19 ; "Perpisahan"

853 162 14
                                    

"Apa yang Satoru lakukan?! Kenapa lama sekali!?"

Para petugas sekolah, atau penyihir Jujutsu lainnya yang berada di Tokyo kini tengah mengelilingi penjagaan yang dibuat oleh Harum. Mereka tidak dapat masuk, ataupun menghancurkan penjagaan tersebut.

Satoru juga berada di sana, tepatnya di atas dengan penutup mata yang dia lepaskan. Pria itu berusaha menghancurkan penjagaan yang dibuat, dan menyelamatkan murid-murid kesayangannya yang berada dalam bahaya.

"MINGGIR SENSEI!!!"

Satoru yang terkejut mendengar teriakan dari [Name], segera menyingkir, mengikuti apa yang gadis itu perintahkan padanya. Pria itu juga terkejut saat melihat [Name] yang justru berada di luar penjagaan.

[Name] dengan pedang raksasanya yang telah diselimuti dengan energi kutukan, memberikan satu tebasan kuat pada penjagaan itu. Tebasan mengerikan yang berhasil menghancurkan penjagaan yang dibuat oleh Harum, dan memberikan getaran yang cukup hebat pada tanah di sekitarnya.

Tidak berhenti hingga situ, [Name] juga membuat penjagaan agar Harum tidak dapat melarikan diri dari tempat itu. Nenek tua itu harus mati saat itu juga.

"Bagaimana kau bisa berada di sini? Bukankah harusnya kau berada di dalam curtain itu?" Tanya Satoru beruntun.

"Sensei, bukankah harusnya saat ini Sensei membantuku untuk membunuh Harum dan roh kutukan yang menyebar di hutan ini?"

"Kau benar juga. Tapi kau hutang penjelasan padaku!" Satoru mengarahkan tangannya pada [Name], memberi isyarat pada gadis itu untuk meng-copy kemampuannya.

[Name] melemparkan pedang raksasanya ke arah Harum, kemudian menepuk tangan Satoru. "Dia menyegelku, tapi aku berhasil keluar. Terima kasih atas latihan yang menyiksa itu."

"Kau disegel!?"

Sadar dengan ancaman yang datang padanya, Harum menyingkir agar tidak terkena pedang raksasa yang mengerikan itu. Napasnya tercekat, saat melihat [Name] yang tiba-tiba saja berada di hadapannya dengan pedang raksasa itu, kemudian menebasnya dengan kuat.

Wanita itu terpental dengan sangat jauhnya, dan nyaris tubuhnya terbelah menjadi dua. Jika saja tadi dia terlambat sedetik saja melindungi dirinya dengan boneka-boneka buatannya, dia pasti mati saat itu juga.

Terima kasih atas kemampuan milik Satoru yang dia gunakan, [Name] bergerak jauh lebih cepat dari biasanya.

"Maaf aku sedikit lama lepas dari segel itu. Kalian masih sanggup bertarung?" Tanya [Name] seraya mengerahkan teknik pembalik pada teman-temannya yang terluka cukup parah.

"Jangan khawatir dengan kami! Lawan saja nenek sialan itu!"

"Benar, kami bisa menahan makhluk kutukan lainnya."

"Terima kasih, maaf karena aku membebani kalian."

Harum yang mulai kewalahan melawan Satoru, kembali dikejutkan dengan kehadiran [Name] yang tiba-tiba saja berada di belakangnya dengan membawa katana. Perutnya sedikit tergores, dan tubuhnya kembali terpental karena tendangan kuat dari Satoru.

Tak memberinya waktu untuk menyembuhkan lukanya sendiri, baik [Name] dan Satoru terus menghujaninya dengan serangan beruntun. Tubuh nenek tua itu telah dipenuhi dengan luka dan juga darah.

Saat [Name] hendak melakukan teleport ke arah Harum lagi, batas penggunaan teknik penyalin miliknya telah habis. Bersamaan dengan sebuah boneka raksasa yang mengarahkan tinjuan padanya.

"BAGAIMANA KAU BISA BERTAHAN!?"

Amakusa yang mengendalikan tubuh [Name] menyeringai lebar, hanya dengan satu tangan dia berhasil menghentikan tinjuan yang telah berhasil membuat beberapa pohon tercabut dari tanah.

The Chosen  [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang