20 ; "Akhir"

1.4K 202 20
                                    

Kini seluruh isi bukunya telah penuh, dan juga misinya telah selesai. Tidak ada lagi alasan yang tersisa bagi [Name] untuk tetap berada di dunia yang indah dan kejam itu, semuanya telah berakhir.

Oleh karena itulah, secara perlahan tubuhnya mulai menghilang, menjadi serpihan-serpihan cahaya yang terbang menuju langit biru.

"Sudah saatnya kita pergi, terima kasih karena telah membalaskan dendamku, [Name]."

"Terima kasih juga karena telah membantuku membunuh nenek sialan itu."

"[Name]!!!"

Shoko berlari ke arahnya, kemudian menghambur ke pelukannya. Memeluk dengan erat [Name], seakan mengatakan jika gadis itu tidak boleh pergi terlebih dahulu.

[Name] tersenyum hangat, pada Shoko, pada Satoru, pada teman-temannya, dan pada seluruh penyihir yang berada di tempat itu. Saatnya bagi dia untuk mengucapkan salam perpisahan.

"Tubuhku mulai menghilang, jadi waktuku tak banyak..." Ujarnya melepaskan pelukan Shoko.

"Intinya, terima kasih karena kalian semua telah mengisi hariku dan juga bertempur denganku." Ujarnya tulus dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku tidak bertemu dengan kalian, pastinya penjahat akan mengincarku karena aku memiliki kutukan di dalam tubuhku."

"Terutama, terima kasih Shoko-san, Satoru-san, dan juga Suguru-san karena kalian telah menyelamatkanku. Kalian memberiku tempat tinggal, pakaian, makanan, dan juga mengajariku untuk menggunakan kemampuanku. Maaf karena aku selalu membuat kalian repot."

"Maaf Maki, karena aku tidak bisa menemanimu untuk menghabisi klanmu kelak. Maaf juga Panda, karena selalu tidur di badanmu. Dan maaf Toge, karena kau kehilangan teman yang bisa berbincang denganmu melalui telepati."

"Okaka."

"Ya, dia memang terlalu percaya diri." Ejek Maki, meski mata gadis itu berkaca-kaca.

[Name] terkekeh dengan mata yang telah berair pula, mendekati ketiga sahabat pertamanya itu dan memeluk mereka dengan erat. "Jangan lupakan aku?" 

"Tidak akan."

[Name] melepaskan pelukannya, beralih pada adik kelasnya yang menatapnya dengan sedih, terutama Nobara yang telah menangis.

Gadis itu membawa ketiganya dalam pelukannya, memberi mereka pelukan terakhirnya. Tangannya juga tergerak mengusak rambut mereka bergantian, serta mengusap air mata Nobara.

"Megumi, kau menangis?" Godanya dengan raut wajah dibuat terkejut.

"Aku menahannya." Jawab laki-laki itu dengan suara sendu. "Aku ingin jujur, aku menyukaimu [Name]-san, aku menyukaimu sejak saat pertama aku melihatmu... kau sangat keren dimataku."

[Name] yang mendapat pengakuan tiba-tiba tersipu, wajahnya memerah padam, tidak menyangka akan mendapat pengakuan di saat terakhirnya. "Kau terlambat sekali mengakuinya... tapi, terima kasih sudah menyukaiku. Aku juga menyukaimu, menyukai kalian semua." Jawabnya dengan senyuman lebar.

"Maaf ya Nobara, aku tidak bisa menemanimu berbelanja lagi. Semoga di kehidupan selanjutnya kita menjadi kakak adik, aku akan selalu menemanimu. Jadi jangan menangis."

"A-aku tidak menangis! Ini kelilipan!"

"Yuuji." Panggilnya, "Ya?" Jawab laki-laki itu. [Name] meletakkan tangannya di bahu Yuuji, memberi tepukan padanya. "Kau pasti bisa menyelamatkan banyak orang, percayalah pada kemampuanmu!"

"Jika Sukuna berusaha mengganggumu atau mengendalikanmu, teruslah berteriak di alam bawah sadarmu, dan juga melemparkan tengkorak-tengkorak itu ke tubuhmu."

The Chosen  [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang