Mencintai dan di cintai, itu adalah sebuah fitrah dari setiap manusia, setiap insan di dunia pasti akan merasakannya.
Namun perbedaannya, bagaimana kita mengambil sebuah fitrah tersebut, apakah dengan jalan yang halal, atau sebaliknya, dengan jalan yang tidak di halalkan.Waktu menunjukkan pukul 7 pagi, Alif yang sedari tadi sudah rapi dengan koko abunya bersiap - siap untuk pergi ke acara Haul Akbar yang bertepatan jauh dari asal kotanya.
"Ayo lif, keburu siang," panggil Abinya.
"Iya bi," sahut Alif. Ia langsung keluar dengan sorban hitam yang menutupi atas pecinya.
"Ganteng banget kamu," goda Abdul.
Alif tersenyum. "Bisa aja abi mah," ucapnya tersipu malu.
Abdul hanya cengengesan sambil geleng - geleng kepala melihat putra keduanya yang kini sudah beranjak dewasa.
"Bawa baju ganti," perintah Abdul.
"Lah, kenapa emangnya bi?" Tanya Alif.
"Takutnya pulang malam, kalo nggak ganti baju nanti bau," jawab Abdul sedikit tertawa.
Alif ikut tertawa, mendengar ucapan Abinya.
Di tengah perjalanan, Alif tak banyak bicara, ia hanya fokus pada Benda perseginya, sedangkan Abdul yang memang sedari tadi mengemudi mobil sesekali melirik aneh akan tingkah anaknya itu.
"Lif," Abdul membuka pembicaraan.
"Iya bi," sahutnya.
"Fokus ngapain?" Tanya Abdul.
"Eh, engga bi, cuma liat ini, pesanan Alif sudah nyampe belum gitu," jelasnya.
"Oh,"
"Iya bi," sambil celingukan.
"Gimana keputusan kamu?" Tanya Abdul tiba - tiba.
"Maksud Abi?" Alif balik nanya sambil keheranan.
Abdul hanya menyunggingkan senyuman tipis.
"Keputusan kamu gimana? Apa masih dengan perempuan itu?"
Alif terdiam, dan memposisikan dirinya.
"Jangan ragu lif, keputusan mu itu yang terbaik untukmu," Tutur Alif.
"Mungkin masih belum waktunya bi," jawab Alif.
"Walaupun Alif sudah siap, tapi ummi--" Alif menggantung kan ucapannya.
"Ummi pasti merestui," ucap Abdul meyakinkan anaknya itu.
Dengan lembut, Abdul mengusap pundak Alif, berharap ia tidak ragu lagi atas pilihannya.
"Makasih bi,"
______________
Tibalah di tempat tujuan, waktu perjalanan memang sangat menguras, jam satu siang mereka baru sampai di sana.
Alif memang baru pertama kali datang ke daerah itu, walaupun sudah sering datang ke acara - acara Haul Akbar, paling acaranya di adakan di tempat tak jauh dari kota tempat tinggalnya.
Puluhan bahkan ratusan jema'ah yang hadir di acara itu, semua serempak memakai koko putih beserta peci putih, tak lupa dengan sorban nya yang begitu pada mencolok masing - masing.
"Bi, ko cuma Alif yang beda?" Tanya Alif keheranan.
"Tadi kan abi suruh pake koko putih, kamu ngeyel maunya ini," jawab Abdul.
Alif hanya menyengir kuda.
Tak hanya jema'ah putra saja, di samping kanan dengan balutan kain hijau yang menjadi hijab pembatas, ada pula jema'ah putri yang tak kalah banyaknya dari jama'ah putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
#Hanya_Alloh_Yang_Tahu 🤍
Fiksi RemajaBerawal dari ketidak sengajaan. Dan semoga allah satukan...! ~~~~~~ Bismillah dengan izin allah semoga kita selalu dalam lindungan nya Aamiin. Sesuatu yang mustahil apa bisa kita raih? Semacam ingin menghilang dalam kesendirian begitu berat nya coba...