#Pertemuan Tak Di Duga

0 0 0
                                    

6 jam sudah kita lewati dalam perjalanan. kini, semua komunitas beserta peserta lainnya turun dari Bis dan langsung berkumpul di penginapan.

"Ehh, kata bunda aidah, kita bertiga di pilih buat nyanyi bareng," ucap caca yang baru datang.

Bunda aidah, dia adalah salah satu pemandu komunitas kami dari bandung, dia yang harus bertanggung jawab keperluan kami selama dalam perlombaan dan kunjungan nanti.

"Kapan bunda bilangnya,?" Tanya fira.

"Barusan aku di panggil ke tempat itu," tunjuknya.
Kami berdua mengangguk.

"Ya sudah, yuk, sekarang kita masuk penginapan, besok kan kita harus sudah siap semua nya," perintahku.

Penginapan di suatu tempat yang tidak jauh dari acara yang akan kami laksanakan, cukup sederhana, hanya ada satu kamar yang cukup untuk kami bertiga, sedangkan peserta yang lain, mereka berada di penginapan yang lain.

--------

"Deg, degan banget sih,"ujarku yang sedari tadi mematung di depan cermin yang menempel di dinding.

"Laa haula aina," sahut fira sambil merapikan jilbabnya.

"Bismillah ya allah, semoga acara kita hari ini lancar," Ucap caca sambil merangkul bahuku dan fira.

"Semangat,," ucap fira sembari mengacungkan tangan nya menandakan semangat.

"Semangat,,," ucap kami barengan.

:
:

Pov Alif.

Para peserta sudah berdatangan dari beberapa kampung di desa itu, kamipun sebagai panitia pelaksana dengan sopan dan santunnya menyambut mereka. Tak lama kemudian, datanglah satu rombongan dari komunitas sholawat yang sudah di janjikan pak kades satu bulan lalu.

Ya, komunitas itu hanya di khususkan untuk perempuan. Bu kades yang sedari tadi menunggu kehadiran dari kunjungan komunitas itu tersenyum manis menyambut mereka.

Satu persatu saling bersalaman, dan langsung menduduki kursi pendaftaran. Walaupun mereka hanya berkunjung ke perlombaan di sini, mereka punya hak untuk mempunyai no peserta.

"Assalamualaikum," ucap salah satu peserta di hadapanku.

"Waalaikumsalam, " jawabku lirih.

Tiba - tiba saja, saat ia berjalan memunggungi ku, sekejap ia menoleh dan tersenyum padaku.

"Astaghfirulloh, berarti benar, itu memang dia, Raina Az-zakiyyah. Yang selama ini ku kagumi," batinku. Ku balas senyumannya dengan anggukanku.

_______

Perlombaan pun berjalan dengan lancar, satu persatu peserta maju dan menampilkan prestasinya dengan baik, sebagai ustadz muda yang melihat santri didik ku ikut perlombaan, aku sangat bangga dan senang, mereka bisa mendapatkan juara satu di perlombaan tahun ini, dan bahkan mendapatkan juara umum.

Selepas perlombaan, kini giliran penampilan dari komunitas sholawat. Ya, gadis itu pasti ada di salah satu kerumunan itu, aku sengaja duduk di paling depan, berharap gadis itu ada di jajaran paling depan.

Mereka pun berjajar dengan rapih dan tertib, tetapi, gadis yang sedari tadi ku tunggu - tunggu tak ada di kerumunan salah satu mereka.

"Kamu di mana si," gumamku.

Suara tepuk tangan sangat bersorak sorai sangat meriah saat tiga gadis datang paling akhir dan langsung menepati posisi paling depan.

Wajahku langsung berbinar saat melihatnya, tanganku ikut bertepuk seperti yang lainnya. Hari ku begitu bersemangat dengan kedatangan komunitas itu.
Ya, dan tanpa di sengaja kedatangan mereka membuatku bertemu dengan pujaan hatiku.

Mataku tak henti menatap nya yang berada di atas panggung, sesekali pula ia melirik ku dan langsung mengalihkan lagi pandangannya pada yang lain.

Mungkin dia malu, batinku sambil fokusmendengarkan lantunan nyanyiannya yang amat merdu, ahh coba saja dulu aku menolak tawaran dari pak kades untuk jadi juri dan panitia di sini, mungkin aku tidak akan bertemu dengannya seperti ini.

#Hanya_Alloh_Yang_Tahu 🤍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang