Hari ini sepulang sekolah Yasa dan teman temannya mengajak Ara dan keenam teman Ara ke markas Paix, rencana sebenarnya mereka ingin pergi jalan jalan bersama tetapi karena hujan dan tidak ada yang membawa mobil. Jadilah mereka hanya ke markas Paix
"gabut banget anjir, ngapain kek" celetuk Ara yang diangguki para teman temannya, "gimana kalau kita nonton aja?" saran dari Haidar diangguki seluruh temannya, "tapi nonton apa?" Haidar bertanya kembali kepada teman temannya, dan yang lain hanya menggeleng dan mengangkat bahu nya.
"kalian suka film spanyol?" celetuk Ara tiba tiba, "gue sih belum pernah nonton" jawab Adrian yang diangguki seluruh temannya, "lo mau nyetel film spanyol apaan? Jangan yang macem macem lo" peringat Yasa melihat kakak nya, Ara tersenyum misterius lalu bangkit dari duduk nya dan meneytel sebuah film dilayar televisi.
"sound like love, film nya tentang persahabatan, romance, kelainan sexual, seru kalau buat ditonton sama sahabat, tapi kalau sama keluarga ya tau sendiri" Ara menjelaskan sebagian cerita dari film nya, yang lain hanya mengangguk lalu menonton. Mereka semua menghayati film nya dan Lala yang notabe nya sangat sensitif dan perasa ia menangis di tengah tengah film.
"aaa, terharu, tapi gue masih kesel sih sama cowo nya. Coba dari awal bilang kalau dia mau pindah kan ga akan putus" heboh Lala saat film tersebut selesai, "tapi gue juga kalau jadi cowo nya erat ga sih? Kayak harus ninggalin cewe nya, tapi juga ga mau cewe nya sakit" balas Maura
"btw, lo suka film spanyol ya Ra?" pertanyaan itu keluar dari mulut Zita, Ara mengangguk, "gue suka aksen mereka, enak aja di denger kayak ada ciri khas nya sendiri yang orang lain susah bedain dia ngomong apa, kayak satu kata tapi kalau di jadiin kalimat kata itu berubah. Terus gue kan ada keturunan Spain juga jadi gitu deh" mendengar kalimat terakhir yang Ara ucapkan membuat yang lain terkejut, "lo sama Yasa, keturunan Spanyol? Demi apa?" Ara dan Yasa mengangguk secara bersamaan/
"kok lo ga pernah bilang Sa?" tanya Iky
"lah lo pada ga pernah nanya gue keturunan mana" santai Yasa, sambil memakan camilan yang tersedia di meja
"ck, parah lo" Iky mendorong bahu Yasa, lalu terkekeh
"lo udah pernah ke Spanyol dong Ra? Pasti banyak cogan" celetuk Maura, Ara menoyor kepala Maura, "cogan mulu lo, ada sih cuma suka nya malah sama Yasa, gue di anggurin. Kan asu" yang lain lantas tertawa mendengar penuturan Ara, "duh, emang kegantengan gue tuh diatas rata rata, makanya pada suka sama gue" Yasa menyisir rambut nya dengan jari dan mengedipkan sebelah mata nya, "najis, punya temen pd nya melebihi iq Albert Einstein. Giliran suruh nembak cewe udah kayak upin ipin kalau liat kak Ros marah" yang lain tertawa terkecuali Yasa saat mendengar penuturan Adrian.
"gais, gue mau ngambil minum dulu ya" izin Baron yang diangguki oleh para teman temannya, "ikut dong, gue juga haus" ucap Ara beranjak dari duduk nya.
Ara mengambil yogurt kesukaannya di dalam lemari es, "lo kenapa Ron, ada masalah? Sorry ga bermaksud ikut campur cuma gue liat dari tadi kayak ada yang bikin lo ga nyaman" ucap Ara saat melihat raut muka Baron yang terlihat gusar, Baron hanya menggeleng kan kepala "gapapa Ra, cuma biasa lah masalah keluarga" Baron tersenyum meneguk minuman kaleng nya, Ara hanya mengangguk tidak mau terlalu ikut campur lebih jauh.
Terdengar suara beberapa motor yang masuk ke halaman markas Paix, "siapa tuh bar?" Baron mengangkat kedua bahu nya secara bersamaan, "ga tau juga, paling anak Paix. Kenapa? Mau kenalan?" tanya balik Baron kepada Ara, "mau dong, siapa tau ada anak Paix yang nyantol sama gue" Ara merapihkan rambutnya sambil menatap Baron, "genit lo, siapa juga yang mau sama lo" dengus Baron, Ara mendekatkan diri ke arah Baron "idih, cemburu ya lo?" Baron melangkah maju, yang membuat Ara melangkah mundur, Baron mendekatkan bibir nya ke telinga Ara, "kalo gue cemburu emang kenapa, salah? Dan gue bisa pastiin kalo ga akan ada anak Paix yang suka sama lo" pipi Ara memanas, jantung nya beregup kencang namun dengan cepat ia menetralkan kondisi wajahnya dan mendorong bahu Baron, "ya iya lah salah pake nanya lagi lo, emang lo siapa berani ngatur ngatur gue?"
