Adoration - 2 ❣

2.4K 200 93
                                    

⚠️ Mengandung konten eksplisit dan beberapa pemilihan bahasa yang vulgar yang dapat mengganggu kenyamanan Anda, so read with your own risk! ️⚠️
___________________________________________

"Touch me not just with bare hands, but with your bare soul."

Onur T. Poetry—

♣♣♣

"Menyukai apa yang kau lihat, Lan Er Gege?"

Meskipun digoda, Lan WangJi kukuh menatap lurus pada pemandangan di depan matanya. Wei Ying—pasangan resmi; suaminya yang terkasih—adalah perwujudan keindahan yang tak mampu ia elakkan.

"Mn."

Wei Ying memukul lembut dada suaminya seraya tersenyum lebar, "Aiya Lan Zhan! Peringatkan aku! Hatiku yang lemah tak mampu menanganinya."

Lan WangJi tidak menjawab, hanya rona kemerahan pada lobus telinganya sebagai tanggapan.

Mengelus lengan suaminya, omega jantan menatap sang alpha dengan seksama sembari menjilat bibir yang sewarna persik matang. "Cium aku, wahai suami?"

Tuan Kedua Lan menurut, kedua tangan besar menangkup pipi Wei Ying dan mengelusnya lembut—sekali lagi meminum dengan rakus kecantikan di depan mata—sebelum akhirnya mencondongkan tubuh dan mempertemukan bibir keduanya dalam pagutan mesra. Lembut, intim, tiada tergesa.

Ciuman penyatuan. Kini mereka adalah sepasang kekasih yang sah dalam jalinan sumpah pernikahan.

Lidah Lan WangJi melesat keluar; menjilat, mengemut, menelusuri lekuk indah bibir sang juwita sebelum akhirnya membelah ruang guna menari bersama lidah Wei Ying. Omega jantan memiringkan kepalanya ke sudut tertentu serta mengalungkan tangan di leher suaminya, memperdalam ciuman mereka seakan mencoba membuat dua insan tersebut menjadi satu.

Daging kenyal saling menarik, berpagutan dan memutar satu sama lain. Mencicipi rasa rongga mulut masing-masing, membagikan hal-hal yang suatu waktu tak mampu dijabarkan dengan aksara. Ciuman tersebut tak pernah gagal membuat lutut Wei Ying lemah karena getaran hasrat duniawi yang berdesir dalam darahnya. Memabukkan, melenakan, sampai-sampai membuatnya lupa untuk berpijak di bumi.

Desahan lembut lolos dari tenggorokan Wei Ying manakala Lan WangJi terus-menerus menginvasi rongga mulutnya. Permainan lidah yang lihai membuat Wei Ying kewalahan. Bibir dan lidah omega jantan tersebut mulai kesemutan, ia biarkan sang suami menikmati mulutnya sesuka hati. Lan WangJi menghisap bibir bawah Wei Ying kemudian menggigitnya, memancing lenguhan manis lain. Saat bibir keduanya berpisah, jalinan benang perak saliva terbentuk.

Wei Ying terengah-engah, dadanya berdebar-debar dan telinganya sedikit berdengung. Kepalanya meremang dengan sensasi usai dibuat mabuk kepayang oleh ciuman sang alpha. Bibirnya memerah, bengkak, lebih mirip ceri matang daripada persik ranum sekarang. Tatapan Wei Ying sayu mulai berkabut nafsu, selaras dengan netra keemasan Lan WangJi yang menggelap sebab gairah.

Tuan Kedua Lan dengan lembut dan penuh kasih sayang melayangkan kecupan di seluruh wajah suaminya, tak ayal membuat Wei Ying tertawa merdu. "Ah Lan Zhan, suamiku, setidaknya sebelum bercinta mari kita lepaskan dulu hiasan rambut kita, hm?" Manik-manik delima di kepalanya berdenting setiap kali ada pergerakan.

Lan WangJi masih menciumi sepanjang rahang Wei Ying dan menghisap kulit lembut tepat di bawah telinganya, memicu rintihan merdu lain dari Wei Ying beserta teguran lembut. Kemudian keduanya beranjak ke meja rendah di samping tempat tidur. Lan WangJi dengan cekatan melepas guan-nya sendiri dan menyimpan ornamen tersebut di dalam kotak beludru yang telah disediakan. Sedangkan Wei Ying kesulitan melepas berbagai macam jepit rambut yang bertengger di kepalanya, "Lan Zhan bantu aku." pintanya sambil menggembungkan pipi—kesal sebab jepit-jepit rambut yang begitu sulit dilepaskan.

DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang