5. Tekanan dengan Sakit Berkepanjangan

284 36 4
                                    

SELAMA LEBIH DARI tiga tahun melewati masa perkuliahan dengan serius, tidak banyak kenangan yang dibuat karena memang seperti itulah seharusnya. Yang mengenalinya pun tidak banyak orang, karena memang itulah tujuannya kenapa mengunci interaksi. Semakin sedikit, semakin bagus. Akan semakin puas pula orang yang telah memakai jasanya.

Hal tersebut tentu berbanding terbalik dengan tujuan mahasiswa dan siswi kebanyakan yang ingin memperluas pertemanan dan koneksi agar tak merasa kesulitan begitu resmi menyandang status sebagai sarjana, dalam kata lain pengangguran. Termasuk Hong Jisoo, meskipun tujuannya usai merasakan bangku kuliah di tahap pertama bukanlah dunia pekerjaan, seperti yang diharapkan oleh kedua orangtuanya.

"Ingin mengambil posisi apa setelah ini?" Jun bertanya saat dia dan Jisoo berada dalam mobil yang sama, usai menyelesaikan beberapa urusan di kampus, dan mendapatkan ijazah sarjana mereka masing-masing.

Kini apa pun yang dikatakan oleh orang lain, Jisoo tidak mau ambil pusing lagi. Bahkan jika teman-temannya di kampus berprasangka bahwa begitu lulus kuliah nanti mereka berdua segera melangsungkan pernikahan, Jisoo akan tetap menutup mulutnya. Biar waktu yang akan menjawab. Namun yang pasti, hal bodoh itu tidak akan terjadi, tentu saja. Karena Jisoo sudah memiliki rencana untuk masa depannya sendiri. Dan itu tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan pasangan hidup.

Kembali ke pertanyaan Jun, posisi apa? Jisoo juga tidak tahu, karena dia tidak pernah memikirkan hal tersebut, walaupun kedua orangtuanya sempat menghantui pertanyaan yang sama. "Apa kamu melihat Mingyu tadi?"

Sudah beberapa hari ini, sepertinya hampir selama tiga minggu, begitu beberapa orang mahasiswa dan siswi menyelesaikan seluruh SKS, Mingyu tidak pernah terlihat lagi. Hal ini memang termasuk wajar karena SKS telah terpenuhi, itu artinya segala urusan di kampus telah selesai. Jun dan Jisoo pun datang ke kampus hanya sesekali untuk mengurus berbagai administrasi seperti hari ini. Tapi yang anehnya, Mingyu tak pernah lagi terlihat bahkan walau sekadar untuk mengurus administrasinya. "Mungkin dia sudah bekerja," kata Jun, menghentikan laju mobilnya tepat di depan sebuah toko roti. Di depan toko roti tersebut berjajar pot bunga dengan berbagai macam jenis dan warna. Air merembes dari bawah pot sebagai pertanda bahwa tanaman tersebut baru saja selesai disiram. "Dia terlalu ambisius belajar."

Jisoo tak membantah kata ambisius. Karena seberapa pun tingginya tingkat keambisiusan Jisoo untuk segera meraih status sarjana, Mingyu nampak jauh lebih ambisius. Membuat semua orang merinding ngeri jika melihatnya. Menghabiskan waktunya hanya di perpustakaan, tak pernah terlihat mampir ke kantin satu kali pun. Jisoo menengok bagian dalam toko roti melalui dinding yang terbuat dari kaca. "Apakah ada Hansol?"

Jun mengangkat bahunya satu kali. Membukakan pintu agar Jisoo masuk terlebih dulu. Aroma manis yang lezat menyambut mereka berdua. Masing-masing mengambil roti yang diinginkan, lalu memilih tempat duduk di lantai dua. Memesan kopi dengan rasa yang berbeda namun sama-sama dingin. Seperti biasa, tempat duduk di toko roti ini selalu sepi dan tenang. Lokasi yang paling nyaman jika membutuhkan waktu sendiri. Maka tidak heran kenapa toko ini menjadi lokasi rahasia, entah itu lokasi berkencan para selebriti, atau pertemuan-pertemuan rahasia antar pembisnis. Jisoo sendiri pun mengetahui lokasi ini berkat ayahnya.

"Apakah Hansol datang hari ini?" tanya Jisoo, pada pelayan yang mengantarkan minuman mereka. Mendapat kejelasan bahwa Hansol dan kekasihnya, pemilik toko roti ini, Boo Seungkwan, baru saja pergi bersama sekitar setengah jam yang lalu. "Ah... Jadi kami berselisih."

"Kamu belum menjawab pertanyaanku," kata Jun begitu pelayan toko telah meninggalkan mereka berdua. "Ingin berada di posisi apa setelah ini?"

Satu alasan kenapa lokasi ini sering ia datangi bersama Jun, karena media tidak boleh terlalu sering melihat mereka menghabiskan waktu bersama. Berbeda dengan gosip di kampus yang tidak akan memberi pengaruh banyak, tentu media akan berlaku sebaliknya. Demi menangkal kemungkinan gosip yang bermunculan, lalu merebat ke bisnis kedua orangtua mereka. "Bahkan walaupun aku menjawab posisi CEO, kamu pasti akan percaya."

BAMBOOZLE (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang