18

618 135 10
                                    

Sesuatu hal yang tidak di duga oleh siapapun yang hadir di sini terjadi.  Di dalam hati, berkali kali mengucapkan ucapan permohonan untuk menyelamatkan kedua orang yang berada di dalam ruangan bertuliskan UGD di atasnya.

Saat ini, keadaan begitu hening meskipun ramai akan orang. Bukan hanya di depan ruangan yang di penuhi, bagian depan rumah sakit juga penuh sesak karena orang orang yang mencari berita dari berbagai stasiun televisi.

Baik pihak rumah sakit dan kedua agensi sama sama berusaha untuk mengusir para wartawan mengingat lokasi mereka saat ini adalah tempat umum dimana semua membutuhkan waktu untuk beristirahat.

Jisoo menatap kosong pada lantai di depannya. Ada kekehan miris yang ia keluarkan dalam hati. Entah kenapa, ia merasa deja vu dengan situasi ini. Bedanya, pada saat itu ia hanya menjadi cameo dalam drama yang di bintangi kedua orang itu.

Dan Jisoo berharap, ini juga seperti itu.

"Unnie"

Jisoo menoleh, mendapati Rose yang memanggilnya dengan raut wajah khawatir,"Gwenchana?"

Jisoo tersenyum menenangkan,"Bukan aku yang terluka,tidak apa apa."

Raut wajah sendu Rose tidak menghilang melainkan menjadi semakin jelas.

"Unnie" lirihnya ingin kembali mengucapkan sesuatu namun tidak yakin apa yang harus ia katakan.

Jisoo tersenyum tipis, kembali menatap pada lantai rumah sakit yang menjadi fokusnya sedari tadi,"Aku yakin, Jennie dan Jaehyun akan baik baik saja. Mereka adalah orang yang kuat dan tahan banting. Ini pasti bukan apa apa bagi mereka."

Dan Rose hanya bisa mengangguk sebagai balasannya.


***

"Tempat apa ini?"

"Hei"

Gadis itu tersentak kaget, secara perlahan ia menoleh ke arah suara. Ada sosok yang memakai jubah hitam layaknya pencabutan nyawa yang sering ia lihat di dalam drama. Bedanya, tidak ada kursi atau tongkat di genggamannya.

"Kau siapa?" tanya gadis itu

"Apa yang terjadi padamu?" tanyanya balik.

"Aku? Aku tidak...." Gadis itu mengantung ucapannya saat mendadak sebuah ingatan layaknya film berputar di kepalanya.

"Ah, kecelakaan?" tanya sosok tersebut.

"Aku ada di mana?" tanya gadis itu lagi.

"Jalan yang akan di lalui semua orang saat sedang sekarat." jawabnya santai.

"Aku sedang sekarat?!" pekiknya kaget dan hanya di respon angkatan bahu acuh oleh sosok itu.

"Itu berarti kau juga sekarat?"

Sosok tersebut berdecak,"Dasar bodoh, aku yang berjaga di sini."

"Ah, begitu."

"Kalau begitu, dimana jalan keluarnya? Kau pasti tau kan?"

"Tidak."

"Apa maksudmu?"

"Aku tidak tau, itu jelas bukan?"

"Tapi, bagaimana bisa?"

"Entahlah, aku juga ingin tau. Saat aku sadar, aku sudah di sini dan secara tiba tiba bekerja di sini."

"Jadi kau tidak tau jalan keluarnya? Bagaimana ini? Semua orang pasti sedang khawatir denganku. Keluargaku, para memberku dan penggemarku. Aku sudah membuat khawatir banyak orang."

"Penggemar katamu?"

"Kau pasti tidak mengenal ku ya. Perkenalkan namaku Kim Jennie, anggota girl grup korea yang bernama blackpink."

"Kau terkenal?"

"Bisa di bilang begitu."

"Kalau begitu pasti banyak yang mengkhawatirkan mu."

"Aku tau! Makanya aku harus kembali."

"Jennie kim, rapper dari grup bernama blackpink dan kekasih dari Jung Jaehyun dari nct." ujarnya tiba tiba

Jennie terdiam mendengar segala hal yang sosok itu katakan yang memang benar adanya. Omong omong, bagaimana keadaan Jaehyun sekarang? Apa pria itu baik baik saja?

Sosok tersebut terkekeh,"Mengkhawatirkan orang lain? Di saat kau sendiri hampir mati?"

"Mati?"

Sosok tersebut mengangguk,"Benar, alasan kenapa kau di sini adalah kau hampir mati."

"Tidak, aku masih belum boleh mati. Masih ada hal lain yang harus aku lakukan."

"Jadi, kapan kau boleh mati?"

Jennie terdiam,"Aku...."

Sosok tersebut menunggu jawaban dari Jennie. Akan tetapi, tidak ada apapun yang di katakan oleh gadis itu beberapa menit kemudian.

"Kau suka jam berapa?" tanyanya tiba tiba.

"Kenapa?" Jawab Jennie

"Jawab saja."

"Jam sepuluh malam."

"Alasan?"

"Karna itu adalah jam pada saat aku pulang dari agensi, biasanya."

"Kau benar benar ingin kembali? Untuk apa? Ingin menghabiskan harta mu?"

"Tidak, aku ingin kembali karna banyak yang sedang menungguku untuk kembali." Jawab Jennie

"Kau yakin?"

Setelahnya, sosok tersebut menampilkan berbagai berita buruk mulai dari rumor, ujaran kebencian, hujatan di media sosialnya hingga ancaman yang di kirimkan padanya.

"Ku rasa tidak semua orang bersedih akan kepergianmu."

Jennie masih diam, menatap kata demi kata yang penuh dengan kebencian di depannya.

"Aku tidak bisa membuat semua orang menyukai ku bukan? Tidak ada satu orangpun yang bisa membuat seisi dunia menyukainya." ujar Jennie.

"Lalu untuk apa kau kembali? Sudah tidak ada gunanya bukan? Dunia sering menyakiti mu, tidakkah kau jenuh?"

"Tentu saja, aku jenuh. Aku merasa sedih dan kesal. Kadang pula aku kehilangan percaya diri."

"Apa kau menderita?"

"Bohong jika aku bilang tidak."

"Kalau begitu tidak usah kembali. Kau akan bebas dari itu semua."

"Begitukah?"

"Tentu"

"Kalau begitu, aku akan...."












RUNNING LOVE {II}✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang