"Bagaimana keadaan mereka?"Suara seseorang yang mengucapkan hal itu terdengar tersengal sengal. Menandakan bahwa ia baru saja melakukan sesuatu yang membuatnya lelah.
Semua orang yang ada di sana menoleh, menatapnya dengan tatapan bingung karna tidak bisa mengenali wajahnya yang tertutup masker.
"Ah, maaf." Seakaan sadar, ia membuka maskernya dan mendapatkan respon yang sama dari semuanya.
"Sakura?"
"Ne, aku Sakura."
Semuanya terdiam, tidak mengerti kenapa dan bagaimana gadis itu ada di sini. Informasi mengenai dimana rumah sakit tempat Jennie dan Jaehyun berada mungkin sudah tersebar mengingat banyaknya wartawan beberapa menit yang lalu.
Akan tetapi, untuk apa gadis ini datang kemari? Bukankah dia tidak ada hubungan apapun baik dengan Jennie maupun Jaehyun?
"Kau... bagimana bisa kemari?"
Seolah mengetahui pertanyaan yang ada di benak semua orang, Jisoo bertanya sebagai perwakilan.
"Aku pernah di bantu oleh Jaehyun sunbaenim, jadi aku kemari untuk melihatnya."
Taeyong sebagai orang yang menunggu Jaehyun menjawab,"Masih belum ada kabar."
"Begitu ya." Jawab Sakura pelan dan menunduk.
"Apa sudah benar benar bocor?" guman Jisoo
"Ada apa unnie?" tanya Rose di sampingnya.
"Tidak, bukan apa apa." Elak Jisoo
Kemudian, keadaan kembali hening untuk beberapa saat. Sakura memilih untuk menepi dan tidak menganggu yang lainnya. Kedatangannya ke mari murni untuk memastikan keadaan Jaehyun dan Jennie, tidak lebih dari itu.
Pintu UGD dimana ada Jaehyun di dalamnya terbuka, lampu di bagian atasnya sudah dimatikan menandakan kegiatan di dalamnya sudah selesai.
"Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Taeyong mendatangi dokter seraya melirik ke arah pintu.
"Kondisinya sudah membaik sekarang, pendarahannya berhasil di hentikan dan ia juga sudah mendapatkan transfusi darah. Untuk saat ini, ia sudah boleh di pindahkan ke ruang rawat." Jelas dokter
Perasaan lega terpancar dengan jelas di wajah Taeyong dan beberapa member lainnya yang ikut ke sana.
"Terimakasih dokter."
"Sama sama."
Kemudian dokter itu memasuki ruang di sebelahnya, ruang dimana ada Jennie di dalamnya. Hal tersebut pun membuat para member dan ibu Jennie yang ada di sana semakin khawatir.
"Apa semuanya baik baik saja?" ujar Lisa khawatir.
"Jennie baik baik saja, aku yakin." Jisoo meyakinkan orang lain sekaligus dirinya sendiri.
Ucapan penuh permohonan kembali ia ucapkan dalam hati, kali ini, kedua tangannya menyatu dengan erat hingga kukunya tercetak jelas dalam telapak tangannya.
Jennie akan baik baik saja.
***
"Dokter, denyutnya menurun!"
Seruan dari suster yang ikut serta membuat semua orang yang ada di dalamnya melakukan segala tindakan untuk menaikkan denyut nadinya.
Suasana yang begitu mencekam akan tetapi para dokter harus tetap tenang demi keselamatan pasiennya.
"Kita lakukan yang terbaik."
"Baik."
"Kalau begitu, aku akan tetap kembali."
"Apa?"
"Aku memang sedih terhadap hal itu, tapi membayangkan member dan keluargaku menderita karena ku lebih membuat aku menderita." Jennie menoleh dengan senyuman.
"Apa yang harus aku lakukan agar bisa kembali?"
"Berbahagialah."
Cahaya terang menyerang dirinya, seolah olah memaksa Jennie untuk menutup matanya. Samar samar, ia bisa mendengar namanya di panggil berkali kali. Isakan tangis ia dengar dan rasa hangat menjulur di seluruh tubuhnya.
Rasanya begitu nyaman hingga Jennie merasa ia akan kehilangannya jika ia membuka mata.
Aku mohon buka matamu,Jennie.
***
Sudah empat hari sekiranya semenjak kepindahan Jennie ke ruang rawat. Untuk Jaehyun, lelaki itu sudah siuman dua hari lalu. Dan ia sama sekali tidak meninggalkan ruangan Jennie semenjak itu. Bahkan, ia lebih lama di dalam ruangan di bandingkan ibunya Jennie.
Kondisinya tak nampak baik meskipun dokter mengatakan kondisinya sudah membaik dan mulai pulih.
"Aku minta maaf, ini semua salahku. Seharusnya aku tidak menawarkan diri untuk mengantarkan mu. Aku minta maaf." gumannya lagi.
Doyoung sebagai orang yang menemani Jaehyun mengelus pundak Jaehyun pelan, menenangkan lelaki itu agar tidak terlalu menyalahkan diri.
"Ini kecelakaan Jaehyun, bukan salahmu."
Jaehyun mengadah, matanya membulat sempurna saat tau siapa yang berbicara dengannya. Dengan segera, Jaehyun menelungkupkan wajahnya di atas kasur. Menangis layaknya bayi yang baru lahir.
"Syukurlah, syukurlah kau sudah sadar." ujarnya
Jennie tersenyum, mengelus kepala Jaehyun dengan perlahan karena merasa lemas.
Doyoung dengan segera menekan tombol di samping ranjang untuk memangil dokter. Tak lupa, ia keluar ruangan dan mengabari yanga lainnya.
"Jennie sudah sadar."
Dan akhirnya, sebuah kalimat yang sudah mereka tunggu tunggu di ucapkan.
"Aku tau kau pasti bisa Jennie." guman Jisoo menghapus air matanya yang menetes.
Rose dan Lisa yang sudah menangis namun dengan perasaan lega dan senyuman di wajah mereka. Mino dan Jinwoo yang juga hadir pada hari ini ikut tersenyum lega. Keduanya dengan segera memberi kabar pada agensi dan tentu saja pada orang orang yang mereka kenal.
Ibu Jennie yang ada di sana juga ikut menangis, dia dengan segera masuk ke dalam ruangan untuk memeluk putri kesayangannya.
Tidak ada hal lain selain perasaan bersyukur yang ada di dalam diri mereka saat ini.
Ya, setidaknya untuk saat ini.
Selamat pagiii, tetap semangat yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNNING LOVE {II}✔
Teen FictionTentang bagaimana mereka menjalin sebuah hubungan di atas pekerjaan mereka. Disarankan membaca season 1 dulu yaa.