*****
FLASHBACK ON
Saat ini Cia berusia 15 tahun, usia yang di penuhi rasa penasaran akan hal-hal baru terutama lawan jenis.
Elea, begitulah sebutan akrab orang-orang di sana memanggil Cia Eleanor, di kota kecilnya Harpers Ferry, Virginia.
Cia sering sekali membantu sang Ibu mengantarkan susu ke rumah-rumah pelanggan sekitar rumahnya jika ia sedang libur sekolah. Seperti hari ini pada libur musim panas, Cia begitu semangat melakukan aktivitasnya mengantarkan pesanan.
Cia begitu senang saat di tugaskan mengantarkan susu ke rumah pelanggan baru yang konon katanya akan tinggal beberapa bulan di kotanya guna mengurusi cabang perusahaan barunya di Harpers Ferry.
"Nah, sudah lengkap semuanya"
ujarnya semangat saat melihat keranjang sepedanya telah terisi penuh oleh botol-botol susu segar."Sayng!" teriak sang Ibu di ambang pintu yang tak lain adalah Soraya,
"Kau melupakan ini" lanjutnya, menyodorkan sebuah scarf kesayangan Cia dengan warna merah menyala lalu melilitkannya di leher sang putri.
"Ayah kapan pulang?"
"Akhir pekan besok Sayang, ayahmu masih ada urusan katanya" tutur Soraya. Ayah Cia adalah seorang dosen yang mengajar di universitas yang letaknya cukup jauh dari kota tempat Cia tinggal, sehingga sang Ayah hanya akan pulang seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali.
"Hmmm..." Cia terlihat kecewa.
"Sudah sana, kasian para pelanggan kalau kau telat mengantar"
"Thanks Mom" pada akhirnya Cia kembali pada mode cerianya saat sang Ibu telah selesai memasangkan Sarafnya di leher, Cia pun tersenyum lebar memamerkan gigi kelincinya.
"Hati-hati dan segera pulang jika sudah selesai"
"Siap Ibuku yang cantik"
Setelah menghujani ibunya dengan kecupan, Cia pun bergegas menggowes sepedanya, tak lupa memberikan lambaian tangan pada sang Ibu dan mulai mengantarkan pesanannya dari rumah satu ke rumah yang lain.
Setelah berkeliling dan menghabiskan isi kotak keranjang di sepedanya, Cia mengambil botol susu terakhir lalu mengetuk pintu rumah pelanggan barunya.
Berkali-kali ia mengetuk dan menekan bel rumah megah itu, tak ada satupun jawaban bahkan tidak ada tanda-tanda ada orang di sana, bukannya meletakkan botol dalam kantung yang sudah tersedia di dekat pintu, Cia dengan segala rasa penasaran pada pelanggan barunya itu malah nekat berputar ke area samping rumah, mencari-cari celah untuk mengintip keadaan di dalam rumah yang begitu sepi.
Kaki-kaki mungilnya berjinjit susah payah saat ia mencoba mengintip melalui jendela, gadis itu terbelalak saat melihat pemandangan mengerikan di dalam rumah.
Sesosok tubuh tanpa pakaian tergeletak di depan perapian, entah apa yang terjadi di dalam, bukannya mencari bala bantuan. Dengan polos dan refleks Cia malah berusaha masuk dengan menaiki jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Cia (THE END) ✓
Ficção GeralWARNING!! KHUSUS DEWASA 20+ cerita ini hanya fiktif belaka isinya full imaginasi, jadi kalau ada yang kurang masuk di nalar mohon abaikan, Just have fun 😊