19. Kim Mingyu

173 32 15
                                    

SEIRING DENGAN BEREDARNYA rumor pencemaran lingkungan yang terjadi akibat keberadaan gedung anak perusahaan Hong Corporation bernama HC Looks, satu langkah paling awal yang dilakukan oleh Tuan Hong selaku CEO adalah memanggil Choi Seungcheol ke ruangannya. Berusaha keras untuk tetap tenang selagi menunggu kedatangan laki-laki berkulit putih pucat itu sambil terus menggulir layar komputer kerjanya. Berselancar di berbagai macam situs yang memberitakan rumor proyek dari anak perusahaannya yang kini dikelola oleh Choi Seungcheol.

Dari salah satu situs berita, ia dapat melihat berbagai macam bukti rumor yang terus menyudutkan pihaknya. Mulai dari keterangan dari masyarakat yang tinggal tidak jauh dari aliran sungai, laporan kesehatan korban, hingga potret air sungai yang dinilai mengalami sedikit perubahan warna. Ditambah lagi, kolom komentarnya mulai dibanjiri oleh bukti-bukti pengakuan korban lainnya.

Semakin dibaca, rumor itu semakin membuat pening. Dengan kewarasan yang tersisa kurang dari setengahnya, ia memijat sisi kepala yang terus berdenyut nyeri.

"Ayah tidak apa, kan?" tanya Jisoo, yang entah sejak kapan ia telah berada di sana. Dengan wajah khawatir, Jisoo menyerahkan sebotol air mineral bersama obat pereda rasa pusing. "Seungcheol sudah tiba di basement. Aku harap Ayah tidak terlalu menguras tenaga hanya untuk masalah ini. Kesehatan Ayah jauh lebih penting. Haruskah aku memanggil Dokter Shin ke sini untuk memeriksa kesehatan Ayah?"

Tuan Hong menggelengkan kepala, menolak. Bersama seutas senyuman, ia harap itu dapat menenangkan putri termudanya ini sebagai pertanda bahwa dirinya masih baik-baik saja. Tidak perlu sampai memanggil dokter. "Di mana Kakakmu?"

"Dia menemani Ibu di rumah."

"Bagus kalau begitu." Setidaknya, ia merasa jauh lebih tenang sekarang. Kedua putri Hong telah berbagi peran untuk menenangkan kedua orangtuanya.

Yang sayangnya, ketenangan tersebut hanya berlaku sebentar. Tuan Hong sama sekali tidak bisa menahan emosinya bahkan sejak detik pertama Seungcheol menampakkan diri di ruang kerjanya. Ditambah lagi, Seungcheol sama sekali tidak kooperatif saat ditanya berbagai hal mengenai proyek yang tengah ia kelola. Emosi Tuan Hong sama sekali tidak bisa dibendung lagi. Padahal rencananya, ia tidak ingin mengamuk di hadapan sang putri.

"Katakan yang sebenarnya! Katakan dengan jujur kalau sebenarnya proyekmu itu sudah gagal sejak awal, Choi Seungcheol!" Bentak Tuan Hong sekali lagi, yang kini jauh lebih nyaring dibandingkan sebelumnya karena sejak tadi salah satu calon menantunya itu terus berkilah.

Tentu Kim Mingyu tidak dapat sepenuhnya disalahkan karena Seungcheol-lah yang sebenarnya memegang kendali. Mingyu hanya diajak kerjasama oleh Seungcheol. Maka biarlah Mingyu menjadi urusan calon besannya. Namun sayangnya Seungcheol terus saja berkilah, mengatakan bahwa berita itu sama sekali tidak benar dan hanya sebatas rumor semata. Bahkan berani menjamin bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dalam waktu cepat, berita buruk ini akan hilang dengan sendirinya.

Padahal bukti-bukti yang sudah terlanjur menyebar mengatakan hal yang sebaliknya. Bagaimana bisa ia merasa tenang?

Saat Tuan Hong membentaknya dengan suara nyaring sambil memukul meja, Seungcheol tersentak kaget. Sebelumnya, Seungcheol memang sudah berulang kali mendapat teguran keras seperti ini setiap kali melakukan kesalahan. Namun baru kali ini ia mendapat teguran sekeras ini. Belum pernah Seungcheol melihat calon mertuanya itu semarah ini.

Akan tetapi, Seungcheol sama sekali tidak boleh mengendorkan ucapannya. Kendor sedikit saja, pasti akan memunculkan kecurigaan lalu kebohongannya selama ini akan terbongkar. "M-maaf... Tapi seperti yang saya katakan sebelumnya, proyek ini berjalan dengan sangat baik. Ayah bisa melihat bagaimana nilai saham kita meningkat tajam saat proyek ini diumumkan. Baru mengalami penurunan saat rumor tersebar. Aku tidak tahu ada motif apa di baliknya, tapi aku akan mengatasi semuanya dengan cepat."

BAMBOOZLE (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang