*****
Di sebuah perusahaan pialang saham raksasa di kota itu, tepatnya di sebuah ruangan CEO, Rafael terlihat serius membaca beberapa berkas lalu membubuhkan tanda tangannya di sana,
"Apa jadwal saya selanjutnya?"
Rafael meletakkan kaca mata bacanya di atas meja. Pria itu terlihat menawan dari segi manapun sehingga sang sekretaris sempat terpaku. Terpesona, sudah sesuatu hal yang pasti bagi para kaum hawa yang berkesempatan melihat langsung seorang Rafael Dean Baltasar,
"E-ehm!" Rafael berdehem saat tidak mendapat respon dari sekertarisnya."Eh, i-iya malam ini Anda ada undangan makan malam dari Mr. Hans di hotel Blue Star"
Rafael mengangkat sebelah alisnya terlihat memikirkan sesuatu,
"Baiklah, kau boleh pergi"
Mia mengambil berkas-berkas yang sudah di tanda tangani Rafael dengan gerakan cukup perlahan seolah ingin berlama-lama memamerkan belahan dada yang sedikit mengintip namun terlihat cukup berdesakan seolah ingin keluar dari celah baju yang memiliki potongan dada rendah itu,
pandangan mata Rafael mau tidak mau berhenti di bagian V dadanya Mia sebab posisi yang terlalu dekat.Mia tersenyum sekilas dengan hati berbunga-bunga merasa usahanya menunjukkan tanda-tanda akan berhasil.
"Lain kali tolong pakai pakaian yang sedikit sopan" Mia terbelalak mendengar perkataan sang bos, mendengar itu Mia pun bergegas pergi dari ruangan itu membawa perasaan malu dan kesal yang amat sangat.
Rafael menghela nafas berat lalu mulai mengotak-atik Ponsel di tangannya dan melakukan panggilan telepon dengan seseorang.
"Halo, selamat siang Mr. Rafael"
"Saya ingin perempuan kemarin menemani saya malam ini"
ucapnya tanpa basa-basi pada seseorang di sebrang telfon."Uuuhhh lalaaa.. sudah saya tebak, pasti anda akan meminta ini pada saya. Tapi mohon maaf Mr. Rafael, Cia itu hanya mau melayani satu pelanggan sekali saja, dan tidak pernah mau menerima pelanggan yang sama untuk kedua kalinya."
Refleks Rafael mengeratkan rahang dan genggaman tangan di ponselnya terlihat dia sangat kesal mendapat penolakan tersebut,
"Saya tidak mau tau, jika kau tidak memberikannya malam ini juga, jangan harap kau bisa menjalankan bisnismu lagi""Aduh aduuuhhhh Mr. Rafael tolong maafkan saya, saya benar-benar tidak bisa memaksa anak itu, anak itu benar-benar spesial dan cukup pemarah. Saya akan mengirimkan anak saya yang lain yang tidak kalah panas dan--
"Saya akan bayar berapapun untuk perempuan sombong itu"
"Sekali lagi Maaf kan saya Mr. Raf--
Tut...tut..tut...
BRAKKK...
"SIAL! berani-beraninya kalian melakukan ini padaku!!" setelah melampiaskan kekesalannya pada meja di hadapannya, Rafael berjingkat pergi meninggalkan ruangan dengan perasaan kesal dan campur aduk.
"Sespesial apa maksudnya hingga dia berani-beraninya menolakku" Rafael sekilas teringat Cia yang masih perawan, tapi seharusnya itu tidak bisa di jadikan alasan sebab Rafael bisa membayar berapapun yang perempuan itu minta, lalu untuk apa menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Cia (THE END) ✓
Fiksi UmumWARNING!! KHUSUS DEWASA 20+ cerita ini hanya fiktif belaka isinya full imaginasi, jadi kalau ada yang kurang masuk di nalar mohon abaikan, Just have fun 😊