Ara hendak melangkah meninggalkan dapur, namun tangannya di tarik oleh Baron, "hari ini gue emang belum jadi pacar lo, tapi tunggu aja suatu saat lo bakalan bangun dan setiap lo bangun lo bakalan liat muka ganteng gue" Baron mengedipkan satu matanya, "najis, ya Allah gue rasa semua anak Paix pd nya ga ketolong, udah ah mending gue kenalan sama degem daripada disini sama lo bikin gue merinding" Ara langsung mengambil beberapa minuman botol dan kembali ke tempat teman temannya, sedangkan Baron tersenyum tipis menatap kepergian Ara.
"wah rame, kita ganggu ya bos?" ucap salah satu anggota Paix saat memasuki markas Paix, Haidar yang melihat kedatangan anak anak Paix lainnya hanya menggeleng, "kagak elah, tadi kita mau jalan jalan terus hujan makanya ngungsi kesini"
"wih, banyak cecan nih. Kenalan dong" ucap salah satu anak paix sambil mengulurkan tangannya, Yasa yang melihat itu langsung menepis tanga anak Paix tersebut, "ga usah genit lo, sini gue kenalin. Ini namanya Zita, yang ini Lala, yang itu Maura, nah yang terakhir ada Keana, di belakang ada kakak gue sama Baron" jelas Yasa sambil menunjuk satu persatu perempuan yang ada disana.
"halo, wih rame nih sorry ya pinjam markas nya dulu buat numpang karena tadi hujan" ucap Ara saat kembali dari mengambil minum.
"gapapa kali kak, sans aja. Lagi pula kita kenal sama kalian ini, masa iya kita usir" kalian ingat Galih? Ketua Paix gen 6, ya dia yang barusan berbicara lalu terkekeh, "eh iya, bang Baron mana kok ga keliatan?" lanjut Galih.
"kenapa nyariin gue? Kangen" ucap Baron dari arah belakang sambil membawa minuman kaleng untuk teman teman nya, ia duduk di samping Yasa, "kagak bang, cuma mau laporan aja kalop jaket anak Paix yang baru udah jadi, terus uang yang sisa nya juga udah di serahin ke panti asuhan juga, nanti laporannya gue kirim ke lo ya bang." lapor Galih, Baron hanya mengacungkan jempol nya saja.
"sumbangan?" pertanyaan itu keluar dari mulut Keana
"iya, jadi tiap 4 - 5 bulan sekali kita adain sumbangan, nah tiap hari kita nabung ga wajib sih siapa, nabung nya juga bebas mau berapa, nanti hasil dari tabungan kita dibagi dua ada yang disisihin buat Paix, ada juga yang kita buat amal, entah itu buat pembangunan tempat ibadah, atau bagi bagi makanan ke jalan, atau diserahin buat nambah kebutuhan panti." jelas Haidar, Keana dan para perempuan disana hanya mengangguk
"pantesan aja lo kalo gue tanyain duit nya kemana ga pernah bisa jawab" Ara melirik ke arah Yasa, Yasa hanya terkekeh menampakkan deretan gigi nya.
"bangga banget sih sama anak Paix, ya walaupun kadang kalian suka bikin ribut tapi dibalik itu kalian masih mau ngebantu sesama. Buat yang dikasih amanah dijaga baik baik, jangan sampai ngecewain." ujar Keana menatap seluruh anak Paix yang ada disana.
"akhirnya Paix, dinotis anak baik juga" perkataan dari salah satu anggota Paix itu membuat yang lain tertawa.
Akhirnya mereka melanjutkan obrolan mereka dan pulang ke rumah masing masing.
※※※
.
.
.
.
.
.
hallo, gimana kabarnya? semoga sehat semua ya. Jangan lupa vote komen ya, kalau bisa Follow juga, biar makin semangat up nya, Thanks ya. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA & YASA
Teen Fictionamora dan yasa merupakan kakak beradik berbeda 1 tahun, amora sang kakak sedangkan yasa sang adik. mereka satu sekolah dan satu angkatan hanya berbeda jurusan, sang kakak kelas XII IPA 1 sedangkan sang adik XII IPS 3. amora memiliki rasa oleh salah...