Azura memilih untuk kabur dengan dalih memiliki urusan di daerah Malang. Sebenarnya, ia tidak sepenuhnya bohong karena ia harus mengunjungi satu area untuk meninjau lokasi peternakan sapi yang akan dijadikan pemasok. Jadi, bisa dibilang kepergiannya ini sama dengan sekali dayung dua pulau terlampaui. Selain untuk menyelesaikan urusan pekerjaan, ia juga bisa beristirahat sejenak dari dua laki-laki yang beberapa saat ini membuatnya pusing setengah mati.
Kali ini, Azura memutuskan untuk pergi sendiri karena Atlas harus melakukan pertemuan penting dengan beberapa pihak yang sudah mereka putuskan untuk diajak bekerja sama dalam proyek ekspansi. Pertemuan itu jelas tidak bisa ditunda dan kepergiannya ke Malang pun juga harus segela dilaksanakan agar tenggat waktu tidak semakin mundur. Oleh karena itu, kakak beradik itu memutuskan untuk berbagi tugas.
Azura dijemput oleh Surya - marketing PT Makan Daging Nusantara yang beberapa lama ini sudah berhubungan dengan Utama Culinary. Dan begitu mereka sampai di lokasi Azura langsung diajak oleh Surya untuk berkeliling. Selama melakukan itu semua, Surya selalu menjelaskan seluruh proses. Dimulai dari pemilihan bibit sapi, pengiriman ke lokasi, proses penggemukan sapi sampai akhirnya ke proses potong serta pendistribusian ke client.
Meski agendanya hari ini terdengar singkat namun ia tidak menyangka kalau akan sepadat ini dan menghabiskan banyak waktu. Yah mau bagaimana lagi karena di setiap tahap yang ia sebutkan tadi, ia meminta Surya untuk menjelaskan secara rinci. Azura pun juga melakukan pengamatan yang cukup teliti. Sampai tak terasa, langit sudah berubah menjadi kemerahan ketika akhirnya Surya mengantarnya ke hotel tempat ia menginap.
Setelah berpamitan singkat, Azura pun berjalan cepat masuk ke dalam lobby dan melakukan check in. Tubuhnya terasa begitu lelah dan entah mulai sejak kapan perut bagian bawahnya terasa tak nyaman. Ia lalu memejamkan kedua mata saat sang resepsionis sedang melakukan proses check in, berusaha mencocokan tanggal dan periode menstruasinya.
Ah, pantas saja. Sepertinya ini adalah harinya. Kening Azura perlahan terhias kerut saat rasa tak nyaman di perutnya semakin menjadi.
Tahan, Ra. Bentar lagi lo masuk ke kamar.
Azura menghela napas lega tatkala sang resepsionis menyodorkan kunci kamarnya. Ia pun menyampaikan terima kasih sebelum membalikan tubuh dan berjalan ke arah lift. Untung saja Azura tidak perlu menunggu terlalu lama untuk menunggu lift yang tadi turun dari lantai lima.
Ia menunggu sesaat, mempersilahkan penumpang lift yang ada di dalam untuk keluar terlebih dahulu. Beberapa saat terlewat dan perut Azura rasanya diserbu oleh serangan lain saat matanya menemukan sesosok Angga pada rombongan yang baru saja keluar dari lift.
Astaga. Kebetulan macam apa lagi ini?!
"Zura?" Angga terlebih dulu lah yang menyapa. Dan Zura yang sebenarnya masih terserang keterkejutan itu langsung sigap menunjukan senyumnya pada Angga. "Ya ampun, dimana-mana ketemunya lo kalo nggak Khandra. Ada urusan apa di sini, Ngga?"
"Lagi evaluasi kinerja cabang yang ada di sini. Lo?"
"Survey lapangan pemasok." Angga mengangguk-angguk mengerti dan ia sudah hendak menanyakan hal lain saat menyadari ekspresi wajah Azura yang terlihat seperti sedang menahan sakit. Belum lagi rona di wajah perempuan itu yang menghilang dan membuatnya pucat. "Lo nggakpapa, Ra? Lagi nggak enak badan?"
Azura menggeleng pelan. "Nggakpapa. Cuma lagi ada tamu bulanan aja, Ngga."
Angga sedikit merasa lega setelah mendengar keadaan perempuan di hadapannya. "Apa lo perlu sesuatu? Gue bisa belikan."
"Nggak usah, Ngga. Gue istirahat aja. Biasanya kalo udah dibuat tiduran, udah agak mending."
"Ya udah kalo gitu. Kalo butuh apa-apa, hubungin gue ya." Azura menanggapi ucapan Angga dengan anggukan. Ia lalu berpamitan singkat dan masuk ke dalam lift untuk menuju ke kamarnya di lantai tujuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Berbalut Samar
RomanceMeet Khandra - anak pertama dari pasangan Dafa Gajendra Putra dan Aretha Raynelle Putra. Tidak memiliki keinginan untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai penerus perusahaan keluarga. Ia lebih memilih jejak neneknya yang berprofesi menjadi seorang...