertai kecupannya di pipi Abra. Dulu mereka dekat, hampir tak berjarak. Bercanda ria bersama sampai membuat kedua orang tua mereka geleng-geleng kepala lalu menegur dengan mengatakan mereka sudah bukan anak kecil lagi. Betapa Syabila rindu adiknya yang dulu.
"Makasih, Kak."
Menganggukkan kepalanya, Syabila mengurai pelukan mereka dan tersenyum ramah pada adik iparnya yang baru. Tempatnya tadi kini digantikan oleh mamanya yang juga ingin berbicara dengan Abra.
"Mama selalu ngedoain kebahagiaan kamu, Abra. Mama tau, kamu anak yang baik. Dan Mama percaya, kalo kamu bisa ngejaga istri kamu dengan baik. Lupain yang dulu ya," ucap Syakira sembari menyentuh bahu sang anak agar Abra sedikit menunduk, lantas ia kecup kening anaknya itu dengan penuh rasa kasih. Tak hanya kening, Syakira pun mengecup pipi anaknya secara bergantian.
"Iya, Ma," sahut Abra sembari memeluk sang mama.
Air mata Syakira tak bisa dibendung hingga jatuh membasahi pipinya. Sebelumnya, ia tak pernah menduga kalau Abra mau dijodohkan dengan Keira. Masa lalu membuat anaknya berubah sangat drastis. Persetujuan Abra membawa secercah harapan untuk keluarga mereka. Harapan agar Abra bisa kembali seperti yang dulu. Abra yang menyenangkan, Abra yang perhatian, dan Abra yang kerap membuat suasana rumah mereka ramai saat berseteru dengan kakak maupun adiknya.
"Mama titip Abra ya. Kalo dia jahatin kamu, lapor aja sama Mama," ujar Syakira beralih pada sang menantu. Ia memeluk menantunya dengan sayang. Dulu, ia juga punya menantu perempuan. Wanita yang Abra cintai dengan sepenuh hati. Tetapi takdir berkata berbeda. Pernikahan anaknya berjalan sangat singkat. Dengan sangat tragis, menantunya diambil sang Maha Kuasa. Sampai sekarang, Syakira bahkan masih merasa ngeri ketika ingat hal yang dulu terjadi. Peristiwa yang tak pernah mereka ungkit lagi karena Abra terluka jika mengingatnya.
"Iya, Ma. Makasih ya," sahut Keira tersenyum. Selama acara, ia tak henti-hentinya mengukir senyum agar semua orang tahu kalau dirinya bahagia. Meski Abra yang ada di sampingnya menampilkan raut datar dan cuek khasnya. Sampai-sampai, Keira dibuat meringis ketika Kevan dan Jihan menyalami mereka sekadar mengucapkan selamat.
"Kei. Lo kenal suami lo di mana sih? Kok bisa suka sama cowok minim ekspresi gini?" ujar Jihan mengurai tanya sambil berbisik sekitar dua jam yang lalu. Yang kemudian hanya ia balas dengan cengiran kecil. Karena kalau ia berkata jatuh cinta begitu saja dengan Abra, mereka pasti tak akan mudah percaya.
"Kami pulang dulu ya. Kalian baik-baik di sini," ujar papa mertuanya.
Saat ini, mereka berada di rumah yang akan Keira dan Abra tempati setelah pernikahan. Rumah milik Abra yang lelaki itu beli dari hasil jerih payah keringatnya sendiri. Rumah yang katanya dipersiapkan untuk istri tercintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Destiny
RomanceKeira tersenyum getir saat tahu dirinya akan dijodohkan dengan seorang pemuda yang tak lain adalah anak dari rekan bisnis papanya. Ia paling tak suka diatur-atur, terlebih mengenai pasangan hidup. Namun anehnya, semua terasa berbeda kala Keira melih...