five

27.9K 1.4K 19
                                    

arcell berdiri didepan toko rotinya yang sudah mulai direnovasi,ia duduk didepan sambil membaca majalah majalah lama yang akan dibuang

DRYDEN GALLEN anak tunggal pengusaha kaya raya ini berhasil mendirikan sebuah perusahaan...

arcell melempar majalahnya,bisa bisanya berita itu muncul dihadapannya disaat ia sedang membenci lelaki itu

"maaf apa kau tau dimana pemilik toko ini?"tanya dua orang lelaki berbadan besar yang entah dari kapan berada didepannya

"toko roti ini?"

"iya"

"kakak saya pemiliknya,ada apa?"

lelaki itu memberikan sebuah surat pada arcell dan ia langsung membacanya

"pinjaman sebesar ini?"tanyanya tak percaya saat melihat banyaknya nominal yang tercantum disana

"saudari anda meminjam uang pada kami dan menjadikan toko ini sebagai jaminan"

"maaf tapi--"

"kami harap kalian bisa segera melunasinya sampai tempo yang ditentukan,kalau tidak kami akan segera menyita toko ini,permisi"kata mereka lalu berjalan meninggalkannya

*****

arcell semakin stres memikirkan bagaimana cara melunasi hutang hutang kakaknya,oh tidak itu hutang ayahnya saat masih hidup

sejujurnya ia kecewa dengan ayahnya yang ternyata memiliki hutang,ia kira selama ini ayahnya tidak pernah berhutang karena beliau selalu mendidik anak anaknya agar tidak berhutang pada siapapun

"sialan"arcell menendang ayunan yang ada di taman

"ada apa"

arcell menoleh dan mendapati lelaki itu berdiri didekat jungkat jungkit

"kenapa kau selalu mengembalikan uang yang ku transfer"

"karena aku tidak butuh uangmu!"

"oh syukurlah jika kau senang melakukan seks denganku tanpa pamrih"

arcell mendelik ke galen
"apa maksudmu?"

"anggap saja aku membayarmu karena aku menyukaimu,tapi kau malah mengembalikannya"

arcell menghampiri galen lalu mencengkeram kerahnya
"dengar ya bangsat!aku tidak pernah menginginkan itu dan aku tidak akan menerima uangmu karena kau melakukannya dengan paksaan!"

"ya aku memang memaksamu tapi kau juga menikmatinya bukan?"

arcell hendak mengeluarkan semua umpatannya tetapi galen lebih dulu memotong ucapannya

"lagian kau hanya meronta saat awal saja,lama lama kau akan luluh dan ikut larut dalam kesenangan"

"BRENGSEK"

bughhh

galen tersenyum kecil sambil mengusap ujung bibirnya yang terasa ngilu karena pukulan dari arcell yang ternyata lumayan keras

"kenapa?apa ucapanku benar sehingga kau marah seperti ini?"

"DIAM"

galen mendekat ke arcell,ia memojokkan arcell ke ayunan lalu mendekatkan wajah mereka
"kau marah karena sebenarnya dirimu menginginkan itu tetapi kau selalu berpura pura tidak menginginkannya,munafik"

arcell menggenggam erat tangannya

"ayo pukul aku jika kau merasa ucapanku salah"

arcell mengangkat tangannya hendak memukul galen tetapi galen sudah menangkapnya

wild(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang