🌺Bab 3

1.3K 201 2
                                    

Rasanya masih seperti mimpi. Waktu tidur yang cukup. Seharian tidak melakukan apa-apa. Makanan hangat yang tersaji silih berganti dan udara sejuk yang membuatku bernapas dengan penuh ketenangan. Bahkan saking enaknya hidup sebagai Amalthea waktu dua minggu yang kuhabiskan di dunia ini benar-benar tak terasa.

Rasa sakit karena kematianku tempo hari perlahan mulai pudar dalam kepalaku. Aku tak perlu begadang untuk terus bekerja dalam satu minggu. Tak ada adik-adik berisik yang perlu ku-urus setiap pagi. Juga ibu yang memaksaku menjadi mesin pekerja tanpa peduli akan kondisi fisik dan psikisku. Rasanya sangat nyaman. Aku bahkan baru sadar kalau menyukai bantal dan sesuatu yang lembut saat di dunia ini. Semoga kedamaian seperti ini terus bertahan lama.

"Joanna, apa ada tamu yang datang pagi ini? Beberapa waktu lalu aku melihat kereta kuda mewah dan rombongan pengawal di bawah sana." Tanyaku pada Joanna, yang tengah memijat punggungku dengan bersungguh-sungguh saat ini.

"Ah, itu saya rasa ada tamu dari keluarga kekaisaran yang berkunjung." Jawab Joanna setelah keliatan berpikir selama beberapa saat.

"Keluarga kekaisaran?" Aku mengangkat alisku. "Yang benar saja, bukankah ayah sedang tidak ada di mansion ini? Bagaimana bisa tamu dari keluarga kekaisaran berkunjung seenaknya?"

"Sepertinya Putra Mahkota Bradley yang memaksa berkunjung, nona. Anda tak perlu khawatir soal itu. Tuan Leonard, selaku kepala pelayan yang akan mengurusnya." Jelas Joanna terlihat masa bodoh dan kurang tertarik dengan urusan ini.

Aku terdiam sejenak. Selain Ronald yang kelak menjadi antagonis dalam novel ini, Putra mahkota Bradley juga antagonis menyebalkan. Ia kelak akan menyusahkan kehidupan pemeran utama pria dalam hal suksesi tahta. Dalam novel Tears of Blood dikatakan pemeran utama pria adalah pangeran kedua, anak haram kaisar dengan seorang pelayan yang diabaikan namun tak pernah putus asa untuk terus maju menjadi pewaris tahta.

Dia pria dengan kepribadian baik dan rendah hati, namun meski demikian dia cukup kuat dan memiliki kemampuan yang mumpuni menjadi penerus kaisar. Berbeda benar dengan Putra mahkota Bradley yang saat ini digadang-gadang sebagai penerus.

Putra mahkota Bradley digambarkan sebagai antagonis yang serakah dan berkepribadian buruk. Ia memiliki ketertarikan yang gila pada tokoh utama wanita hanya karena pangeran kedua terlihat menjalin hubungan dengannya. Tak hanya itu ambisinya untuk menjadi kaisar membuatnya menyengsarakan banyak pihak. Ditambah lagi ia adalah seseorang yang sangat sadis. Sehingga akan sangat berbahaya bila dijadikan musuh.

Suara ketukan pintu mendadak terdengar. Aku beranjak bangkit dari acara tengkurapku dan mempersilahkan seseorang tersebut untuk masuk.

"Salam kepada nona Amalthea, ini saya Leonard, kepala pelayan. Sebelumnya mohon maaf karena mengganggu waktu anda. Hanya saja di bawah saat ini sedang ada keributan yang cukup merepotkan. Pangeran Bradley memaksa bertemu dengan tuan count yang belum kembali. Sekarang hanya ada anda di mansion selaku tuan rumah yang kami layani. Jadi apa anda berkenan mewakili tuan count sementara untuk menyapa pangeran Bradley, nona?" Pinta Leonard dengan sangat sopan kepadaku.

Aku mengangguk tanpa banyak berpikir. "Hanya itu? Ini akan mudah dilakukan dan tak memakan banyak waktu. Ngomong-ngomong berapa usia pangeran Bradley saat ini?" Tanyaku pada Leonard.

"Usianya saat ini baru menginjak 12 tahun, nona." Berarti dia 2 tahun lebih tua daripada Amalthea di dunia ini. Tapi itu tak masalah usiaku yang sebenarnya jauh lebih tua untuk menghadapi pangeran dengan tingkah kekanakan dan keras kepala itu. Jadi ini akan mudah.

Aku mengulurkan kedua tanganku ke arah Leonard. Pria itu mengangkat alisnya seolah bertanya. "Gendong, aku terlalu lemas untuk berjalan saat ini." Ucapku tanpa tahu diri. Aku merasa lelah sepanjang waktu dengan tubuh ini. Jadi aku berusaha meminimalisir pergerakkan sesedikit mungkin. Ini hanya alasan untuk tetap bermalas-malasan. Aku tahu kalau tubuh ini pasti butuh olahraga. Hanya saja untuk sekarang aku ingin terus malas-malasan sampai bisa benar-benar beradaptasi.

SPRING HILLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang