Sebelah alis Khandra terangkat tatkala memperhatikan gerak-gerik aneh yang ditunjukan oleh perempuan di seberangnya. Masih dengan mendengarkan penjelasan Tio – pemilik perusahaan logistic yang selama ini menjalin kerja sama dengan Putra Grup, Khandra mendekat ke arah sang adik untuk berbisik, "Anaknya Pak Tio kenapa sih, Dri? Sakit apa gimana ya?"
Pertanyaan sang kakak membuat pandangan Adriana seketika teralih kepada Tessa – putri pertama Tio yang sekarang masih menjabat sebagai direktur marketing. Ia memperhatikan Tessa beberapa saat sebelum kemudian menghela napas. "Lagi kodein lo itu, Mas."
Adriana lalu tersenyum. "Welcome ke dunia yang penuh akan tipu muslihat perjodohan, Mas." Khandra melongo sesaat sebelum kemudian mendengus dan memberikan isyarat kepada Adriana untuk kembali fokus pada penjelasan Tio.
Khandra sebenarnya sudah tidak asing dengan perkara jodoh menjodohkan seperti ini. Karena di rumah sakit pun, banyak rekan sesama dokter atau pun pasien yang mencoba mengenalkannya dengan anggota keluarga atau kerabat mereka. Tapi tetap saja, ia tidak bisa menyingkirkan rasa tak enak hati yang bergelayut. Belum lagi, cepat atau lambat jika sang mak comblang mengajukan secara gamblang, ia harus menciptakan alasan penolakan yang membuat mereka tidak sakit hati.
Padahal memikirkan pekerjaan saja sudah membuatnya pusing. Apalagi ditambah dengan hal-hal semacam ini yang makin membuat otaknya memanas. Dunia orang dewasa, ternyata benar-benar melelahkan ya.
Setelah beberapa saat terlewat, akhirnya Tio selesai menjelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kerja sama mereka yang hendak dirubah. Adriana yang masih menjabat sebagai CEO beberapa kali memasukan Khandra dalam obrolan untuk memberikan warna baru dalam perbincangan.
Selesai dengan perbincangan bisnis, Tio pun mulai membelokan arah obrolan. "Jadi, rencananya Pak Khandra akan permanen menduduki posisinya Pak Arka?"
Khandra dan Adriana secara spontan saling melempar pandang. Khandra pun berdeham sebelum menjawab, "Kurang lebih begitu, Pak Tio." Tentu saja keduanya tidak akan mengakui rencana besar yang sudah diatur sedemikian rupa oleh sang ayah.
"Apa nggak sayang, Pak Khandra? Meninggalkan dunia kedokteran yang sudah digeluti sekian tahun?" tanya Tio lagi. Khandra memberikan senyum profesionalnya lalu berkata, "Kalau dibilang sayang sih, sayang ya pasti. Tapi saya juga tidak bisa menutup mata akan keadaan adik saya, Pak Tio. Yang jelas, sekarang saya sudah ikhlas lahir batin menjabat di perusahaan sebagai pengganti Arka."
Tio mengangguk-anggukan kepalanya pelan sebelum kemudian melirik sekilas ke arah putrinya. "Ngomong-ngomong, Pak Khandra, perkenalkan ini putri saya Tessa. Tessa ini sekarang memang sedang saya persiapkan untuk jadi penerus saya. Jadi mungkin, ke depannya apabila ada pertemuan-pertemuan antar perusahaan, Tessa yang akan mewakili saya."
Khandra menganggukan kepalanya mengerti sembari memberikan senyum profesionalnya. "Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik ya, Bu Tessa." Khandra terlebih dulu lah yang mengulurkan tangan untuk menyalami perempuan di hadapannya. Dan tanpa babibu, Tessa pun langsung menyalami tangan Khandra yang terulur itu. "Saya sangat menunggu untuk kerja sama kita ke depannya, Pak Khandra."
~~~~~
Atlas mengerutkan keningnya saat memperhatikan perilaku sang kakak yang sedari mereka sampai di Lampung sampai sekarang sudah pulang, selalu saja berperilaku aneh. Kalau pada saat hari pertama mereka sampai sang kakak terlihat sering bengong, kali ini perempuan yang usianya tiga tahun lebih tua darinya itu tertangkap sering bolak-balik mengecek ponsel.
"Lo lagi nunggu kabar penting apa gimana sih, Kak?" Azura yang sedang memperhatikan ponselnya, secara spontan berjengat kaget. Ia langsung menatap adiknya dengan tatapan membunuh. "Bisa nggak sih, nggak ngagetin gue?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/239438820-288-k356614.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Berbalut Samar
RomansaMeet Khandra - anak pertama dari pasangan Dafa Gajendra Putra dan Aretha Raynelle Putra. Tidak memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai penerus perusahaan keluarga. Ia lebih memilih jejak neneknya yang berprofesi menjadi seorang...