Part 10

48 17 21
                                    

CERITA MASA LALU (2)

"Luka yang ditorehkan oleh orang terdekat kita akan jauh lebih sakit dibanding luka yang di torehkan oleh musuh kita"
.
(Kanaya Humairah)

💕💕💕💕💕💕💕

"Maaf Ca" kata Naya lirih. Hanya kata maaf yang bisa diucapkan saat ini karena dia sudah tidak sanggup mendengar kata-kata kasar dari mulut sahabatnya sendiri. Sudah cukup dia terpuruk.

"Maaf tidak akan mengembalikan semuanya Nay dan aku sudah terlanjur benci denganmu" kata Caca. Jujur Caca juga berat mengatakan ini tapi mau bagaimana lagi ini memang yang harus dia katakan. Karena mengingat Naya selalu menjadi orang terdepan disaat dia butuh bantuan. Tapi tahta dan cinta membukakannya. Dan dia juga tidak sanggup memandangnya lagi. Dia sudah cukup muak melihat Naya bahagia.

____________

"Maaf Ca, jika kamu merasa aku salah. Tapi dari awal aku tidak pernah berniat sama sekali merebut apa yang kamu inginkan termasuk merebut Rizki darimu. Karena jujur selama ini aku kira kamu hanya sebatas sahabat jadi aku tidak pernah menjaga perasaan mu disaat kami sedang berdiskusi. Lagi pula selama ini kami tidak ada apa-apa. Kami hanya sebatas teman" jelas Naya yang sudah tidak tahan dengan semua kata-kata yang keluar dari mulut Caca. Dia yang tadinya diam berusaha untuk tidak berbicara. Namun dia juga ingin menyuarakan apa yang seharusnya dia suarakan karena dia lelah disudutkan padahal itu bukan kesalahan dia sepenuhnya. Tapi karena keadaan yang memaksa semuanya terjadi. Memang dia akui kalau ada rasa kagum yang dia rasakan kepada Rizki tapi dia selama ini tidak pernah berniat sama sekali untuk memanfaatkan keadaan untuk dekat dengannya. Lagi pula rasa kagum ke Rizki itu hanya sampai disitu. Dia tidak menginginkan lebih atau bahkan berniat untuk mendapatkannya karena dia tidak ingin rasa kagum itu berubah jadi cinta yang malah membawa dia terjerat dalam dosa.

"Kamu pikir dalam persahabatan seorang laki-laki dan perempuan itu murni hanya sahabat Nay. Tidak! Kamu salah besar. Karena nyatanya ada salah satu dari mereka yang berharap dan Disini aku yang berharap Nay, dan aku yang jadi korban. Dulu kami sangat dekat tapi semenjak kamu datang semuanya berubah. Dia lebih banyak berintraksi denganmu dari pada aku bahkan teman-temannya pun lebih menyukaimu. Kamu harusnya sadar diri, kalau aku mau bersahabat denganmu karena aku hanya ingin numpang populer darimu agar aku bisa dilihat dan setidaknya aku bisa tetap bersama Rizki meski ada kamu. Aku tidak pernah menganggapmu sahabat. Malah selama ini aku menganggap mu sebagai musuh" kata Caca sambil terkekeh. Mendengar itu Naya pun tersenyum. Tepatnya tersenyum Miris. Ternyata selama ini Caca tidak menganggapnya sahabat tapi musuh bahkan dia hanya dimanfaatkan.

"Jadi kamu mau apa?" tanya Naya yang kini berubah menjadi dingin. Tidak ada lagi senyuman melainkan hanya wajah datar dan air mata di pipinya. Melihat itu Caca sedikit kaget karena Naya yang berubah dingin. Kelembutan dalam diri Naya telah hilang dan itu karenanya. Tapi ego kembali menguasainya. Dia tetap tak ingin berdamai dengan Naya meski dia tahu kalau dia yang salah karena telah iri dengan kehidupan Naya.

"Tidak ada. Aku sudah cukup puas melihat kamu seterpuruk ini. Mungkin aku tidak bisa mendapatkan Rizki karena memang dia sulit untuk digapai dan aku juga akan berusaha melupakannya. Makanya aku akan ke luar negeri dan melupakan semuanya termasuk melupakan kamu. Sahabatku. Eh salah. Tapi musuhku" kata Caca terkekeh. "Ini hari terakhir kita bertemu, makanya aku mengungkapkan semuanya. Aku ingin lihat apa kamu masih bisa sebahagia dulu setelah ini. Dan setelah kamu yang tidak pernah dianggap sebagai sahabat. Oh iyah, jangan lupakan juga dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh orang yang kamu sayangi itu. Huuu... Pasti menyakitkan yah. Ternyata aku juga baru sadar kalau mereka cuma pura-pura baik di depan kamu. Sabar yah Nay" lanjutnya sambil terkekeh dan menepuk-nepuk bahu Naya.

Kanaya HumairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang