33. Saling Melupakan

187 34 15
                                    

MINGYU MENGANGKAT JARUM suntik setinggi mungkin. Melayang bersamaan dengan pintu kamar rawat ibu Seokmin yang terbuka. Sialnya, Seokmin tidak datang seorang diri. Melainkan bersama dua orang satpam rumah sakit, anggota kepolisian bernama Seo Myungho, dan juga Wen Junhui: entah sejak kapan pemuda itu bergabung dalam misi ini. Membuat Mingyu merasa terpojok. Dikepung dan dikeroyok. Karenanya, Mingyu mengambil ancang-ancang sungguhan hendak menyuntikkan ramuan mematikan itu ke lengan Jisoo. Jarumnya semakin dekat dengan permukaan kulit ketika Myungho mengancam Mingyu dengan sebuah pistol. Memegang kedua tangan Jisoo dengan erat. Berlindung di balik tubuh gadis mungil itu. "Mundur atau aku benar-benar akan membunuh Jisoo?"

"Kamu bisa membunuhku jika mau. Kenapa harus membunuh orang yang tidak bersalah?" tanya Seokmin, tetap maju meski Myungho sempat menghalanginya. Juga Jisoo yang terus menggelengkan kepala agar Seokmin tak berbuat nekat. Karena selain akan membahayakan Jisoo sendiri, tentu juga akan membahayakan Seokmin.

Mingyu tak sanggup menjawab. Malah kembali ingat dengan ucapan ayahnya. Jangan melukai Jisoo dan Jihoon, karena mereka memiliki background yang kuat. Sekarang apa boleh buat? Mengubah rencana secara mendadak hanya akan membuat posisinya semakin terancam. Lebih baik membuat ayahnya marah dibandingkan nyawanya sendiri yang melayang. Melihat Seokmin terus melangkah maju, Mingyu malah melangkah mundur. Baru berhenti begitu berada tepat di pintu balkon. "Kamu pikir aku bodoh? Kamu tidak bisa membohongiku sedikit pun. Kamu menyukai orang ini sejak lama."

"Lalu?"

Jarum suntik sudah benar-benar dekat dengan permukaan kulit Jisoo. Salahkan saja Myungho. Karena gadis itu terus melangkah maju dan berhenti tepat di samping Seokmin. Mengarahkan pistol ke kepala Mingyu. "Melenyapkan mereka berdua, sama dengan menghancurkan hidupmu."

Mereka berdua. Seokmin tahu persis mereka yang Mingyu maksud adalah Jisoo dan ibunya. "Daripada menghancurkan hidupku, kamu bisa langsung melenyapkanku."

"Itu tidak menyakitkan!" teriak Mingyu pada akhirnya. "Aku ingin kamu merasakan semua kehancuran. Aku ingin kamu merasa tidak punya kehidupan lagi dan tersiksa sepanjang hari. Aku ingin kamu menderita sampai akhir!"

Dan, begitu kalimat itu selesai, Mingyu sungguhan melayangkan jarum suntuknya. Beruntung Seokmin berhasil menahan tangan Mingyu dan meloloskan Jisoo dari sergapan. Terjadi perkelahian sengit antara Seokmin dan Mingyu di balkon. Terlalu seimbang sehingga Myungho merasa wajib turun tangan. Memberi instruksi pada kedua satpam di sana agar pergi mengamankan ibu Seokmin dan juga Jisoo. Myungho dibuat geleng-geleng kepala karena Jun malah hanya sibuk merekam segala adegan melalui ponsel genggamnya sejak awal kedatangan. Tapi itu bagus. Rekaman video bisa dijadikan barang bukti jika nanti dibutuhkan. Myungho sangat ingin ikut bertindak setidaknya merebut suntikan yang berada di tangan Mingyu. Namun ruang balkon terlalu sempit untuk menjejal mereka bertiga.

Berhasil mengait kaki Mingyu dengan kaki, Seokmin menariknya sekuat tenaga hingga Mingyu kehilangan keseimbangan. Terjatuh dari balkon. Yang terselamatkan hanyalah suntikannya, mendarat di lantai balkon. Tepat di samping kaki Seokmin. Hampir diambil alih oleh Seokmin namun dicegah Myungho. Menggunakan sarung tangan, gadis itu mengamankannya sebagai barang bukti. Mengintip titik di mana Mingyu terjatuh. Terjatuh dari lantai tiga, memiliki tingkat kemungkinan selamat kurang dari lima puluh persen.

Jun ikut menghampiri. Berdiri di samping Myungho. Masih bersama rekaman videonya. "Ini adalah lokasi terjatuhnya Kim Mingyu," katanya.

Lagi-lagi Myungho menggelengkan kepala. "Sudah, hentikan rekamanmu. Itu sudah cukup. Seok, kamu tidak apa?"

Seokmin menjawab dengan gelengan kepala. "Jisoo dan ibu dibawa ke mana?"

Bahu Myungho terangkat bersamaan dengan masuknya dua orang satpam tadi. Dengan segera Seokmin menghampiri untuk menanyakan keberadaan Jisoo dan sang ibu yang ternyata dibawa ke ruang di mana Chan dirawat. Rasanya sangat menyakitkan melihat dua orang wanita di sana menangis sambil berpelukan.

BAMBOOZLE (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang