Aku kembali dengan membuat kehebohan di seluruh mansion. James dipanggil untuk segera mengobati lukaku. Dan Joanna tak berhenti juga mengomeliku serta menuntutku memberikan jawaban atas tindakan tak lazim yang kuambil hari ini.
Ya ampun ini adalah hari yang sibuk. Tapi aku bersyukur karena ayah belum pulang. Jika ia pulang maka kekhawatiran berlebih yang kuterima pun pasti akan membludak.
"Apa luka itu bukan masalah besar, James?" Tanyaku ke arah pria yang tengah fokus membebat lenganku dengan perban saat ini.
James menghela napasnya dalam. "Anda melukai pembuluh darah arteri. Jadi darah yang mengalir keluar tentu saja sangat deras. Bagaimana bisa anda menganggap ini bukan masalah besar, nona?"
"Tapi sekarang sudah tidak apa-apa, bukan? Aku kembali dalam kondisi sadar. Jadi artinya cukup baik, kan?" Aku mencoba mengangkat lenganku dari sisi tempat tidur. Sudah tidak terasa ngilu, mungkin berkat perawatan yang kuterima dari James.
Pria dengan rambut pirang itu mengangguk dan menaikkan kacamatanya. "Memang bagus bagi anda untuk menggunakan kekuatan suci sesekali dan menyelamatkan orang dengan itu. Hanya saja, merobek lengan sendiri dengan pedang itu tindakan yang terlalu sembrono. Jadi anda tak boleh melakukannya terlalu sering. Darah anda sangatlah berharga, nona."
"Kalau begitu apa yang bisa kulakukan untuk mencegah akumulasi kekuatan suci di tubuh ini?" Aku melemparkan pertanyaan balik padanya.
"Anda bisa melakukannya secara berkala. Jika terlalu sering kondisi tubuh anda akan memburuk. Sel darah merah baru dapat beregenerasi sekitar 120 hari. Saat itu saya akan menemukan cara yang efisien untuk mengeluarkan darah anda. Jadi saya harap agar anda tidak bertindak sembrono lagi mulai sekarang. Selain itu penggunaan kekuatan suci akan meninggalkan jejak. Jika diketahui publik, itu berbahaya bagi anda. Saya dengar kaisar sedang melakukan eksperimen gila untuk mengembangkan gen manusia dengan kekuatan ganda. Identitas anda sebagai pemilik kekuatan suci tentu harus dijaga ketat, agar kaisar tak tertarik." Jelas James yang hanya bisa kuangguki saja.
"Baiklah aku minta maaf atas keteledoranku hari ini." Aku mengaku salah terlebih dahulu pada akhirnya. "Sebelum itu, aku ingin minta tolong satu hal padamu. Rahasiakan soal lukaku hari ini dari ayah. Aku tadi pergi dengan Joanna dan Ethan. Jika aku ketahuan terluka oleh ayah, mereka pasti akan mendapatkan masalah. Jadi kali ini aku harap agar kau mau bekerja sama." Pesanku sebelum James meninggalkan ruangan. Pria itu hanya menganggukinya tanpa protes lantas pamit undur diri.
.........
Aku menyambut ayah dengan memasang wajah berseri. Ia tiba di mansion saat sore hari. Aku sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Gaun cantik yang menutupi luka di lenganku, serta para pekerja mansion yang sudah kukondisikan agar tutup mulut soal apa yang terjadi hari ini.
"Bagaimana dengan jalan-jalanmu, anakku?" Tanya pria bersurai coklat yang baru saja turun dari kereta kuda tersebut.
"Yah, menyenangkan ayah. Aku dan pengasuh melakukan banyak hal bersama hari ini." Ujarku seraya melirik ke arah Joanna yang sedang menahan diri untuk tidak menyampaikan orasi kecemasannya.
Ayah mengelus lembut puncak kepalaku. "Senang melihatmu dalam kondisi ceria hari ini. Ngomong-ngomong kita kedatangan penghuni mansion baru." Pria itu menoleh ke belakang, ke arah pintu kereta kuda yang masih dengan setia terbuka.
Seorang anak laki-laki dengan pakaian lusuh turun dari sana dibantu oleh para ksatria. Penampilannya berantakan. Rambutnya yang berwarna coklat itu panjang dan awut-awutan. Ia memiliki tubuh yang sangat ringkih dan kecil. Semuanya buruk. Satu-satunya hal baik yang dapat dilihat dari wajah kotor itu hanyalah mata berwarna hazel yang bersinar.
Aku tercenung di tempatku. Senyumku surut. Jadi bocah ini adalah Ronald Hill, ketua persatuan penjahat paling berpengaruh di masa depan. Saat ini ia hanyalah anak lemah dengan kaki gemetar karena menghadapi lingkungan baru. Aku tak percaya bahwa Amalthea asli, menjadikan anak seperti ini sebagai sasaran perudungan hingga mengalami trauma buruk di masa depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SPRING HILL
Historical Fiction[SECOND STORY] Aku mendadak terbangun menjadi Amalthea Hill dalam novel "Tears of Blood". Novel romansa tentang obsesi dan kegilaan dimana semua karakternya tidak ada yang waras sekaligus sadis. Di kehidupan ini aku hanya ingin beristirahat untuk wa...