Part 16

25 4 21
                                    

Quality Time

"Adakalanya kita harus abai dengan perasaan suka seseorang terhadap kita. Mungkin terkesan jahat. Tetapi itu jauh lebih baik, dari pada merespon perasaan mereka yang pada akhirnya mereka pun hanya menjadikan kita sebagai tempat singgah"
(Kanaya Humairah)

🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡

"Maa Syaa Allah... Indahnya" kata Naya yang kini menatap takjub pemandangan di depannya. Laut yang biru dengan ombak yang menambah kesan indah tersendiri. Ditambah dengan batu-batu karang yang muncul dipermukaan dengan pasir putih yang membuat semua mata memandang takjub ke arahnya.

"Sudah lama aku tidak merasakan suasana seperti ini" kata Vian yang kemudian duduk diatas pasir putih dengan menatap ke arah depan.

"Aku juga kak. Terakhir saat kita sama ayah dan bunda" kata Naya yang juga ikut duduk di samping kakaknya. "Jadi rindu ayah dan bunda" lanjutnya. Membuat Vian menoleh ke arah adiknya.

"Kamu tenang saja. Pekan depan kita akan pulang" kata Vian membuat Naya menatap kakaknya.

"Serius kak?" tanya Naya yang masih tidak percaya.

"Iya, serius" Kata Vian. Membuat Naya begitu bahagia. Melihat adiknya begitu bahagia membuat Vian ikut bahagia. Mereka pun menikmati pemandangan yang ada dihadapan mereka. Sambil sesekali flashback dengan kisah mereka waktu kecil. Setelah cukup lama mereka duduk dan bercerita membuat Vian merasa lapar karena kebtulan mereka tidak sarapan.

"Yuk, kita cari makan dulu. Sepertinya kakak mulai lapar" kata Vian kemudian berdiri.

"Aku juga lapar" kata Naya kemudian ikut berdiri.

"Mau makan apa?" tanya Vian kemudian merangkul adiknya sambil berjalan ke arah tempat penjualan makanan.

"Ayam bakar sepertinya enak deh kak. Ditambah dengan air kelapa. Huu... Bikin ngiler" kata Naya sambil membayangkan makanan tersebut.

"Okey, kakak juga mau itu" kata Vian sambil mempercepat langkahnya.

Setelah sampai ke tempat makan. Mereka pun memesan makanannya. Sambil menunggu pesanannya datang. Mereka pun sedikit berbincang.

"Gimana dek? Kakak lihat kamu sudah mulai kembali akrab dengan mereka. Sudah damai dengan masa lalu?" tanya Vian serius.

"Iya kak. Capek juga kalau terus lari dari masa lalu" kata Naya sambil terkekeh.

"Alhamdulillah. Tapi hati apa kabar nih? Sudah move on kah?" kata Vian dengan nada meledek.

"Dari dulu kali kak. Lagi pula dulu pun cuma kagum jadi gampang ngelupainnya. Apalagi setelah melihat kesalahannya. Jadi, yah tidak sulit" kata Naya dengan nada jengkel.

"Lah, move on kok harus lihat kesalahannya" kata Vian sambil menatap heran ke arah adiknya.

"Itu versi aku kak..hehehe. Lagi pula cara itu ampuh kok. Buktinya sekarang aku bisa biasa saja sama dia" kata Naya sambil tersenyum bangga pada dirinya. Yah, dia sebangga itu pada dirinya karena dia mampu mengelola rasanya sekarang

"Tapikan kamu menjadikan kesalahannya sebagai tolak ukur dek. Itu tidak baik" kata Vian dengan bijak.

"Mau bagaimana lagi kak. Move on itu tidak mudah untuk sosok yang terlihat sempurna. Namun, jika kita menjadikan kesalahannya sebagai salah satu alasan kadang lebih mudah saja" kata Naya kembali terkekeh.

"Iya juga yah. Kalau begitu lakukan apapun yang baik menurutmu. Yang penting kamu bahagia" kata Vian pasrah.

"Ngomong-ngomong nih, keknya teman kakak tertarik deh sama kamu" kata Vian membiat Naya merasa penasaran.

Kanaya HumairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang