Hal-hal berharga kadang hanya berupa sesuatu yang kosong. Tak akan ada yang menyadarinya kalau itu tidak benar-benar menghilang.
Seperti debu dan angin yang berderak. Itu hanya akan jadi ingatan semalam yang tersapu waktu.
Kita melupakan banyak hal dan melewatkan banyak hal begitu saja. Berpikir tak ada yang bisa memahami siapapun di dunia ini. Sejujurnya kita yang egois karena tak pernah mau mengerti.
Cerita ini didedikasikan untuk pembaca sekalian...
Juga seseorang yang banyak saya lukai di kehidupan nyata. Permintaan maaf itu seperti sebuah apel. Saya memintanya berkali-kali sampai itu habis tak bersisa. Maaf membuat permohonan maaf itu jadi terkesan tak berharga. Karena itu kosong tanpa rasa.
Selamat menjejaki langkah baru, hari baru, mimpi baru, atau lembaran yang benar-benar baru.
Terima kasih sudah menemukan kisah ini.Keterangan: Cerita ini ditulis dalam keadaan kurang sadar. Tidak ada outline, blurb, atau sebagainya. Jadi mohon dimaklumi jika terkesan terinspirasi sana-sini dan tidak punya niatan sedikitpun untuk menjiplak karya orang lain.
Saya termasuk orang yang menerima masukan dalam bentuk apapun. Jadi jika kalian ingin meninggalkan kesan, pesan, dan kritikan serta saran apapun itu bebas.
Salam
-. Unfamiliar Greetings~11 Desember 2022~
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING HILL
Historical Fiction[SECOND STORY] Aku mendadak terbangun menjadi Amalthea Hill dalam novel "Tears of Blood". Novel romansa tentang obsesi dan kegilaan dimana semua karakternya tidak ada yang waras sekaligus sadis. Di kehidupan ini aku hanya ingin beristirahat untuk wa...