Pagi ini tidak seperti biasa nya, tidak ada sapaan ceria dan candaan dari Yasa, sejak tadi ia hanya tersenyum, mengangguk dan menggeleng.
"ah ga seru, masa baru ditolak sekali langsung loyo. Cemen" ledek ayah sambil menunjukkan jempol yang mengarah ke bawah, yang lain hanya terkekeh kecuali Yasa, "jangan letoy gitu dong, semangat buat ngejar lagi. Siapa tau dia berubah pikiran" lanjut ayah sambil menepuk pundak Yasa
"ck, udah ah mau berangkat sekolah aja. Biar pinter" Yasa berdiri dari kursi nya setelah ia menyelesaikan sarapan nya, lalu menyalami kedua orang tua nya, "lo bareng gue apa berangkat sendiri?" tanya Yasa kepada kakak nya, Ara menggeleng sambil berusaha menghabiskan roti yang ada di dalam mulutnya, "berangkat sendiri aja tapi gue pakai mobil lo ya?" Yasa hanya menghela nafas lalu mengangguk, ia melempar kunci mobil nya kepada Ara dan berjalan keluar rumah nya.
'sial' batin Yasa saat berpapasan dengan Zita, Yasa berusaha untuk tersenyum walaupun sedikit canggung, namun berbeda dengan Zita yang malah memalingkan wajah nya, 'sorry Sa' batin Zita.
Yasa langsung masuk ke dalam kelas nya, ia melihat sudah ada teman teman nya yang lebih dahulu dating, "buset, perasaan masih pagi masa muka lo udah kusut aja kayak jemuran baru diangkat" ucap Iky saat melihat raut muka Yasa.
"berisik lo, mending lo diem dari pada gue seret ke luar kelas" jawab Yasa dengan nada ketus, Iky langsung mengatupkan bibir nya, dan teman teman yang lain nya hanya terkekeh mendengar jawaban dari Yasa.
"udah lah, jangan galau mulu nanti digodain tante girang yang suka mangkal di lampu merah mampus lo" Yasa hanya menghela nafas nya, mood nya sedang ancur untuk meladeni candaan teman-teman nya.
Yass tiba tiba menggebrak meja, membuat teman-temannya terkejut, "apaan sih Sa, marah sih marah tapi ga usah bikin anak orang jantungan dong" sewot haidar sambil mengusap dada nya, "gue baru inget, ada yang janji sama gue. Katanya kalo gue nembak Zita dia bakal confess ke gebetannya" ujar Yasa sambil melihat ke arah Baron
Teman-teman yang lain nya ikut melihat ke arah Baron, "ck, iya iya nanti gue confess" pasrah Baron sambil melihat kea rah teman-teman nya, "emang gebetan lo siapa Bar? Kasih tau dong" mereka semua mendekatkan diri ke arah Baron sambil menunjuk kan raut muka penasaran nya.
Baron menoyor satu per satu kepala teman nya, "kepo lo semua, nanti kalo udah official juga tau" Baron langsung beranjak dan pergi keluar kelas.
Tidak lama setelah kepergian Baron bel kelas berbunyi dan mereka pun memulai KBM.
Saat jam istirahat mereka semua pergi ke kantin terkecuali Iky, ia menuju ke ruang musik ingin menemui Maura untuk diajarkan bermain piano seperti janji nya kemarin, saat sampai di dalam ruang musik ia melihat Maura yang sedang fokus memainkan piano nya. Irama piano yang dimainkan Maura sungguh merdu, ia tersenyum lalu bertepuk tangan sambil berjalan ke arah Maura, Maura sempat tersentak kaget saat mendengar suara tepuk tangan dari Iky.
"eh sorry, ganggu ya?" ucap Iky dengan nada bersalah
"engga kok, Cuma agak kaget aja tadi" jawab Maura sambil menggeleng
"lo jago ya main piano nya, btw tadi judul lagu yang lo mainin apa?" tanya Iky
"judul lagu nya 5 secrets dari Beethoven" Iky hanya mengangguk saja, ia sebetulnya tidak terlalu kenal dengan Beethoven, ia hanya tau bahwa Beethoven merupakan pianis music classic yang terkenal.
"oh iya lo jadi mau belajar piano?" Iky mengangguk, Maura langsung menggeser duduk nya, dan menyuruh Iky duduk di sebelah nya, maura mulai mengajari Iky dasar dasar cara memainkan piano, kadang juga diselingi candaan saat Iky mengeluarkan candaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA & YASA
Teen Fictionamora dan yasa merupakan kakak beradik berbeda 1 tahun, amora sang kakak sedangkan yasa sang adik. mereka satu sekolah dan satu angkatan hanya berbeda jurusan, sang kakak kelas XII IPA 1 sedangkan sang adik XII IPS 3. amora memiliki rasa oleh salah...