"Kali ini, bermimpi apa?"
Shoko menatap khawatir pada [Name] yang terus bermimpi buruk setiap tertidur. Dia mendekati gadis itu dan memberinya segelas susu hangat.
Hujan tengah mengguyur bumi dengan sangat derasnya, membuat suhu jauh lebih dingin.
[Name] sendiri baru bisa tertidur sekitar setengah jam lalu, namun dia kembali terbangun karena mimpi buruknya. Kantung matanya mulai menghitam karena kurang istirahat, membuatnya hampir mirip dengan Shoko.
"Yuuji membunuhku."
"Itadori lagi?" Tanya Shoko sambil mencatat mimpi [Name] di bukunya, "Kemarin kau bermimpi Itadori juga, bedanya kau meninggal karena melahirkan anaknya."
Shoko sedang meneliti mengenai mimpi [Name]. Dia mencatat seluruh mimpi yang mulai [Name] alami saat berusia 10 tahun. Sejauh ini, akhir dari mimpi itu selalu sama, yakni kematian [Name].
"Aku pernah berpikir jika mimpi ini kemungkinan saja potongan ingatan masa laluku."
"Mau seberapa banyak kau terlahir kembali jika begitu? Sejauh ini mimpimu sudah tiga ribu jumlahnya, dengan alur yang berbeda."
"Tidak tahu, kepalaku pening..."
Shoko juga tahu perihal [Name] yang sekarang jiwanya bukan berasal dari dunia itu, [Name] sendiri yang menceritakan hal itu padanya. Meski awalnya Shoko menganggap [Name] yang mengatakan hal itu sebagai sebuah pubertas, tapi dia ingin mencoba memahaminya.
Ponsel [Name] berdering, gadis itu segera mengangkat panggilan tanpa melihat layar ponsel, dia tidak peduli siapa yang menelfonnya.
"Moshi-moshi?"
"[Surname]-san! Bisakah kau membantu Fushiguro dan Itadori di Nishitokyo Eiji Youth Center? Fushiguro tengah menunggu Itadori yang berganti jiwa dengan Sukuna untuk menghabisi roh kutukan di tempat itu."
"Aku mengerti, terima kasih telah bekerja keras Ijichi-san."
[Name] langsung mematikan panggilan sepihak, dia memotong ucapan Kyotaka yang pastinya akan histeris karena akhirnya ada yang menghargai usaha kerasnya.
Dia mengingatnya, dia ingat jika Yuuji akan mati sesuai dengan manga ataupun anime-nya. Jantung Yuuji akan dikeluarkan oleh Sukuna, dan dia akan mati. Sayangnya [Name] tidak ingat lagi kelanjutannya.
Gadis itu segera bangkit dari tempat tidurnya, kemudian mengambil seragamnya. Tidak perlu mandi, sebab diluar tengah hujan deras. Jika dia mandi, setelah kehujanan dia harus mandi lagi, dan itu akan membuang sabun serta sampo.
Sebaiknya berhemat saja.
"Aku pergi dulu!"
.
.
.
"Hidup yang lama ya...?"
[Name] datang sedikit terlambat, seharusnya dia bisa mencegah Sukuna untuk mengeluarkan jantung Yuuji, dan dia gagal. Setidaknya dia berhasil datang tepat waktu untuk menahan tubuh Yuuji agar tidak terjatuh ke tanah.
Megumi tampak terkejut dengan kehadiran [Name] tiba-tiba. Gadis itu segera mengangkat tubuh Yuuji, menggendongnya di bahu kanannya, seperti tengah membawa sebuah karung beras.
"Bisa berjalan? Jika tidak aku akan menggendongmu." Tanya [Name] sambil mengulurkan tangannya pada Megumi.
"S-senpai... aku bisa berjalan sendiri!"
"Kalau begitu, apakah hatimu baik-baik saja?"
Megumi terdiam, dia ingin menangis namun dia malu jika harus menangis di hadapan orang yang dia sukai. Mesi sedang hujan, gadis itu pasti akan tetap dapat melihat tangisan Megumi yang tersamarkan oleh hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen [JJK]
Fanfiction[COMPLETED] Sejak awal, kau bukan bagian dari mereka. Tapi mereka membawamu. Mereka membawamu supaya kau bisa membalaskan dendam mereka, juga supaya para korban selamat. Demi ratusan, atau bahkan ribuan nyawa wanita, kau dipilih. Kau dipilih untuk m...