18 ; "Sakayume"

736 158 2
                                    

[Name] mengerjabkan matanya, sedikit mengerang karena silaunya cahaya yang berusaha menerobos pada kelopak matanya yang masih tertutup.

Hanya sesaat, hingga tiba-tiba saja cahaya tersebut terhalau oleh sesuatu. Matanya kini terbuka, ingin menatap dengan jelas siapa yang menghalau cahaya tersebut.

"Apakah cahayanya terlalu silau? Saya akan menahannya, tidurlah kembali."

[Name] melotot, matanya nyaris keluar saat melihat kekasihnya, Fajar yang tersenyum lembut padanya.

"Kenapa kamu melotot seperti itu? Seperti melihat hantu saja..."

"Sepertinya memang."

"Ya?"

Gadis itu yakin, tadi dia masuk dalam perangkap Harum dan disegel. Tangannya tergerak untuk menampar kencang pipinya, agar tersadar dari ilusi yang indah itu.

Kekasihnya terkejut melihat tindakan aneh [Name], dengan segera dia menahan kedua tangan gadis itu dan menatapnya dengan sangat tajam.

"Apa yang kamu lakukan? Jangan melakukan hal bodoh." Ujarnya dengan tatapan penuh amarah.

[Name] menepis tangan Fajar, menyentuh pipinya yang terasa sakit. "Kenapa sakit? Apakah aku sudah kembali?" Tanyanya bergumam.

"Amakusa! Kau di sini!? Bisakah kau jelaskan apa yang terjadi!?"

"Ada apa denganmu, [Name]? Jangan membuat saya khawatir..." Ujar Fajar dengan raut wajah penuh dengan kekhawatiran. "Siapa Amakusa? Dia temanmu?"

"Pasti bocah itu masih bermimpi!"

[Name] melirik pada sahabatnya, Senja yang datang bersama dengan Dita, salah satu anak yang terkena kutukan milik Harum. Dita tampak baik-baik saja, terlebih anak perempuan itu kini tengah membawa keranjang yang penuh dengan mangga.

Tidak hanya Dita, beberapa anak yang juga terkena kutukan tampak baik-baik saja. Mereka bahkan bermain layaknya anak biasa, dan tertawa bersama. Seakan-akan kejadian itu tidak pernah ada.

Amakusa juga tidak menjawab pertanyaannya, memperjelas jika kejadian dia memasuki dunia anime tersebut tidak pernah terjadi.

"Semua itu mimpi? Haruskah aku bersyukur atau sedih?"

"The fuck!? AKU!? JIJIK GUE DENGERNYA, SUMPAH!!" Senja melempar sapu tangannya yang kotor ke wajah [Name]. "Lo ketularan bang Fajar? Ga cocok, balik lagi ke [Name] yang barbar! Ga cocok lo kalem gitu!"

"Senja... banyak anak kecil di sini, jangan bicara kasar." Tegur Fajar yang hanya ditanggapi dengan cengiran lebar Senja.

"Bunda... bunda di mana?"

[Name] bangkit, berlari dengan kencangnya menuju ke rumah. Semakin mendekati sosok yang dia cari, jantungnya semakin berdegup dengan sangat kencangnya.

Saat melihat sang Ibu yang tengah memasak, dan ditemani oleh sang Ayah yang berkutat dengan pekerjaannya. Kedua orang yang sudah sangat lama tidak dia lihat, dan sangat dia rindukan.

Orang tua [Name] terkejut saat melihat anak bungsu mereka yang tiba-tiba saja memeluk dan menangis dengan kencangnya. Mereka bertatapan satu sama lain, saling bertanya dibalik tatapan itu, dan mengira-ngira mengapa [Name] menangis.

Tidak menemukan jawaban apapun, keduanya hanya bisa membalas pelukan [Name], seraya terus membisikkan kata-kata yang menenangkan dan juga mengusap punggung sang anak agar dapat tenang.

"Kenapa mimpi ini begitu kejam..."

.

.

.

The Chosen  [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang