06 ; "Tipe Ideal"

1.4K 240 22
                                    

[Name] tersentak dari tidurnya. Dia kembali bermimpi mengenai kematian, seperti mimpi-mimpi lainnya. Kali ini dia mati karena Megumi.

Tangannya memijit pelan pelipisnya, keringat dingin membasahi tubuhnya. Setiap tertidur, dia akan selalu memimpikan orang yang memiliki nama sama dengannya, perempuan yang bahagia dengan pasangannya, namun berakhir mati dengan tragis.

Mimpi semalam, dia adalah istri Megumi. Namun karena dia melanggar peraturan penyihir Jujutsu, dia dihukum mati, parahnya suaminya sendiri yang membunuhnya.

"Amakusa..." Tubuh bagian kirinya mulai menampilkan urat-urat hitam.

"Ada apa?"

"Kau pernah bilang, mimpiku itu adalah potongan ingatan seseorang bukan? Tapi kenapa akhir dari mimpi itu selalu kematian?"

"Jika aku tahu jawabannya, aku akan memberi tahumu. Maaf karena tidak bisa membantu."

"Lupakan saja. Mari kita anggap saja itu bunga tidur."

"Oh, sudah bangun [Name]?"

[Name] melirik ke arah pintu kamarnya yang terbuka, Shoko berada di depan pintunya dengan rambut yang tergulung handuk.

Tubuh kirinya kembali normal, [Name] segera bangkit dan merapikan kasurnya.

"Ohayou, Shoko-san."

"Ohayou. Mimpi buruk lagi?" Tanyanya yang sudah paham dengan keanehan adik angkatnya itu.

"Kurang lebih seperti itu." Jawabnya, "Mau sarapan apa?"

"Sake."

"Tapi alkohol bukanlah makanan..."

"Tak usah memasak. Albino itu datang dan membawa makanan."

"Ya? Satoru sensei?"

Bergegas [Name] memasuki kamar mandi dan juga mengunci kamarnya. Dia terpaksa mengusir Shoko dari kamarnya, demi keamanan kamarnya sendiri.

Satoru pernah memasuki kamarnya, dan berakhir kamarnya seperti kapal pecah. Ada saja yang pria itu bongkar, dari lemari, laci, bahkan bagian bawah kasurnya juga Satoru acak. Dia tidak akan pernah membiarkan Satoru memasuki kamarnya!

"Ohayou, [Name]-chan!" 

[Name] melihat Satoru yang menyapanya dengan senyuman lebar, "Ohayou sensei. Terima kasih sudah membawa sarapan." Ucapnya, mendekati rak piring, mengambil piring, sumpit, dan sendok untuk mereka.

"Sama-sama, cantik." Jawabnya, "Aku sengaja datang supaya Shoko tidak merepotkanmu. Pasti dia tadi meminta sake sebagai sarapan. Padahal dessert sebagai sarapan jauh lebih enak!"

"Memakan makanan manis sebagai sarapan hanya akan membuat sakit gigi! Kau tidak kapok ya mempunyai riwayat gigi manis?"

"Lebih baik, dibanding mabuk di pagi hari."

"Tolong hentikan, jangan bertengkar di depan meja makan." Lerai [Name], menaruh peralatan makanan yang dia ambil di depan Shoko, dan Satoru.

[Name] membuka plastik yang dibawa Satoru. Sedikit tidak menyangka jika mereka akan sarapan dengan sup miso dan juga yakitori.

Biasanya jika Satoru datang untuk membawa sarapan, pria itu pasti akan membawa ramen atau udon. Ya... ini jauh lebih baik tentunya.

Untungnya saja, semalam [Name] memasak nasi, jadi mereka bisa langsung sarapan pagi itu.

"Apakah kurang, sensei?" Tanya [Name] memberi mangkuk yang dipenuhi dengan nasi itu. "Jika kurang, kau bisa mengambilkannya untukku nanti."

"Baiklah. Bagaimana denganmu, Shoko-san?"

The Chosen  [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang