part 41

58.1K 1.5K 101
                                    

*****

"Sayang..."

*****

Rafael menatap nanar istrinya yang terlihat sangat kacau dan mengerikan,
"Itu... emm a-aku tidak sengaja, aku tadi hanya ingin mengambil botol yang di atas tapi rak penyimpanannya sepertinya sudah usang dan jatuh. Mereka jatuh dengan sendirinya menimpa rak yang lain, dan emm, itu... Jangan marahi aku, kalau Kau berani memarahiku karena wine-winemu, aku tidak akan pernah mau tidur denganmu lagi!!"
Cia bertutur tidak jelas panjang lebar seraya menatap tajam mengancam Rafael, kemudian ia menunduk seperti anak kecil yang ketahuan melakukan kesalahan oleh orang tuanya.

Pundak Rafael bergetar hebat, pria itu tertawa terbahak hingga pelupuk matanya di penuhi air saat mendengar istrinya yang malah mengancam bukannya minta maaf setelah berbuat kesalahan. Rafael meremas rambutnya, menengadahkan kepalanya yang terasa pusing karena cemas, sekaligus menahan tawa.

"Jangan marah!" cicit Cia tetap dengan nada ancaman.

"Astaga, kau membuatku gila Honey!"
Rafael berjalan dengan langkah lebar, merengkuh tubuh istrinya yang basah di atas genangan wine. Ruangan itu hampir menyerupai kolam wine karena ulah Cia tiga rak penyimpanan roboh menindih satu dan yang lainnya, berpuluh-puluh botol pun pecah berserakan,
"Kau harus di hukum!" dengan kasar Rafael merobek dan melepaskan seluruh pakaian Cia yang sudah berubah warna dari putih menjadi merah gelap.

"KYAAAA!!"

Dengan nafas yang terdengar memburu Rafael menubruk tubuh istrinya hingga terlentang di atas genangan wine yang mengalir dari arah rak yang roboh,
"Rafael sakittt!! Aku sudah bilang jangan memarahiku, kau yang salah tidak mengganti raknya padahal sudah lapuk-- akhhh"

Rafael menggigit bibir dan meremas payudara Cia dengan sangat kasar, membuat Cia menggelinjang merintih mencoba lepas dari cengkeraman suaminya.

"Lepashhh... Raf--
di tindihnya tubuh Cia hingga perempuan itu kesulitan bernapas, Rafael mendesak menciumi ceruk leher Cia hingga ia sulit bergerak.

Cia berhenti berontak saat mendengar suara Rafael terisak di ceruk lehernya yang basah,
"Hikss...hikss... Aku mencemaskanmu hingga hampir gila rasanya, aku takut terjadi apa-apa padamu, aku takut kau menghilang lagi"

Di usapnya lembut suray hitam Rafael seraya mengatur nafas nya yang sempat memburu,
"Maafkan Aku Raf... Itu karena raknya saja yang rapuh" kembali Cia membela diri tak ingin disalahkan.

"Persetan dengan raknya Cia! Kau tau aku hampir mati karena mencemaskanmu! Kenapa kau masih saja membahas Rak sialan itu!"

"DASAR BODOH!!! KAU MENCEMASKANKU TAPI KAU TERUS BERTERIAK PADAKU!!!" teriak Cia histeris lalu bangkit sekuat tenaga mendorong tubuh besar Rafael,
"Kau tidak tahu betapa terkejutnya aku saat rak-rak lapuk itu hampir menindihku!!, Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan bayi kita!!!"
Cia menangis tergugu hingga  pundaknya bergetar, ia menunduk dengan rambut terurai lengket oleh wine yang hampir mengering.

"Bayi?" Rafael mengernyit menatap bingung istrinya.

"Iya, Aku hamil. Aku bahagia saat bersamaan aku juga kebingungan ingin segera mengatakan padamu tapi kau tidak kunjung pulang, aku... Aku kehausan dan ingin meminum segelas wine--

"Kau tahu Kau hamil dan tetap akan minum wine?" Rafael mencengkeram kedua pundak istrinya, menatapnya tajam.

"Aku tidak tahu hikss...hikss... Aku sangat menginginkannya, mereka terlihat manis, Aku tidak tahu! HUWAAAA!!! kenapa aku tidak bisa berhenti menangis" dengan mata berkaca-kaca Rafael segera mendekap erat tubuh telanjang istrinya tidak di perdulikan meskipun tubuh itu terasa begitu lengket.

Dear Cia (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang