Meninggalkan Untuk Menjaga

1 0 0
                                    


"Assalamualaikum, Ada apa bi?" Tanya Alif yang langsung duduk di sofa.

"Waalaikumsalam, sini duduk, abi mau bicara sama kamu," perintah Abdul.

"Alif, apa kamu sudah siap?"

Alif hanya terdiam, tak menjawab pertanyaan Abdul.

"Alif,"

"Sudah bi," jawab Alif. Ia faham apa yang abdul tanyakan padanya.

Hening seketika.

"Apa yang membuat kamu siap?"

Deg.

Pertanyaan itu seolah merendahkan Alif, dan seakan - akan ia tidak mampu.

"Alif, dengarkan baik - baik ucapan Abi,"

"Saat perjodohan kamu dengan putri tunggalnya Hj kholid itu, sebenarnya abi sedikit ragu, abi hanya ingin kamu memilih pasangan kamu sendiri,"

Seketika Alif mendongakkan wajahnya dengan tersenyum pada Abdul.

"Bukannya dulu Abi tidak mengerti dengan perasaan kamu, tapi Ummi mu terus menerus inginkan kamu di jodohkan dengan Ustadzh Uus," tuturnya.

"Alif faham bi,"

"Lalu, apa yang ingin Abi sampaikan pada Alif sekarang?"

"Dengar nak!"

"Pernikahan itu bukan hal yang gampang, pernikahan itu jangan kamu jadikan candaan, terlebih kamu itu laki - laki, yang bakal menjadi pemimpin dan imam bagi keluarga mu, bagi anak dan istri mu,"

Lagi - lagi, Alif masih terdiam.

"Sekarang Abi mau bertanya sama kamu.
Apakah kamu sudah siap menafkahi lahir dan batinnya perempuan yang akan kamu jadikan seorang istri?"

Alif masih setia dengan diamnya.

"Alif, Lihat Abimu ini nak!"

Alif mendongakkan kepalanya, terlihat tetesan demi tetesan mengalir dari pelupuk matanya.

"Abi selalu mendukung mu, kamu mau menikahi perempuan mana saja, Asalkan dia baik dan patuh terhadap mu suatu saat kelak,"

"Maka dari itu, benahi dirimu sendiri dari sekarang, kamu sudah siap menafkahi batinnya, tapi apakah kamu sudah siap menafkahi lahirnya? Mau kasih apa kelak jika kamu sudah menikah dengannya? Kamu faham apa yang Abimu ucapkan?".

Alif hanya mengangguk pelan.

"Bukannya Abi meragukan niat baikmu itu Alif," lanjut Abdul.

"Abi, Alif hanya takut nanti ada yang mendahului melamarnya, Alif takut kehilangan dia Abi,"

Abdul memandangnya sedikit cemas nan agak kecewa akan ucapan anaknya itu.

"Alif, itulah kelemahan mu pada perempuan, ingat Alif, jika memang dia sudah jodohmu dan sudah di takdirkan untuk mu, maka sejauh apapun jarak kamu dengannya, tidak akan menjadi hambatan untuk kalian berdua," seru Abdul.

Sejenak Alif terdiam. "Alif mengerti bi," ujarnya.

"Selama bukan allah yang hilang dari hatimu, kamu pasti akan baik - baik saja Alif, renungkan lagi perkataan Abi ini," ucap Abdul dan langsung beranjak pergi ke kamar.

Alif masih terdiam, tak berkutat sama sekali.

_____________

Pov Alif.

"Abi bener,"

"Perlakuan ku saat ini, sama halnya seperti pacaran, Astaghfirulloh Alif, kamu kan sayang sama dia? Harusnya kamu jaga dia, bukannya malah seperti ini," gerutuku pada diri sendiri.

#Hanya_Alloh_Yang_Tahu 🤍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang