#Khimar Ahmar

0 0 0
                                    


"~Laa tuhibbu rojulan ghoiro fii hubkan~"

"Janganlah kamu mencintai laki - laki lain, selain laki - laki yang kamu cintai,"

Tak terasa, tiga bulanpun berlalu,
Kalimat itu, yang selalu ia ingat.
Kalimat yang mampu untuk menjaga satu nama seseorang yang telah singgah di hati Aina.

[_ Di hati ini, Hanya tuhan yang tahu... di hati ini, aku rindu padamu,_]

Lirik Lagu yang selalu menemaninya di kala waktu senggang.
Ya, lagi - lagi Aina larut dalam lamunannya, kesendirian kali ini membuatnya nyaman, hanya di temani musik dan Ear phone yang terselip menutupi kedua telinganya.

[_ tulus sanubari, menantikan hadirmu__]

"Assalamualaikum," salam seseorang.

Aina menghentikan nyanyiannya, saat ia menoleh ke samping kanan, terdapat sosok pria yang sering ia jumpai kala mengajar di madrasah.

"Waalaikumsalam," jawab Aina sembari melepaskan Ear phone nya.

"Lagi ngapain?" Tanya Ilham.

"Keliatan nya," jawab Aina ketus.

"Ishh, biasa aja dong, kaya yang sebel aja liat saya tuh," ujar ilham.

Aina menghiraukan lelaki itu, ia sibuk memasang lagi Ear phone nya.

"Kangen seseorang yah?" Tanya Ilham tiba- tiba.

Aina langsung menoleh dan menunjukan ekspresi wajah nya yang kesal.

"Bukan urusan ustadz," jawab Aina sambil berlalu.

"Kalo kamu lagi kangen seseorang doa kanlah dia, lianna dua'ahu huwa thoriqol aksaro syariyatil lilhabb, karena mendoakan nya adalah cara mencintai yang paling rahasia," Teriak ilham dari belakang Aina.

Aina berhenti sejenak, mencerna apa yang di katakan ilham kepadanya.

"Jangan kaget kaya gitu," teriaknya lagi.

Aina menggidikkan bahunya, dan langsung pergi meninggalkan ilham.

_____________

Di dalam kantor madrasah, ia menyibukkan diri untuk menuliskan abesan anak - anak yang alfa mengaji, tak di sadari kesibukannya itu di perhatikan sedari tadi oleh ilham dari ambang pintu.

" Sibuk banget yah bu ustadzah,"

Lagi - lagi pria itu mengagetkan Aina.

"Astaghfirulloh, bisa ucap salam dulu gak?" Ucap Aina.  Kekesalannya itu makin menambah.

"Udah ko, cuma kamu nya aja yang terlalu fokus," jawab ilham dengan gaya tangannya menyikut di depan dada.

Aina gelagapan, menyadari akan diri nya yang memang sedari tadi terlalu fokus menulis, tanpa mengetahui ada ilham teman mengejarnya masuk ke dalam kantor.

Selangkah demi selangkah ilham masuk dan menuju pada Aina.

"Eh, mau ngapain?" Tanya Aina sedikit panik dengan ekspresi wajah yang ketakutan.

Ilham memicingkan alisnya.

"Kenapa?"

"Jawab," ucap Aina sedikit membentak.

Ilham terkekeh. " saya mau ke meja saya, emang nya tidak boleh?"

Lagi - lagi Aina gelagapan oleh pria itu.

Meja ilham memang sejajar dengan Aina, sehingga Aina mengira jika ilham ingin menghampiri nya.

"Maaf," ucap Aina.

#Hanya_Alloh_Yang_Tahu 🤍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang