"Aina, saya akan lakukan itu,"Ucapan itu membuat hati Aina sedikit lega.
Ya, dengan komitmen ini mungkin mereka akan lebih tenang dan tidak ada lagi rasa curiga di antara keduanya."Tapi ustadz--" ucapan Aina terpotong.
Alif mengernyitkan kening, seraya bertanya dengan ekspresi wajahnya.
"Jangan terlalu berharap,"
"Mak--"
"Yah, ustadz jangan terlalu berharap sama ana, dan ana juga tidak akan terlalu berharap sama ustadz,"
Sakit, sudah pasti menyakitkan ketika Aina berucap itu pada Alif, ia hanya tidak ingin rasa cintanya itu terlalu berlebih kepada manusia, apalagi cinta yang memang belum pasti jelas dalam satu ikatan.
"Sayang boleh, tapi jangan terlalu berlebihan, ana hanya tidak mau suatu saat nanti rasa sayang itu berubah menjadi benci, benci yang tidak bisa terobati. karna ana tau, Allah maha membolak balikkan hati manusia, ustadz mungkin lebih faham," jelas Aina.
Seketika suasana menjadi hening.
Ketegangan mulai terasa di hati Aina setelah ia mengatakan itu pada Alif."Semua yang kamu ucapkan itu memang benar," gumam Ailf dalam hati.
"Ustadz," Ucap Aina membuka keheningan.
Alif melirik sekejap dan langsung mengalihkan pandangan ke lain lagi.
"Sebentar lagi mau adzan dzuhur," Ujar Aina.
"Mau pulang yah?" Tanya Alif sedikit kecewa.
Aina mengangguk pasti.
Alif merogoh saku celananya mengambil barang kecil yang sedari tadi ia bawa, sambil menghadap Aina, Alif menginstruksikan agar tangan Aina di taruh di atas tangannya.
"Ga boleh ustadz," cegahnya.
"Sebentar ko,"
" gak mau,"
"Ishh, gemes banget si,"
Aina celingukan malu, dan langsung memalingkan wajah ke lain arah.
"Liat ini," ucap Alif.
Aina langsung berbalik dan melihat satu tasbih kecil berwarna hitam lekang di sertai hurup berinisial A tergantung di tasbih itu.
"Mau dzikiran ya ustadz?" Tanya Aina polos sambil cengengesan.
"Ishh, bukan,"
"Emang tasbih gunannya untuk berdzikir ustadz,"
"Iya saya tahu, tapi bukan itu maksudnya,"
"Lalu?" Tanya Aina Sambil memiringkan kepala.
"Ini buat kamu, sebagai kenang - kenangan dari saya," jawabnya sambil memberikan tasbih itu pada tangan Aina.
"Sesampainya di bandung, kalo kamu lagi kangen sama saya, kamu berdzikir pake tasbih ini, terus sebutin nama saya," lanjutnya sambil terkekeh.
Aina sedikit gelagapan akan ungkapan Alif itu.
"Konyol ustadz mah," sahutnya sambil sedikit tertawa.
Mereka berdua tertawa riang, menghabiskan sedikit waktu yang sebentar lagi akan menjadi kenangan untuk keduanya.
______________
Waktu menunjukan pukul dua belas siang.
Dengan hati yang sumringah, Aina masuk ke dalam kamar kecil dan bersiap untuk sholat dzuhur berjama'ah di mushola terdekat.
"Na," panggil caca dan langsung duduk di samping Aina.
"Hmm," sahutnya.
"Tadi udah dari mana?" Tanya caca.
"Ada deh," jawabnya sambil terkekeh.
"Ishh, mulai deh," gerutu caca sambil memanyunkan mulut nya yang mungil itu.
"Udah ketemu calon tuh,,,"ledek fira yang tiba - tiba datang.
"Ih, apaan si kalian,"
"Idihh,, gaya banget ketemu calon, yang jadi panitia waktu lomba yah," goda caca, ia sengaja menyenggol tangan Aina.
"Ihhh," gerutu Aina sambil menahan tawa.
" cie,, kapan tuh naik pelaminannya?" Timpal fira membuat Aina menjadi malu.
"Hanya Allah yang Tahu," jawab Aina sambil tersenyum malu.
"Masyaa allah,," ucap caca dan fira barengan.
Setelah beres berbincang - bincang menggoda Aina, mereka segera bergegas menuju mushola untuk melaksanakan kewajibannya.
~~~~~~~
"Na, tadi kamu sekalian pamitan?" Tanya caca.
"Engga," jawab Aina singkat.
"Lah, ko gitu?"
"Hehe, pamitan atuh, masa iya engga si," ujar Aina sambil terkekeh.
"Ishh,"
Tling.
Suara notif pesan dari Alif.
-"Kamu udah siap - siap?"
-"lagi ustadz,"
-"Saya ikut kamu ke Bandung yah!"
-"Ish ustadz, gak boleh,"
-"Iya, iya, canda ko,"
Hanya di read tak di balas, Aina melanjutkan berkemas barang - barangnya.
Dengan terus tersenyum melihat tasbih yang sengaja ia letakan di bag kecilnya.*Almahbubatu maa laa yutalafaju bilisani wala yudroku bil a'ini illa bil janani*
~Rasa sayang itu tidak bisa di ucapkan dengan lisan, dan tidak bisa terlihat oleh mata, terkecuali dengan Hati, itulah sayang~.__Sayang itu di ibaratkan seperti Angin, Tak nampak dan tak jelas, Namun bisa di rasakan kesejukakan Nya__.
Salam ukhuwah 🥰🤝🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
#Hanya_Alloh_Yang_Tahu 🤍
Roman pour AdolescentsBerawal dari ketidak sengajaan. Dan semoga allah satukan...! ~~~~~~ Bismillah dengan izin allah semoga kita selalu dalam lindungan nya Aamiin. Sesuatu yang mustahil apa bisa kita raih? Semacam ingin menghilang dalam kesendirian begitu berat nya coba...