Part 15

29 9 35
                                    

Perkara Tugas

"Tidakan selalu menjadi pemenang dibandingkan hanya sebuah ucapan yang sering kali hanya pemanis tanpa wujud. Oleh karena itu, jika kamu ingin mendapatkan sebuah kepercayaan maka buktikan dengan tindakan bukan hanya ucapan yang tak berwujud"
(Kanaya Humairah)

❤❤❤❤❤❤❤

"Hari ini Ibu tidak masuk. Jadi, tugas makalah yang pekan lalu diberikan dikumpul sekarang juga ke saya" kata Rizki dengan tegas. Membuat semuanya menuruti perintah Ketinya tersebut. Semua orang dalam ruangan tersebut sibuk mencari dan memberikan makalahnya ke Rizki. Sementara Naya kini sibuk menggeledah tasnya. Mencari makalahnya. Keisya yang melihat gelagat Naya yang aneh, membuat Keisya merasa penasaran.

"Nay, kamu bawakan makalahnya?" tanya Keisya.

"Lupa Key. Hum... Gimana dong?" kata Naya menoleh ke arah Keisya dengan wajah yang panik.

"Aduh... Gimana nih Nay. Kok bisa lupa sih?" tanya Keisya balik yang kini ikutan panik.

"Namanya juga manusia Key. Yang tak luput dari kesalahan" kata Naya sambil terkekeh.

"Kamu masih sempat-sempatnya tertawa lagi Nay. Ayo dong Nay pikirkan bagaimana caranya. Mana rumahmu jauh lagi" kata Keisya.

"Sabar Key. Aku juga sedang berpikir nih. Jangan panik dong. Kan jadinya aku panik dan tidak bisa mikir nih" kata Naya yang juga ikutan panik.

"Kamu duluan yang panik Nay" kata Keisya menatap jengkel ke arah Naya yang malah sibuk dengan handphonenya. Membuat Naya kembali terkekeh.

"Kenapa?" tanya Rizki saat melihat kedua perempuan tersebut bedebat. Membuat Naya dan Keisya melihat ke arahnya dan kemudian saling menatap. "Kenapa malah berdebat. Mana Makalah kalian?" Tanya Rizki dengan nada yang tegas.

"Naya lupa bawa makalahnya" kata Keisya pelan. Membuat Rizki menatap datar ke arah kedua wanita itu.

"Makalahnya terakhir dikumpul kapan Ki?" tanya Naya.

"Sekarang" kata Rizki singkat.

"Gimana dong Nay?" tanya Keisya yang kembali panik.

"Kamu tenang saja. Aku punya arsip filenya" kata Naya yang tadi sibuk mengacak handphonenya.

"Alhamdulillah. Tapi Rizki sudah mau kumpul tugasnya" kata Keisya.

"Tidak apa-apa. Nanti aku sendiri yang kumpul ke mejanya Ibu" kata Naya kemudian menatap Rizki. "Kamu kumpul saja Ki. Biar aku sendiri yang kumpul makalahku dan Keisya". Setelah mengatakan itu Naya pun lalu berlalu meninggalkan kelasnta menuju ke tempat print.

Rizki yang melihat itu merasa kasihan. Tapi mau bagaimana pun itu sudah menjadi konsekwensinya.

"Rizki, lo tidak mau nunggu Naya dulu baru lo kumpul. Kasihan Naya" kata Keisya berusaha membujuk Rizki. Rizki yang mendengar itu hanya menghembuskan nafasnya kemudian berlalu.

"Ish...dasar es batu" kata Keisya saat melihat Rizki yang berlalu keluar kelas.

Sementara Naya yang kini telah mencetak makalahnya berjalan ke arah ruangan dosennya dengan santai sambil tersenyum kepada dosen yang dia temui. Dia tidak lagi panik, karena menurutnya yang jelas tugasnya masuk hari ini.

'Untung dosennya nggak masuk' batin Naya

Saat dia hampir sampai ke ruangan dosennya, dia menatap heran seorang laki-laki yang kini menatapnya.

"Sudah?" tanya Rizki membuat Naya mengangguk.

"Sini. Biar sekalian" kata Rizki membuat Naya dibuat bingung.

Kanaya HumairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang