Kyungsoo tak peduli lagi, bagaimana genggaman Taehyung kini begitu mudah terlepas setelah sebelumnya sulit walau ia telah berusaha keras.
Kyungsoo tak peduli lagi, bagaimana obsidian Taehyung memandang punggungnya yang beranjak pergi.
Pria yang melangkah cepat, yang memunggunginya menjauh saat ini ia pedulikan. Lelaki yang sejak lima tahun lalu mengobrak-abrik ketenangan Kyungsoo.
“Byun, berhenti.”
Ah, sejak kapan rungu lelaki Byun itu menulikan diri darinya?
“Byun ….”
“Dengarkan aku dulu.”
“Kau salah paham.”
Entah harus bersyukur atau tidak, langkah kaki itu berhenti. Punggung itu berbalik. Sementara, netra yang tengah menatapnya sekarang seakan menghujam Kyungsoo.
“Kali ini apalagi yang kusalahpahami, Kyung? Kalian yang berpegangan tangan atau cara dia menatapmu?”
Astaga ….
Haruskah?
“Jangan memulai lagi, Byun. Berhenti bersikap kekanakkan.”
Sorot manik lelaki Byun itu berganti.
“Ah … menurutmu ini kekanakkan?”
“Baekhyun-ah.”
“Aku hanya ingin menyelesaikan kesalahpahaman semua ini dengan Taehyung.”
“Dan, mendengarkan soal perasaannya padamu?”
“Baekhyun-ah.”
“Kenapa tidak kau jawab saja, Kyung? Katakan biar semuanya semakin jelas dan aku tidak salah paham lagi. Bagaimana perasaanmu untuknya?”
“Astaga, Baekhyun!”
Kyungsoo sudah di ambang frustasi, tetapi lelaki Byun itu masih saja melanjutkan.
“Apa pernah sekali saja kau merasa ragu karena lelaki itu?”
Bungkam.
Kyungsoo seakan kehilangan kata.
“Apa pernah sekali saja, kau menyesal mengatakan ‘ya’ padaku di rooftop hari itu?”
“Byun Baekhyun!”
Kyungsoo tak ingin ini terus berlanjut. Seakan mengetahuinya, pria berstatus suami Kyungsoo tersebut segera memenuhi keinginan itu.
“Oke. Lanjutkan saja. Aku pergi.”
“Baekhyun-ah …”
“Ya, Byun Baekhyun!”
Entah kenapa, Kyungsoo terus salah membuat keputusan. Dan, sekali lagi. Keputusannya memperburuk keadaan.
Break & Broken End
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Hanya sekali, pernahkah kau menyesali keputusan terbesarmu?” – Loeybee64
