12. Repoter Sampah

164 28 0
                                    

Kali ini Seungcheol jauh lebih percaya diri dibandingkan saat melakukan pertemuan dengan Mingyu sebelumnya. Bukan karena persiapan yang lebih matang, bukan pula karena berkas-berkas presentasi yang ia pegang sekarang telah rangkum sepenuhnya: karena sebelumnya ada beberapa berkas yang masih berstatus dalam proses. Namun karena hari ini ia memiliki kesempatan kembali melakukan pertemuan dengan Mingyu tanpa kehadiran Lee Seokmin. Ya, tanpa kehadiran Lee Seokmin. Seungcheol mendapat celah kesempatan berharga ini setelah mempertimbangkan banyak hal yang sebagian besar darinya adalah berupa alasan yang dibuat-buat.

Dan, sesuai dengan apa yang diyakininya, Mingyu jauh lebih mudah dipengaruhi jika tanpa kehadiran asisten pribadinya itu. Hal tersebut dapat terbaca melalui raut wajah Mingyu yang antusias dan semangat setiap kali Seungcheol mengatakan keuntungan apa saja yang bisa ia dapatkan jika menyetujui kerjasama ini. Entah karena Mingyu terlalu percaya dengan keahlian Seungcheol, atau karena ada sebab lainnya yang tidak Seungcheol ketahui.

Yakin kalau proyek ini sungguhan akan memberi keuntungan besar, misalnya? Seperti yang Seungcheol yakini selama ini, meskipun tidak sedikit orang menentangnya. Mengatakan proyek ini berbahaya jika tidak diperhitungkan dengan matang. Ditambah lagi Seungcheol tahu bahwa Mingyu lulusan manajemen dari salah satu universitas terbaik di Korea Selatan, Universitas Hanin. Maka seharusnya ia tidak perlu meragukan keahlian Mingyu lagi. Benar, kan?

Namun sayangnya, Mingyu menolak untuk melakukan penandatangan kerjasama mereka pada saat itu juga. Pemuda bermarga Kim itu mengatakan akan melakukan penandatanganan usai berdiskusi dengan ayahnya, karena hingga detik ini pekerjaannya masih berada di bawah pengawasan CEO Kim Core Company tersebut. Yah, setidaknya ucapan itu terdengar jauh lebih menenangkan dibandingkan sikap Mingyu di pertemuan sebelumnya saat ia ditemani oleh Lee Seokmin.

Berdiri, Kim Mingyu berpamitan undur diri karena satu jam lagi ia memiliki jadwal untuk mengikuti rapat internal perusahaannya. Mingyu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, sebagai salam perpisahan. "Aku harap proyek ini dapat berjalan dengan baik, mengingat proyek ini merupakan proyek pertamaku."

Senyum Seungcheol mengembang sempurna. Menyambut uluran tangan Mingyu dengan penuh kelegaan. "Tentu saja. Aku berjanji proyek ini tidak akan mengecewakanmu." Memberi jeda sebentar, Seungcheol masih merasa harus melakukan sesuatu setidaknya untuk memastikan bahwa keterbukaan Mingyu hari ini tidaklah palsu. "Haruskah aku membuat acara kecil-kecilan agar kamu bisa bertemu dengan Jisoo? Jisoo hanya berada di sini hingga libur musim panasnya berakhir. Aku harap setidaknya kalian bisa bertemu sebelum Jisoo kembali ke Amerika."

Pada awalnya, Mingyu tertawa menyambutnya. Tapi, "aku tidak yakin akan bisa berhadir atau tidak. Tapi jika diundangan, undangan itu akan kusambut dengan senang hati."

Mingyu langsung cekikikan geli begitu berhasil masuk ke dalam mobilnya dan melaju meninggalkan restoran hotel tempat ia dan Seungcheol bertemu. Bodoh saja, ucapnya dalam hati. Tentu Mingyu tidak akan menerima proyek yang Seungcheol ajukan begitu saja. Ucapannya tadi hanyalah sebagai pemanis agar pertemuan hari ini sedikit lebih menyenangkan. Selain karena sudah ratusan kali Seokmin memperingatkannya agar tak menerima proyek ini, juga karena Mingyu memang tidak tertarik sama sekali. Keputusan sebelumnya tidak berubah sedikitpun. Ia tidak akan menerima proyek Seungcheol, kecuali ia mendapat tawaran yang menarik.

Dan lagi, jangan harap Mingyu bersedia dipertemukan dengan Hong Jisoo. Bisa-bisa identitasnya terbongkar. Itulah sebabnya kenapa identas Kim Mingyu, putra tunggal keluarga Kim, selalu dirahasiakan. Tidak pernah muncul ke media. Meskipun skenario bedah plastik sudah disiapkan, tetap saja ia tidak mau gegabah. Ia harus mengikuti alur yang telah dibuat oleh keluarganya agar semuanya dapat berjalan dengan mulus.

Secara iseng Mingyu membuka ponsel genggamnya. Mengetikan nama Hong Jisoo hingga keluar beberapa foto gadis itu, meskipun tidak banyak karena Jisoo memang jarang menampakan dirinya, tidak seperti Jeonghan. Mingyu memilih salah satu foto untuk diperbesar ukurannya. "Siapa yang sanggup menolak wanita secantik ini?" monolognya. Terkekeh sebentar, "Seokmin pasti sudah tergila-gila dibuatnya. Tapi terjerat perjanjian konyol."

BAMBOOZLE (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang