Aku sudah mencoba kayang, tidur terlentang, atau berdiri dengan kepala terbalik sambil menatap langit-langit ruangan. Bahkan meski semua hal konyol telah kulakukan untuk menguji kewarasanku, otakku masih normal.
Mungkin hanya tubuhku yang tidak normal saat ini....
Ini bukanlah aku! Ketika membuka mata aku telah berada di sebuah ruangan dengan dinding pualam yang mengkilat. Ranjang yang hangat dan empuk berkualitas terbaik. Serta sofa dan beberapa peralatan minum teh yang mewah. Kukira saat ini aku tengah berada di surga. Namun mengingat selama hidup aku tak pernah melakukan kebaikan yang berarti, Tuhan tak mungkin semudah itu menempatkanku di surga seusai kematian.
Di dinding terdapat potret diri dari seorang gadis kecil dengan wajah murung. Meski terlihat suram gadis kecil itu memiliki kecantikan tak terdefinisikan sampai aku kesulitan mengungkapkannya dengan kata-kata. Dan lagi potret diri itu sangat mirip dengan seseorang yang tengah kusaksikan di dalam cermin saat ini.
Selama ini aku sudah cukup menerima banyak hal mengejutkan sepanjang hidupku. Apa seusai kematian aku perlu dihadapkan pada kehidupan baru yang mengejutkan lagi?
Aku menghela napas perlahan, memandangi dengan seksama patulan wajah asing di dalam cermin. Mau dilihat seperti apapun ini bukan tampilan fisikku yang sebenarnya. Seorang gadis kecil dengan rambut perak bergelombang dan warna mata magenta yang misterius. Kulit anak ini bahkan lebih pucat daripada warna rambutnya. Hal berseri yang terlihat di dalam kaca mungkin hanya mata magenta dan pipinya yang berona mawar.
Cantik.... rasanya seperti melihat peri atau malaikat yang hanya bisa diilustrasikan dalam buku dongeng.
Aku masih mencoba merenungi kejadian ini. Tapi dipikirkan dari sudut pandang mana pun hal yang kualami tetaplah tidak wajar. Aku bangun di tubuh gadis kecil dengan ingatanku sebelum kematian yang masih utuh. Selain membingungkan hal ini jadi membuatku perlu berpikir. Bukankah setelah mati harusnya aku benar-benar menghilang? Kenapa malah terbangun di tempat seperti ini dengan tubuh yang baru?
"Nona, maafkan atas ketidaksopanan saya sebelumnya, namun tingkah anda saya rasa sangatlah tidak wajar hari ini. Apa anda merasa sakit?" Ucap Joanna, seorang wanita paruh baya yang memperkenalkan diri sebagai pengasuhku beberapa jam lalu.
Aku hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. Sejujurnya masih belum menerima dengan benar identitas baruku saat ini.
"Anda harus segera bersiap untuk pemeriksaan dengan Dokter James setelah ini. Tuan Count akan kembali sesegera mungkin dengan membawa permata kristal laut biru sesuai permintaan anda tempo hari. Jika ada ketidaknyamanan untuk sekarang, anda bisa mengatakannya kepada saya." Joanna kembali berucap dengan raut wajah dipenuhi kekhawatiran. Entah kenapa setiap perkataannya malah membuatku merinding, karena mengingat takdir yang akan kuhadapi di masa depan.
Setelah kecelakaan mengerikan itu, entah mengapa aku malah terbangun sebagai Amalthea Hill dalam novel berjudul "Tears of Blood". Novel romansa itu isinya tentang obsesi dan kegilaan terhadap si tokoh utama wanita yang berakhir dengan tragis.
Aku dapat menyadari hal tersebut dengan cepat berkat Joanna yang membangunkanku sambil menyebut nama Amalthea beberapa kali. Huft... Aku bersyukur karena dapat dengan segera memahami situasi genting saat ini. Hal ini berkemungkinan terjadi karena aku sebelumnya adalah orang dewasa yang telah hidup dengan banyak pengalaman. Jadi tingkat kepekaanku akan krisis masalah harusnya memang sangat tinggi.
Di kehidupan sebelumnya aku bukanlah seseorang yang benar-benar cerdas dan mampu mengingat semua detail dengan baik. Aku kebanyakan menghapus kenangan menyedihkan dengan cepat dan mencoba untuk tetap mengingat kenangan membahagiakan sebaik mungkin dalam jangka waktu yang lama. Hal itu dikarenakan aku tak memiliki banyak kenangan membahagiakan. Jadi hanya sedikit kenangan yang kuingat, sehingga otakku tak perlu bekerja terlalu keras untuk menampung banyak ingatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING HILL
Fiksi Sejarah[SECOND STORY] Aku mendadak terbangun menjadi Amalthea Hill dalam novel "Tears of Blood". Novel romansa tentang obsesi dan kegilaan dimana semua karakternya tidak ada yang waras sekaligus sadis. Di kehidupan ini aku hanya ingin beristirahat untuk wa...