🌺Bab 13

819 155 2
                                    

Kesehatanku sudah mulai membaik. Ini pagi pertama di musim panas yang cerah. Jadi aku mengawali hariku dengan melukis di taman. Beberapa pelayan datang, membawakan makanan ringan dan teh susu favoritku.

Semuanya terlihat damai. Seperti tak ada masalah yang akan timbul dan menggangguku hari ini.

"Aku tak menyangka kalau Daratan Orkan mulai mengering. Padahal selama musim semi kemarin tanah di sana masih terlihat hijau."

"Ini hari pertama musim panas. Tapi hewan ternak yang digembalakan di sana bahkan banyak yang tewas karena sulit mendapat air."

"Aneh sekali, aku mendapat kabar dari sepupuku bahwa tak hanya kawasan selatan Hill saja yang mengalami penggurunan. Tapi wilayah Anex yang terkenal subur dan dekat dengan pegunungan yang membawa mata air pun perlahan gersang. Rempah-rempah sebagai komoditas utama di sana terancam punah. Padahal sangat sulit untuk menumbuhkan rempah-rempah di benua kita."

"Kau benar, ini ancaman yang cukup serius..."

Aku menoleh ke belakang, memandangi beberapa pelayan yang tengah berkumpul dan menyampaikan kerisauannya. Kehancuran dunia sepertinya sudah dimulai. Hal ini ditandai dengan beberapa kawasan yang tadinya subur mulai menjadi gersang dan tak berpotensi menghasilkan lagi.

Salah satunya adalah tanah potensial milik wilayah Hill. Kawasan yang biasanya dijadikan tempat ternak dan bertani itu mulai menggurun. Jika tak segera diatasi, kondisi perekonomian penduduk di sekitar sana akan lumpuh total. Dan bencana kelaparan pun akan turut serta melanda.

"Hei, bisa kalian ceritakan padaku bagaimana lengkapnya?" Pintaku ke arah pelayan yang tengah berkerumun itu.

"Ah, maafkan kami Nona Amalthea, kami tak bermaksud menggosip selama bekerja." Salah satu pelayan menunduk takut-takut dan menyikut temannya untuk ikut meminta maaf juga.

"Aku tak masalah dengan itu. Tapi masalah yang tengah kalian bicarakan juga cukup menggangguku. Jadi bisakah kalian menjelaskan detailnya." Sekali lagi aku mengulangi permintaanku.

"Itu saya berasal Daratan Orkan. Beberapa hari lalu saya mengambil cuti dan kembali ke kampung halaman. Para warga mulai mengeluh dengan iklim yang tiba-tiba berubah. Hujan juga tak kunjung datang. Sehingga tanah di wilayah itu tak lagi menghasilkan untuk bertani. Ada yang berpendapat bahwa wilayah kami terkena kutukan. Akan tetapi bukan hanya Daratan Orkan yang mengalami masalah penggurunan, jadi kondisi ini sepertinya cukup mengkhawatirkan."

Aku mengangguk memahami dengan benar titik permasalahannya. Pohon Sogan sepertinya mulai kembali tumbuh. Ini masalah yang sangat serius. Karena dalam novel pun tak ada solusi yang dapat digunakan untuk mencegah pertumbuhan Pohon Sogan. Selain itu terlalu berbahaya untuk mendekati Danau Sarven guna mencari tahu secara langsung.

Ini masalah insidental. Jadi pengambilan keputusan untuk menyelesaikannya pun hanya bisa dilakukan saat kejadian berlangsung dan tak bisa ditangguhkan dalam jangka panjang. Perlahan wilayah subur berubah menjadi gurun. Jadi apa yang dapat kulakukan agar wilayah Hill tidak ikut terdampak?

.......

Menjelang tengah hari aku menyibukkan diri dengan membaca banyak buku di perpustakaan. Aku melakukan beberapa riset kecil dan mencatatnya di buku jurnal. Kebanyakan buku yang kubaca berhubungan dengan geografi yang memuat literatur terkait perubahan iklim, karakteristik bentang lahan, dan juga vegetasi. Artikel yang kutemukan memang tak begitu lengkap. Tapi di kehidupan sebelumnya aku juga sering membaca catatan berita global yang berhubungan dengan fenomena lingkungan. Jadi sedikit pengetahuan itu mungkin akan membantu.

Aku menandai beberapa bab penting dan mendata alternatif solusi yang bisa dipakai untuk masalah penggurunan. Setelah merasa bahwa semuanya sudah cukup, aku menyimpan pena dan merenggangkan jemariku. Tanpa berlama-lama lagi, aku beranjak berdiri dan membawa buku jurnalku bersama untuk menemui ayah di ruangannya.

SPRING HILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang