Kanaya Humairah

Part 2

MENGALAH

"Terkadang mengalah disaat kita benar adalah hal yang lebih bijak, dibanding dengan memperpanjang masalah hanya untuk mempertahankan harga diri karena tak mau kalah"

(Kanaya Humairah)

💕💕💕💕💕💕💕

Keesokan harinya Naya sengaja berangkat lebih pagi karena takut terkena macet. Diapun menjalankan mobilnya sambil mendengarkan murotal Qur'an. Dia pun mengikuti qori yang membaca surah Al-waqiah itu. Afifah sangat senang mendengar surah itu di pagi hari. Oh iya, Afifah ke kampus dengan mengendarai mobilnya sendiri.

Berasal dari keluarga yang berada membuat dia memiliki fasilitas yang lengkap. Ayahnya memiliki perusahaan yang cukup terkenal dan ibunya memiliki butik muslimah yang juga lumayan besar. Jadi untuk masalah perekonomian dia tidak memiliki masalah. Namun, kesibukan kedua orang tuanya membuat dia harus hidup berjauhan dengan mereka. Afifah yang merantau ke kota lain untuk berkuliah dan tinggal bersama kakaknya sementara orang tuanya tetap berada dikota kelahirannya.

Naya tinggal dirumah bersama kakaknya sejak dia kelas 2 SMA karena dia ikut bersama kakaknya yang saat itu kuliah. Rumahnya cukup besar, namun tak sebesar Rumah kedua orang tuanya karena rumah orang tuanya itu sangat besar. Untuk masalah fasilitas orang tuanya sudah meyiapkannya. Seperti mobil dan motor.

Naya tinggal bersama kakaknya di kota ini sejak kakaknya kuliah dan Nayapun ikut saat itu bahkan dia rela pindah sekolah karena jika berada sama orang tuanya pasti akan susah karena orang tuanya jarang di rumah. Lagi pula dia sangat dekat dengan kakaknya jadi dia tidak bisa berjauhan. Kakaknya kuliah di kampusnya bahkan mereka satu fakultas tapi kakaknya jurusan bisnis. Dan kini kakaknya sudah semester 5. Namun Afifah tidak ingin bergantung sama kakaknya dan tidak ingin berbicara dengan kakaknya jika di kampus jika itu ramai karena kakaknya merupakan salah satu ketua himpunan di jurusan bisnis. Itulah yang membuat Naya menyembunyikan status kakaknya karena kakaknya yang populer dan dia tidak ingin jika kepopuleran kakaknya berdampak pada dirinya karena dia sangat membenci itu. Beruntung kakaknya mengerti karena dia sangat paham akan trauma Afifah di masa lalu. Oh yah, nama kakaknya yaitu Alviano Ramadhan.

Alviano Ramadhan. Laki-laki tampan, berwibawa, pintar, kritis, aktivis dan Dingin. Tapi sikap dinginnya ini tidak berlaku untuk adik kesayangannya dan tentu kedua orang tuanya. Dia merupakan kakak satu-satunya Naya. Dia merupakan sosok yang hangat ketika bersama keluarganya apalagi bersama adiknya. Karena dia sangat meyayangi adiknya mengingat dia menjadi pengganti kedua orang tuanya di kota ini.

Setelah perjalanan yang cukup lama akhirnya Naya sampai di kampusnya. Namun saat ingin memarkirkan mobilnya tiba-tiba sebuah mobil mendahuluinya. Membuat dia beristighfar karena dia kaget dan hampir saja dia terbawa emosi karena mobil itu hampir saja menabrak mobilnya. Beruntung dia mengingat sebuah hadist dari Rasulullah. Sosok yang selalu menjadi idolanya. Yang berbunyi:

(Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Berilah aku wasiat." Beliau menjawab, "Janganlah engkau marah." Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (selalu) menjawab, "Janganlah engkau marah.") (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6116]

Inilah yang membuat dia berusaha untuk bisa menahan amarahnya.

"Astagfirullah... Sabar Naya. Tetap tenang dan Jangan emosi" kata Naya berusaha untuk tetap sabar meski jika dilihat sebenarnya yang salah disini itu adalah mobil yang tiba-tiba mengambil tempat parkirnya. Namun, karena tak ingin mencari masalah jadi Naya membelokkan mobilnya dan mencari tempat parkir lain. Sementara orang yang mengambil tempat parkirnya cukup dibuat kagum karena melihat kalau mobil itu malah mengalah dan kembali mundur untuk mencari tempat parkir yang masih kosong. Tapi dia tetap menutupinya dengan sikap dinginnya. Tapi tidak dengan teman-temannya yang pada heboh.