3. RAHASIA

21 18 2
                                    

Sore ini Amora sedang berkeliling sambil mengendarai motornya, ia sedang menuju ke bsalah satu minimarket didekat rumah nya. Sesampainya di minimarket ia membeli berbagai macam kebutuhan rumah yang sudah ingin habis dan yang pastinya membeli jajan juga. Setelah membayar semuanya ia langsung pulang ke rumah nya dan menaruh belanjaannya di dapur.

"uda pulang lo kak? Bawa titipan gue ga?" Yasa langsung berlari menuruni tangga dan melihat setiap kantong belanjaan yang baru saja dibawa kakak nya, Amora hanya mengangguk dan meneruskan menata barang barangnya, "ada, cari aja. Sisain buat gue tapi jangan dimakan semua."

"iya ntar gue sisain, gue bawa keatas ya" Yasa langsung mengambil titipan yang dia maksud lalu berlari ke atas, titipan yang dia maksud adalah sebungkus chiki happitos.

Setelah selesai merapihkan belanjaannya, Amora langsung ke atas menyusul ke kamar sang adik. Terlihat adiknya sedang duduk di sofa dengan pandangan yang sedang fokus pada game dilayar hp nya dan makanan di seamping kakinya.

Amora langsung mengambil makanan yang ada disamping kaki adiknya lalu memakannya dan langsung berbaring di atas kasur sang adik sambil membuka layar handphonenya, "de, lu beneran suka sama Zita?" tanya Amora memecsh keheningan serta fokus sang adik, Yasa menengok ke arah Amora lalu terdiam sejenak, "gue juga bingung kak, gue sama dia juga ga ada interaksi yang gimana gimana cuma kayak temenan biasa," Yasa mengangkat kedua bahunya secara bersamaan dan kembali fokus pada layar gadgetnya tersebut.

"Assalamu'alaikum, ayah pulang" suara itu terdengar dari depan pintu kamar Yasa, terlihat Wiman yang berdiri di depan pintu dengan seragam rumah sakit nya yang sudah khas, "waalaikumsalam" kedua insan yang tadinya sedang memainkan gadget itupun mengalihkan atensi nya kepada sang ayah dan menyalimi tangan sang ayah.

"udah pada solat belum? Main hp mulu kerjaannya" sindir wiman pada kedua anaknya, yang disindir pun hanya menampilkan deretan giginya, "udah kok yah, ayah mandi dulu sana, di bawah udah ada makan tadi bunda masakin ayah mau makan sekarang? Biar aku panasin" jelas Ara pada sang ayah, sang ayah hanya mengangguk lalu melenggang pergi.

Hari ini memang Aira sang bunda sedang mendapatkan shift jaga siang, karena itu Ara yang harus menjadi pengganti sang bunda, "ayah, makannya udah Ara dipanasin ya" teriak Ara dari dapur, sang ayah pun keluar dari kamar nya dan berjalan ke arah dapur, lalu mulai memakan makanan yang sudah tersedia.

"kak, adek di sekolah banyak yag suka?" Wiman memulai pembicaraan setelah menghabiskan makannya, Ara yang sedang menuang minum ke dalam gelas lantas dengan cepat membawa air nya ke meja makan dan duduk di kursi depan ayahnya,

"banyak banget yah, adek itu terkenal di sekolah, dari angkatan yang udah lulus sampe adek kelas yang baru masuk aja tau. Mereka itu se geng yah sama Adrian, Iky, Baron, Haidar, beuh apalagi kalo sampe mereka punya pacar bisa heboh kali satu sekolah," Wiman yang mendengar ocehan Ara pun terkekeh lalu menggelengkan kepalanya, anak perempuannya ini memang selalu lebay dan ekspresif kalau sedang bercerita.

"berati kamu terkenal juga dong? Banyak yang suka juga?" goda sang ayah kepada Ara, Ara hanya mendengus "terkenal? Iya sih terkenal, tapi terkenal nya buat dimanfaatin biar bisa deket sama adek, kan males. Masa Ara dideketin sama cewe cewe gatel yang suka sama Yasa, mentang mentang kakaknya." dumel Ara,

"kasian deh, tapi kan adek bukannya udah punya pacar? Si YIta? Nita? Siapa ayah lupa?" tanya ayah

"Zita ayah, itu mah belum pacar kali, orang masih pdkt an sama adek" koreksi Ara

"ya gapapa, kan nanti jadi pacar, bilangin sama adek pdkt nya jangan kelamaan nanti jadi friendzone" ledek ayah, yang disambut tawa oleh Ara, "bener sih, nanti kalo friendzone kan ga lucu, apalagi kalo nanti Zita nya punya pacar" lanjut Ara

AMORA & YASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang