Crack - 1

1.4K 175 10
                                    

⚠ mengandung konten NON-CON yang dapat membuat Anda trauma, mual dan gejala tidak nyaman lainnya. Harap menunda/skip membaca chapter ini jika Anda pribadi yang sensitif terhadap pelecehan seksual daripada Anda tidak kembali lagi ke lapak ini ⚠
____________________________________

Sudah berkali-kali dikatakan, masa lalu itu seperti bayangan kita sendiri. Mengikuti kemanapun pergi.

—Lautan Dalam, Dasar yang Tak Ada—

♣♣♣

Lan WangJi membeku tatkala melihat rumahnya.

Ada Lan XiChen yang menggendong A-Yuan yang sedang menangis. Ada Lan Qiren yang mengerutkan kening, membuatnya lebih tua. Ada pula barisan pelayan yang berlutut di sudut ruangan, memohon ampunan atas kelalaian mereka. Bahkan bodyguard khusus yang dipekerjakan Lan WangJi untuk menjaga Wei Ying.

Namun yang paling penting, kekasihnya tersebut tidak ada dimana-mana di rumah. Tidak pula meringkuk di kamar bawah tanah yang penuh aroma percintaan mereka atau di kamar Lan WangJi.

Seseorang merenggut Wei Ying-nya. Cintanya yang baru beberapa lama bertemu setelah sekian tahun merindu.

Lan WangJi tidak bisa diam. Dia mengambil gawainya yang sempat meluncur ke lantai, merogoh kunci mobil, dan melajukan kendaraan roda empat tersebut di jalanan. Ia tidak mengindahkan panggilan khawatir kakak dan pamannya, tidak pula peduli dengan speedometer yang hampir mencapai 200 km/jam. Sekarang sudah tengah malam; Wei Ying bisa saja dibawa sejauh mungkin sejak ia menghilang saat petang. 

Omega jantan tersebut tidak mungkin sengaja melarikan diri dan meninggalkan A-Yuan, mataharinya. Ia tidak akan meninggalkan Lan WangJi tanpa sepatah kata. Wei Ying sudah pasti diculik. Dan itu membuat setitik kegelapan di relung hati Lan WangJi menggeram keras. Jika sampai Wei Ying terluka sedikit saja, ia bersumpah akan memusnahkan mereka.

Wei Ying adalah malaikatnya yang berharga, batu obsidian yang berkilau meski di bawah mendung senja. Lan WangJi tidak akan pernah mengizinkan noda kepedihan mewarnai netra keperakan Wei Ying lagi.

Salah seorang bodyguard bertutur bahwa Wei Ying tidak ingin dikawal. GPS ponselnya menyala dan mereka bisa melacaknya, asal jangan menguntitnya. "Aku hanya pergi ke toko kue di Kota Caiyi selama beberapa jam. Lalu langsung pulang." katanya. Sayang beribu sayang, nasib naas menimpa.

Pria Lan menyalakan pelacak GPS di gawainya. Ponsel Wei Ying terakhir kali menyala lima jam yang lalu. Lokasi terakhir GPS-nya aktif berada di sekitar pelabuhan. Lan WangJi segera tancap gas ke tempat. Sesampainya di sana, dia mondar-mandir tak tentu arah. Sembari sesekali berhati-hati dengan keadaan yang cukup sepi. Pistol terselip di dalam ikat pinggangnya. Sial, karena panik dan khawatir yang menggembung di dada, Lan WangJi luput memperhatikan snipper di atasnya. Menembak ke bawah, tepat ke leher Lan WangJi.

Segalanya seketika bergoyang bersamaan dengan tubuhnya yang oleng. Hal terakhir yang dilihat Lan WangJi adalah wajah samar seorang bajingan Wen dan suaranya yang menjijikkan. "Hahahahahaha! Tidak kusangka Tuan Kedua Lan segitu mudahnya abai terhadap keadaan sekitar! Hahahahahhahahahahaha!"

Apakah Wei Ying-nya di culik bajingan ini? Pikir Lan WangJi berang sebelum kegelapan menguasai inderanya.

Kali ketika otaknya mulai bekerja, Lan WangJi merasakan air yang mengguyur kepalanya dengan tidak manusiawi, diiringi teriakan memekakkan telinga. Suara ember berkelontang di lantai dan percikan air, disusul suara batuk yang terdengar aktab bagi pria Lan. Dia berusaha memfokuskan mata; tepat di depannya, Wei Ying terbatuk-batuk keras dengan tangan di rantai seperti tahanan interogasi.

DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang