Adoration - 1

1.4K 211 56
                                    

"I want to be with you until my last page."

a.r.asher

♣♣♣

Jari-jari Wei Ying sedikit bergetar, mencengkram jubahnya erat bak tali penyelamat.

Jiang YanLi membantunya bersiap-siap sejak matahari terbit untuk menyongsong pernikahan, ditolong pula oleh beberapa pelayan beta lainnya dari Mansion Lan. Saudara perempuannya dengan hati-hati menyematkan tusuk rambut emas dan menata jepit rambut merak. Mereka telah memutuskan untuk membiarkan sebagian rambutnya tergerai dan sebagian lainnya disemat menggunakan guan yang telah didesain khusus untuk menunjukkan status omega-nya.

Guan pada dasarnya hanya dikenakan oleh alpha sebagai penunjuk derajat yang lebih tinggi. Dalam masyarakat tradisional omega tidak diperkenankan memakai guan, belum lagi kelangkaan omega jantan sehingga tidak pernah tercatat ada omega jantan yang memakai perhiasan tersebut. Saat menikah, omega menata rambut mereka menjadi sanggul dan menampakkan tengkuknya, bentuk penyerahan diri kepada sang suami mereka. Rambut mereka dihias dengan tujuh butir mutiara putih sebagai simbol kesucian martabat dan pengharapan keturunan yang akan dilahirkan.

Namun Wei Ying berbeda. Keluarga Lan memesankan guan khusus untuknya, menyamaratakan derajatnya dengan calon suami dan menghias rambutnya dengan mutiara merah—simbol kesejahteraan alih-alih kesuburan—dan membiarkannya menggerai rambut menutupi tengkuk. Wei Ying meminta agar dandanannya tidak mencolok; tanpa eyeshadow semerah matahari terbenam, lipstik sewarna delima dan bedak seputih salju. "Aku tidak ingin memakai riasan tebal! Itu mungkin cocok dengan omega lain tapi aku pasti akan terlihat seperti badut."

Jiang YanLi tertawa dan meminta make-up artist mendandaninya dengan make-up look yang lebih modern dan natural.

Orang-orang memang terkejut dengan pernikahan tak biasa ini, tapi siapa mereka untuk menentang? Pada akhirnya Tuan Kedua Lan yang terhormat yang menikah dan pengantinnya adalah manusia paling beruntung sedaratan Tiongkok raya. Walau Wei Ying ini tak tampak seperti omega lemah lembut namun tak dapat dipungkiri bahwa parasnya mempesona. Dan ia tampak serasi bersanding di samping Tuan Kedua Lan yang dipuja.

Wei Ying terpukau menatap refleksinya di cermin, tak percaya mereka benar-benar memolesnya menjadi begitu menawan hanya dengan sapuan tipis make-up. Pipinya merona serupa persik ranum, bibirnya kemerahan dan warna oranye muda menghias kelopak mata. Secara keseluruhan dia sangat cantik, fitur-fiturnya diperlembut oleh riasan tersebut. Wei Ying hampir berpikir dirinya adalah omega pada umumnya—sampai dia ingat mengapa dirinya ingin memiliki riasan yang ringan.

Tak dapat menahan cekikik yang lolos dari bibirnya, Wei Ying merasa tak sabar untuk memperlihatkan diri kepada sang pujaan hati.

Jiang YanLi membantu Wei Ying mengenakan kerudung pengantin, kemudian keduanya menemui Jiang Cheng yang telah bersiap mengawal Wei Ying ke Aula Leluhur Lan. Aneh melihat Jiang Cheng memakai changpao seungu ufuk barat bersulam teratai berwarna russian violet mengkilap yang bahkan lebih gelap. Di bahunya tersampir coat yang menandakan siapa dirinya dalam prosesi pernikahan ini.

Keduanya berjalan dalam diam, entah bagaimana sama-sama gugup untuk apa yang menanti di depan. Pilar-pilar kayu berukir dilewati dalam keheningan ganjil sebab kedua saudara tersebut hampir tak pernah sunyi satu sama lain. Meskipun demikian, sesaat sebelum Wei Ying melangkah ke jalan berpaving yang melewati halaman Aula Leluhur, melangkah ke depan altar dan akan bersujud tiga kali bersama Lan WangJi, Jiang Cheng menepuk lembut punggung saudara lelakinya dan bergumam, "Semuanya akan baik-baik saja."

DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang