S1·OLU - Birthdate

273 36 1
                                    

Loeybee64 Present

A Mini Story of Kyungsoo Fanfiction

Copyright ©12 Sept, 2021.
by LoeyBee64


|

On. L.U

|


2016, 06 May.

Katakanlah Kyungsoo hiperbola. Namun, ia tak akan menyangkal jika debar jantungnya kali ini bekerja tiga kali lipat. Terperangkap dalam ruangan kecil bianglala yang bergerak sangat lambat-bagi Kyungsoo-bersama seseorang yang sedari tadi memilih membisu dan menikmati pemandangan sendiri.

Di saat begini, Kyungsoo malah mengingat salah satu scene dalam drama yang sering ditonton ibunya. Scene yang selalu ia katakan dengan remeh setiap kali melewati sang ibu yang tengah menonton-bahkan tak ayal turut menangis dan membuat Kyungsoo geli seketika.

"Bukankah itu terlalu cheesy? Bagaimana bisa berciuman di tempat umum yang bisa dilihat siapa saja?"

Benar. Scene saat kedua tokoh utama terjebak dalam kecanggungan bianglala dan berakhir dengan adegan saling tatap yang di latarbelakangi nuansa merah jambu-bahkan Kyungsoo tak mengerti kenapa harus merah jambu dari sekian banyak warna-serta lantunan musik pengiring. Kemudian membuat Kyungsoo segera melarikan diri karena mual melihat tokoh utama saling berciuman.

Dan, sekarang Kyungsoo pun mual.

Kenapa dia tiba-tiba membayangkan scene cheesy tersebut akan menjadi nyata padanya?

Kissing ....

Senior itu tidak akan menciumnya, kan?

"Do Kyungsoo, sadarlah!"

Kyungsoo menggeram marah. Menggeplak belakang kepalanya sendiri. Meski sudah berusaha meredamnya dengan bisikan, tak membuat desisan tipis lelaki Do itu luput dari pendengaran sang senior.

"Kau mengatakan sesuatu?

Kyungsoo tersentak, seketika gelagapan walau tak terlalu kentara, memandang sang penanya dengan salah tingkah.

"H-huh? A-ani. Ak-aku berbicara sendiri, ehe ...."

Dengan amat sadar Kyungsoo menyadari ia tampak bodoh dan konyol saat ini. Entah bagaimana malah tertawa sumbang. Namun, lelaki itu tak peduli. Diam-diam menghela lega ketika sang senior hanya mengangguk kecil sebagai tanggapan sebelum kembali berbalik menoleh ke luar kaca bianglala.

Untuk beberapa saat, Kyungsoo ikut melihat-lihat suasana petang di langit Seoul dari dalam bianglala demi mengatasi bosan dan canggung akan keheningan yang telah bersama mereka sejak keduanya menaiki bianglala sebagai wahana penutup perjalanan sore.

Selintas pikiran muncul di benak Kyungsoo. Mempertanyakan lelaki senior tersebut yang tidak terlihat canggung sama sekali. Padahal beberapa saat lalu, Kyungsoo hampir dibuat kehilangan napas karena jarak antar wajah mereka yang tiba-tiba terpangkas. Ditambah kalimat singkat disertai hujaman atensi oleh sang senior, membuatnya mendadak menderita serangan jantung.

"Berhenti bersikap menggemaskan. Aku takut kehilangan kendali."

Bagaimana bisa lelaki itu biasa-biasa saja setelah mengubah Kyungsoo seketika menjadi jeli?

Lagi-lagi terlintas pemikiran yang sama.

Apakah ia benar-benar sedang dipermainkan?

"Hari ini ulang tahunku."

Tiba-tiba terdengar bisikan singkat yang menyela kebungkaman mereka dari lelaki senior di depannya tanpa mengalihkan atensi atau bergeming. Namun, cukup terdengar dan menyentak lamunan Kyungsoo yang segera mengerjap bingung beberapa kali.

"H-huh? Ulang tahun?"

Senyuman tipis dari bibir-yang tak kalah tipis-milik lelaki tersebut terbit disusul anggukan kecil. Menambah pacu jantung Kyungsoo tak lagi konstan.

"Terima kasih. Ini adalah salah satu hadiah terbaik yang pernah kuterima."

Kyungsoo diam. "Walau tempat ini ide Sunbae sendiri. Aku senang jika Sunbae menyukainya," tetapi tak bertahan lama.

"Bukan tempat ini," sela lelaki senior tersebut-meralat.

Kerutan bingung Kyungsoo tidak membutuhkan waktu lama karena seniornya lanjut memperjelas.

"Hadiahku, bukan tempat ini."

"Tapi kau."

"Menghabiskan waktu di sini bersamamu, itu yang kumaksud kado terbaik. Terima kasih sudah menemaniku, Do Kyungsoo."

Oke. Kyungsoo pastikan, ia akan ke dokter spesialisasi jantung setelah ini. Karena jujur saja, Kyungsoo mulai kehilangan kendali atas jantungnya sendiri. Bisa ia rasakan seluruh wajahnya memanas, bahkan seolah diserang demam tinggi terlebih ketika senyum tulus dari sang senior kembali terkembang.

Seakan tak ingin meninggalkan ruang pikirnya sedetik pun, ulasan bibir yang meninggi dan menambah kadar rupawan milik sang senior berkali-kali lipat, masih membayangi langkah Kyungsoo meski ia telah tiba di depan pagar rumahnya dengan lelaki yang lebih tua di belakang-mengantarnya pulang.

Kyungsoo pun hampir saja melupakan eksistensi lelaki itu karena terlalu larut dalam pemikirannya dan pergi tanpa pamit jika sang senior tidak menginterupsi.

"Do Kyungsoo."

Bak raga kehilangan nyawa, Kyungsoo berbalik dan menoleh kaku, walau tak urung masih berada dalam lamunannya sendiri yang sangat kentara.

"Ada sesuatu yang harus kukatakan padamu."

Birthdate
End♫

hppy malming time (telat ÷D
ヾ(^-^)ノ

On L.U  |  Kyungsoo Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang