16. Orang Satu-satunya

170 30 2
                                    

TANGAN SEOKMIN MENGEPAL kuat hingga ujung kukunya memutih. Sudah kehabisan kata-kata. Tidak tahu harus mengatakan apa lagi, agar ia bisa membatalkan perjanjian yang sudah dibuat oleh Mingyu dan Seungcheol dengan tanpa sepengetahuannya. Juga tidak tahu sama sekali apa yang sudah dikatakan oleh Seungcheol, atau dalam kata lain, yang sudah dijanjikannya, hingga membuat Mingyu berubah pikiran dan menerima penandatanganan kontrak proyek itu. Proyek yang Seokmin tahu prosedurnya sama sekali belum sesuai, sehingga mengandung risiko yang sangat besar. Padahal rasanya sudah jutaan kali Seokmin memperingatkan Mingyu agar tak menandatanganinya. Memiliki risiko yang besar, membuat masa depan proyek itu pun tak jelas. Terutama dari sisi keamanannya. Dan yang terpenting jika proyek itu gagal, apalagi menciptakan dampak negatif, sudah pasti tidak hanya nama baik Hong Corporation selaku induk perusahaanlah yang akan tercoreng, namun juga Kim Core Company selaku partner-nya.

Usai Mingyu menandatangani kontrak kerjasama, rasanya dunia baru saja runtuh. Seokmin yakin, dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan, selama proyek itu berjalan, pasti ada suatu hal buruk yang akan terjadi dan membuat Tuan Kim mengamukinya, karena menganggap Seokmin tak menjalankan tugasnya sebagai asisten pribadi Mingyu dengan baik. Padahal Mingyu sendiri yang sangat keras kepala. Tidak pernah mau mendengarkan masukan Seokmin.

Berjabat tangan, berbincang sedikit, pada akhirnya Seungcheol berpamitan dengan alasan hendak menghadiri rapat internal perusahaannya dengan wajah sumringah tentu saja. Disusul oleh orang bawahan Seungcheol yang dijadikan sebagai saksi penandatanganan kontrak mereka. Dan tepat di detik berikutnya, Seokmin berdiri dari kursinya untuk memukul belakang kepala Mingyu. Mingyu tidak tinggal diam, membalas dengan memukul wajah Seokmin tanpa menerima perlawanan.

"Kamu tahu apa yang baru saja kamu lakukan?" Seokmin bertanya dengan wajah lebam.

"Aku jauh lebih pintar dibandingkan kamu. Aku sangat tahu dengan apa yang baru saja aku lakukan. Jangan mengguruiku!"

"Apa kamu melakukan ini demi perjodohan itu?"

Mendengar pertanyaan Seokmin, Mingyu tertawa keras. Sangat keras. "Hong Jisoo kan maksudmu? Memangnya kenapa? Kamu menyukainya? Kamu melarangku menerima proyek ini karena khawatir Jisoo akan jatuh hati padaku?"

"Itu proyek konyol. Bahkan orang bodoh pun pasti tahu kalau proyek itu tidak memiliki AMDAL dengan benar."

Satu pukulan melayang ke wajah Seokmin. Lagi. "Itu karena kamu baru saja mengataiku," katanya. Membenarkan posisi jas, Mingyu memunguti seluruh berkas proyek yang baru saja ditandatanganinya bersama Seungcheol. Segera pergi dari sana. "Kalau kamu berani muncul di hadapan Jisoo, ucapkan selamat tinggal pada semua orang. Aku akan membuang kamu dan ibumu ke ujung dunia, setelah menuntut seluruh hutang orangtuamu."

Ancaman itu tentu bukan sekadar ancaman. Seokmin tahu itu. Telah belasan tahun mengenal Keluarga Kim, Seokmin tahu persis bagian mana yang Mingyu katakan secara iseng dan bagian mana yang dikatakannya secara serius. Seokmin meringis saat memegang sisi kanan bibirnya. Menimbulkan warna kemerahan, juga sedikit darah yang tak mengalir. Seokmin hanya menyapunya menggunakan tisu yang tersedia di restoran hotel itu. Duduk di sana sendirian, satu-satunya orang yang terpikir oleh Seokmin pada saat itu adalah penyiar berita Lee Jihoon. Karena Seokmin yakin, cepat atau lambat, pihak Mingyu atau Seungcheol pasti akan menghubungi gadis itu untuk meminta pertolongan.

"Apa aku mengganggu jadwalmu?" tanya Seokmin, begitu Jihoon mengangkat sambungan teleponnya.

"Siaranku akan dimulai kurang dari tiga puluh menit lagi."

"Syukurlah kalau begitu."

"Jika kamu menghubungiku, artinya ada satu hal yang sangat mendesak."

Ucapan Jihoon membuat Seokmin tertampar. Ya, memang benar. Selama ini Seokmin selalu menghubungi Jihoon hanya apabila terjadi suatu hal dan sudah tidak tahu harus meminta pertolongan siapa. Namun fakta di baliknya adalah, Jihoon adalah satu-satunya orang yang bisa dimintai bantuan. Karena Seokmin hanya memiliki Jihoon yang berada di belakangnya. "Maaf."

BAMBOOZLE (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang