23. Menggali Lubang Kubur Sendiri

162 32 6
                                    

"Wen Junhui sialan!" Jisoo mengumpat sangat nyaring. Saking nyaringnya, suara teriakan Jisoo berhasil membuat dua orang pekerja rumah tangga di rumah keluarga Hong larit terbirit dan mendatangi kamar Jisoo. Keduanya dengan panik memerhatikan seluruh sisi kamar Jisoo yang luas bernuansa putih itu. Jisoo mengangkat sedikit dagu untuk menanyakan maksud dari kehadiran mereka berdua di sana. Secara tiba-tiba, tanpa mengetuk pintu pula.

Dua orang pekerja rumah tangga itu dengan kompak membungkukkan badan. "Maaf, kami kira Tuan Jun sedang berada di sini dan melakukan sesuatu yang buruk terhadap Anda," kata salah seorang diantaranya.

Jisoo mendengus kesal. Ya, dia memang sudah melakukan hal buruk terhadapku tapi kemarin! Umpat Jisoo dalam hatinya. Dengan wajah merah menahan marah yang membuat siapa saja yang melihatnya jelas dapat menangkap kemarahan itu. Termasuk dua orang pekerja rumah tangga Keluarga Hong. Padahal sangat jelas bahwa rasa kesal Jisoo tidak ditujukan kepada mereka. Jisoo hanya terbawa emosi, meskipun ia sudah sempat mengomeli Jun sesaat setelah laki-laki asli Tiongkok itu mencium pipinya. Terlebih lagi di tempat umum. Beruntung Jisoo masih punya akal sehat dan tidak mengamuki Jun di toko roti kepunyaan Seungkwan itu seperti kesetanan. Mengamuk hanya akan memperburuk citra baik Keluarga Hong. "Apa salah satu dari kalian sudah melihat berita pagi ini?"

Dua orang pekerja rumah tangga itu menggelengkan kepala bersamaan, lalu saling memandangi satu sama lain. Mereka sama-sama terlalu sibuk membersihkan rumah karena rencananya sore hari ini ada banyak tamu Tuan Hong yang akan datang berkunjung. Sehingga mengutak-atik ponsel genggam pun tak sempat lagi. "Memangnya ada apa dengan berita pagi ini? Apakah ada yang bisa kami lakukan?"

"Tidak apa, tidak masalah. Kalian bisa keluar."

Dan, dugaan Jisoo benar. Tidak lama setelah berita yang membuatnya mengamuk pagi ini dirilis, namanya beserta Wen Junhui dan Kim Mingyu langsung menjadi headline di mana-mana. Jisoo menarik napas panjang sebelum membuka pintu ruang kerja ayahnya. Akan dimarahi, tentu saja. Tapi ketika Jisoo juga melihat keberadaan Jun di sana, ia jadi sedikit merasa lebih lega. Kabar buruknya, juga ada Mingyu dan Seungcheol di sana.

"Ada apa dengan kalian, hng?" tanya Tuan Hong, berusaha seramah mungkin.

"Tanyakan saja pada Jun," kata Jisoo.

Bukannya takut, Jun malah cengengesan meskipun Tuan Hong menatapnya dengan tajam. "Itu hanya permainan, jangan dianggap serius."

"Permainan katamu?" Seungcheol tiba-tiba menimpali tanpa diminta siapa-siapa.

"Ya. Permainan agar pertunangan Jisoo dan Mingyu dibatalkan."

Mingyu tertawa remeh. Seungcheol dan Tuan Hong jelas sangat marah. Sedangkan Jisoo sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Pemikiran Jun sudah terlalu jauh di luar nalar.

Jun melanjutkan kalimatnya. "Ayolah, Mingyu dan Jisoo tidak saling menyukai. Jadi kenapa mereka harus dijodohkan?"

"Memangnya kamu tahu apa tentang mereka?" Seungcheol berdiri. Sudah sangat terbawa emosi.

Dan Jun pun tidak mau kalah. "Aku sahabat Jisoo. Dekat dengannya sejak SMA. Kamu sendiri memangnya tahu apa, hng? Kamu kan yang sudah merencanakan perjodohan ini? Punya maksud apa dibaliknya? Apa keuntungan yang kamu dapatkan jika berhasil menjodohkan mereka?"

 Kamu sendiri memangnya tahu apa, hng? Kamu kan yang sudah merencanakan perjodohan ini? Punya maksud apa dibaliknya? Apa keuntungan yang kamu dapatkan jika berhasil menjodohkan mereka?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BAMBOOZLE (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang