35. Aku Menyukaimu

335 41 12
                                    

DARAH BERDESIR LAJU saat melihat kedatangan Jisoo beserta dua orang anggota kepolisian. Ketiganya berhenti dan berdiri tepat di belakang Seokmin. Mingyu merasa dijebak. Karena itu, ia merasa sangat marah hingga mencengkram kuat taplak meja sampai ujung kukunya memutih. Dan saat Mingyu berdiri, ada banyak sosok lainnya yang turut datang. Salah satunya berhasil membuat keterkejutan Mingyu bertambah hingga jutaan kali lipat. "Reporter-ssi?" panggilnya. Lalu memandangi mereka semua satu per satu. Senyum masam Mingyu muncul begitu mengerti dengan situasi sekarang. Ternyata semua ini hanyalah skenario untuk menjebaknya. Termasuk kehadiran seorang reporter di hutan belakang Rumah Sakit Hwan. "Harusnya aku bisa membaca skenario kalian sejak awal."

Seokmin menghubunginya, menyampaikan keinginannya untuk bertemu dan bicara empat mata. Mingyu merasa bodoh karena memercayainya begitu saja. Sekarang apa? Tujuh lawan satu. Dari segi manapun, ini tidak adil. Ini adalah pengeroyokan.

"Duduklah dulu. Ini tidak seburuk yang kamu kira," kata Wonwoo, berjalan mendahului Jihoon dan Soonyoung. Bahkan dengan berani memegang pergelangan Mingyu agar menurut kepadanya. Namun yang ada ia malah menerima penolakan keras. Tak segan Mingyu menepis tangan Wonwoo dengan sedikit kasar. Soonyoung hampir marah tapi Wonwoo berhasil meyakinkan bahwa ia baik-baik saja. Tak perlu Soonyoung bela. "Skenarionya, aku dan Soonyoung kabur dari penangkapan keluargamu. Tersesat di hutan dan bertemu denganmu adalah di luar skenario."

Mingyu masih enggan duduk kembali. Dengan tegas ia mengepalkan tangan lalu memukul meja. Menatap Seokmin tajam. "Sekarang apa maumu."

Jihoon mengambil posisi duduk. Meja yang melingkar itu hanya memiliki empat buah kursi di setiap sisinya. Dan kini Jisoo duduk tepat di hadapan Jihoon.

"Wonwoo benar, ini tidak seburuk yang kamu kira," kata Jihoon. Mengambil garpu kepunyaan Mingyu. Memasukkan sepotong jamur ke dalam mulut. Bicara sambil mengunyah. Biarlah terkesan tidak sopan. Toh di sana tidak ada satu pun kamera. "Kita hanya perlu membuat perjanjian dan semua kekacauan ini dapat kita hentikan sekarang juga. Apa kamu bersama seseorang ke sini? Kamu bisa memanggilnya dan menjadikannya sebagai saksi dalam perjanjian antara kamu dan Seokmin."

Mingyu tergelak. Masih enggan duduk. "Kamu pikir aku akan menyepakatinya?"

"Kamu tidak punya pilihan lain selain menyepakatinya," kata Jihoon lagi, memberi kode pada Chan agar menunjukkan video rekaman CCTV yang berhasil ia dapatkan dari pihak rumah sakit. Membuat Mingyu semakin marah. Bahkan otot-otot dan urat lengan menguar seperti akan keluar dari permukaan kulitnya. Jihoon menyentuh urat Mingyu secara iseng. Bahkan sambil tertawa. "Ini menguntungkan kedua belah pihak. Kamu tidak akan menyesal. Aku jamin."

Akhirnya Mingyu bersedia duduk. Ia pun langsung menghabiskan segelas kopi pesanannya dalam sekali tegukan. "Cepat katakan apa mau kalian semua."

Seokmin menerima instruksi dari banyak pihak agar ia sendiri yang menjelaskan semuanya. "Aku tidak akan menuntutmu, hanya jika keluargamu mencabut tuntutan terhadapku."

"Bagaimana bisa aku melakukannya? Kamu tahu sendiri kalau yang menuntutmu itu adalah Ayahku. Kenapa tidak kamu coba mendatangi Ayahku untuk bernegosiasi?"

"Hanya kamu yang tahu kapan dan bagaimana cara untuk bernegosiasi dengan dia." Sepertinya Jihoon menyukai jamur yang ada di piring pasta milik Mingyu. Gadis itu tak henti menyuapnya. "Aku yakin kamu mengerti apa maksudku."

Mingyu menghela napas dibuatnya. Akhirnya mendorong piring pasta miliknya agar Jihoon dapat menghabiskan semuanya. Setelahnya, Mingyu tersandar dengan pasrah. "Kamu tanyakan saja pada mantan gebetanmu itu. Ayahku itu sangat keras. Aku saja sering mendapat hantaman, apalagi kalian semua."

"Mantan gebetan?" tanya Soonyoung.

Berhasil menghabiskan semua jamur, kini pasta-lah yang masuk ke dalam mulut Jihoon. Menjawab pertanyaan Soonyoung dengan mulutnya yang penuh. "Seokmin."

BAMBOOZLE (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang