Burning by Fire - 3 ❣

2.1K 205 33
                                    

Your lips are like honey, and your kisses like wine. I don't like sweet too much, but you make me wanna it more and more. I don't like liquor but you make me drunk again and again. 

— TheJunkie —

♣♣♣

Lan WangJi tidak habis pikir dengan tingkah Wei Ying akhir-akhir ini. Pria pujaan hatinya itu bertingkah layaknya kucing yang mendambakan belaian majikannya. Wei Ying akan menyapa Lan WangJi saat alpha tersebut pulang kerja, atau meminta ditemani oleh Lan WangJi melihat drama korea di televisi pada malam hari selepas A-Yuan tidur.

Pernah suatu kali, ketika malam sudah larut, Wei Ying naik ke balkon kamar Lan WangJi lewat cabang pohon magnolia. Dia berdalih bahwa dia tidak bisa tidur dan hendak mengerjai Lan WangJi, seperti waktu mereka remaja dulu. Lan WangJi yang khawatir kekasih hatinya masuk angin membiarkan Wei Ying masuk ke kamar dan berguling di kasurnya.

Berguling. Di kasurnya.

Lan WangJi harus menahan hasrat untuk menerkam Wei Ying saat itu juga. Tempat tidurnya tidak pernah ditiduri siapapun selain dia (dan kakaknya, ketika mereka masih kecil) dan Wei Ying dengan sangat enteng bergulung-gulung di sana. Sial, kejantanannya tegang tiba-tiba.

Alpha Lan bertanya-tanya apakah Wei Ying tidak tahu betapa istimewanya ranjang seorang alpha—sama seperti sarang omega—bagi mereka yang tidak punya ikatan. Mereka hanya ingin pasangannya yang tidur disana, bukannya orang asing. Meskipun sentimen ini sudah dianggap kuno—zaman sekarang alpha dan omega bisa tidur bersama tanpa ikatan apapun—namun sebagai pria yang tumbuh di lingkungan konservatif, Lan WangJi memegang teguh tradisi tersebut.

(Lan WangJi hanya bisa diam-diam berharap bahwa suatu hari nanti akan ada momen dimana mereka melakukan ritual berkembang biak di atas ranjangnya.)

"Lan Zhan, kasurmu empuk sekaliiiiiiii. Kenapa ya, kok terasa beda sama kasur di kamarku?" Wei Ying mengerang di bantal yang biasanya ditiduri Lan WangJi. Sekarang bantal itu akan terus membuatnya ingat Wei Ying.

Alpha Lan duduk di tepi ranjang, "Apakah kasur di kamar kalian kurang empuk?"

Wei Ying menggeleng, "Bukan begitu. Hanya saja... Rasanya beda. Tidak seperti kasurmu. Hanya beda saja, lebih nyaman kasurmu."

"Sudah larut, A-Yuan akan mencarimu."

"Kamarku dan kamarmu hanya berjarak lima belas meter Lan Zhan! Aku bisa berlari kesana dengan cepat! Lagipula, aku harus berbagi tempat tidur dengannya, kali ini biarkan dia menguasai kasur." Wei Ying bergelung dalam selimut Lan WangJi.

"Kau menyukai kasurku? Kalau begitu pakailah, aku akan ke kamar lainnya." Ia hendak mencari mantel dari lemari ketika suara Wei Ying menghentikannya.

"Ja-jangan Lan Zhan! Jangan tinggalkan aku! Masa kau tega, meninggalkanku seorang diri di kamar yang luas begini? Aku takut, tahu." Omega membual dengan mata berkaca-kaca. Bibirnya manyun sok imut.

Ya Tuhan, Lan WangJi mendengus dalam hati, aku akan mati karena pria ini sangat menggemaskan.

Lan WangJi kembali duduk di tepi kasur, "Lalu kenapa kau meninggalkan A-Yuan?"

"Sudah kubilang kan, aku tidak bisa tidur dan aku ingin membiarkannya menguasai kasur."

Pria Lan tidak paham sama sekali apa yang membuat omega itu begitu bersikeras tidur di kasurnya karena alasan yang Wei Ying utarakan sama sekali tidak valid. "Lalu apa bedanya dengan tidur di sini?"


Wei Ying mengerucutkan bibirnya (Lan WangJi ingin sekali mematuk bibir kemerahan tersebut) dan pura-pura berpikir. "Hmmm, ketika aku tidur dengan A-Yuan, anak itu cenderung agresif saat tidur; dia menendangku seolah dia sedang bermimpi main sepak bola! Kalau aku tidur di sini, kau tidak mungkin menendangku jadi—" Tiba-tiba, nampaknya kepala Wei Ying dipukul oleh sesuatu sehingga celotehnya berhenti.

DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang