Azura tidak membuang-buang waktu dan langsung melaksanakan rencananya untuk pulang. Ia mencari Rainer untuk berpamitan kepada laki-laki yang tiga tahun lebih muda darinya itu. Zura benar-benar berjanji dalam hati untuk mengirimkan makanan spesial darinya kepada Rainer. Karena sepanjang acara tadi, laki-laki itu terus saja menanggapi obrolannya. Rainer seolah mengerti kalau dirinya sedang berusaha untuk menghindar dari Khandra.
Begitu dirinya berhasil duduk di kursi kemudi mobilnya, Azura langsung menempelkan keningnya di setir. Ia bertahan di posisi itu untuk beberapa lama, berusaha menenangkan diri dengan menetralisir perasaannya yang sedang tercampur aduk.
Setelah merasa sedikit tenang, Azura pun mengangkat kepalanya, menyalakan mesin mobil kemudian mengendarainya. Semuanya tampak baik-baik saja dan kini ia sudah hampir memasuki gerbang perumahan rumahnya. Namun tiba-tiba saja, Azura merasakan sesuatu yang basah mengalir turun membasahi pipinya.
Apa ini? Ia menangis?
Sebelah tangan Azura langsung terangkat untuk mengusap kedua pipinya yang mulai dibasahi oleh air matanya. Ia mengusapnya dengan kasar dan tanpa sadar terus saja mengumpat tatkala tidak menemukan alasan kenapa tiba-tiba saja ia menangis.
Azura memutuskan untuk meminggirkan mobilnya di pinggir jalan yang untungnya sudah sepi di malam hari. Ia lalu mengambil beberapa tissue untuk mengusap sisa-sisa air mata yang tidak bisa ia hilangkan dengan tangannya.
Perempuan itu lalu menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi. Ia memejamkan mata, mencoba mencari penyebab bagaimana bisa ia menangis. Dan beberapa saat kemudian, barulah ia menyadari bahwa hatinya lah yang telah mengirimkan sinyal rasa sakit itu.
Bodoh. Memangnya apalagi alasannya kalau bukan Khandra?
Laki-laki itu terlihat begitu serasi saat bersisian dengan Prita. Mereka berdua punya masa lalu yang belum terselesaikan dan ketika diberi kesempatan kedua seperti ini, Azura yakin Khandra pasti tidak akan menyia-nyiakannya.
Cepat atau lambat, Khandra - sahabatnya yang paling mengerti tentangnya dan selalu ada untuknya, akan berdampingan dengan perempuan yang dia cinta.
Kesimpulan yang terbentuk di dalam benaknya itu, lagi-lagi membuat Azura mengumpat. Karena kini matanya kembali memburam dan tanpa menunggu lama tangisnya pun menderas.
Kenapa juga gue harus ngerasain itu sekarang sih?
Sepertinya, malam ini ia harus bersembunyi di apartment yang ia beli beberapa tahun silam. Ia akan beralasan sedang ingin sendiri guna mencari inspirasi untuk proyek ekspansi kepada orang tuanya.
Ya, ia harus berbohong. Jangan sampai, kedua orang tuanya yang sangat peka itu mengetahui apa yang sedang terjadi kepadanya.
~~~~~
Azura tidak pulang ke rumah malam itu. Khandra mengetahuinya karena ia sendirilah yang menunggu kepulangan perempuan itu dengan ikut nongkrong di pos satpam rumahnya.
Akhirnya saat adzan subuh berkumandang, Khandra memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya. Khandra tidak peduli dengan penampilannya yang pasti kini terlihat begitu berantakan karena ikut meronda semalaman. Yang ada di pikirannya sekarang adalah untuk menemukan Azura. Ia harus menyelesaikan apapun ini, yang membuat hubungannya dengan Azura jadi tak karuan.
Tapi sepertinya, keberuntungan sedang tidak memihaknya. Karena setelah melaksanakan kewajibannya dalam beribadah, Khandra mendapat panggilan dari rumah sakit. Salah satu pasiennya mengalami kondisi yang mendesak dan mengharuskan Khandra untuk mengoperasinya secepat mungkin.
Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di ruang operasi, Khandra melakukan visitnya. Dan memang sepertinya, ia tidak diijinkan untuk bertemu dengan Azura karena minggu ini ia mendapatkan jatah shift malam. Memang ada jeda beberapa jam sampai shiftnya dimulai, tapi Khandra memilih menggunakan waktu itu untuk berisitirahat, memulihkan energinya yang sedari tadi malam terkuras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Berbalut Samar
RomanceMeet Khandra - anak pertama dari pasangan Dafa Gajendra Putra dan Aretha Raynelle Putra. Tidak memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai penerus perusahaan keluarga. Ia lebih memilih jejak neneknya yang berprofesi menjadi seorang...