14 ; "Peringatan"

923 181 12
                                    

"Aku benar-benar tidak habis pikir denganmu. Jauh-jauh datang ke Afrika dari Jepang, dan kau hanya membasmi kutukan selama dua hari penuh. Sekarang kau akan pulang, apakah kau mencuri uang dari albino itu?"

[Name] terkekeh mendengar ucapan Miguel. Tidak salah, dia memang datang ke Afrika menggunakan uang gurunya itu 2 hari lalu, dan sekarang dia akan pulang dengan menggunakan uang gurunya juga.

"Aku kemari bukan hanya untuk menangkap kutukan khusus, tapi juga karena ingin menenangkan diri. Aku harus segera kembali."

"Terima kasih banyak, [Name]. Kau sangat membantu..." Ujar Yuta memberi senyuman terbaiknya.

[Name] mendekati keduanya, dia memeluk keduanya dengan sangat erat, sebagai tanda perpisahan.

Mungkin ini terakhir kalinya mereka akan bertemu, bisa saja sebentar lagi misi [Name] akan selesai, dan gadis itu akan kembali ke dunianya sendiri.

"Terima kasih kembali. Aku akan pergi. Mari bertemu lagi lain waktu!"

[Name] melambai pada keduanya sembari memasuki pintu keberangkatan.

"Tapi... Kenapa dia berkata seakan tidak akan bertemu dengan kita lagi?"

.

.

.

Tiba di Tokyo, [Name] membuka ponselnya untuk memberi kabar pada Shoko perihal kepulangannya. Seharusnya saat ini murid SMA Kyoto sudah kembali, pertandingan terakhir telah mereka lalui kemarin.

Sayang sekali, padahal [Name] ingin menonton pertandingan baseball, terutama dia ingin melihat secara langsung bagaimana Maki dapat memukul pingsan Todo hanya dengan bola kecil itu. Apa boleh buat, menangkap kutukan khusus jauh lebih penting daripada menonton pertandingan. 

Gadis itu benar-benar ingin segera kembali ke dunianya. Bukannya tidak nyaman, dia hanya merasa jauh lebih tenang jika hidup di dunia biasa saja. Tidak seperti saat ini, yang dimana nyawanya selalu terancam, baik karena para Tetua yang takut akan kemampuannya, nenek Amakusa yang juga mengincarnya, serta para kutukan.

"Kenapa tidak tersambung?" Gumamnya bingung, sebab sejak tadi dia tidak dapat menelfon Shoko.

"Nomor sensei juga tidak aktif. Apa ada masalah?"

Saat hendak menyimpan ponselnya, dia mendapatkan panggilan masuk dari Kyotaka. Tanpa membuang waktu, dia mengangkat panggilan itu.

"[Surname]-san sudah berada di Jepang? Bisakah datang ke Sungai Sumida? Ada roh kutukan tingkat atas di tempat ini, dan yang tengah melawannya anak kelas dua."

"Di mana Satoru sensei? Aku tidak bisa menghubunginya." Tanya [Name] sambil berlari mencari taxi.

"Gojo-san dalam perjalanan bersama murid kelas satu. Mungkin mereka akan segera tiba."

"Aku tidak mengerti. Kenapa aku diperlukan? Bukankah Maki dan yang lainnya itu kuat?"

"Lawan mereka tidak hanya satu. Terlebih ada juga beberapa kutukan yang hanya bisa kau lawan, [Surname]-san. Mohon segera datang kemari!"

"Mustahil!" Tanpa sadar [Name] meninggikan suaranya. "Maafkan aku. Karena ini akhir pekan, jalanan sangat padat. Selain itu aku tidak menemukan taxi sama sekali."

"Apakah ada cara lain? Mereka benar-benar membutuhkanmu."

[Name] menggeram, dia ingin sekali mencaci Kyotaka, namun tidak tega. Mengingat pria itu selalu dimarahi oleh atasannya dan juga dia selalu disulitkan.

"Katakan pada Maki, panggil aku."

"Ya?"

[Name] mematikan ponselnya sepihak. Jika dia menjelaskan pada pria itu, dia tidak akan bisa datang tepat waktu, percuma saja.

The Chosen  [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang