Kantor Desa Curahwangi - 03.10

2.2K 308 0
                                    

"Cepat! Cepat!" seru seseorang di pagi buta itu.

"Bawakan tas itu kemari!!" perintah seorang lainnya.

Langkah kaki para anggota berderap keras saat mereka berlarian di lokasi. Mereka tak ingin membuang waktu. Ada kemungkinan besar bahwa anggota tim pantau pertama dalam bahaya.

Tiga mobil berwarna oranye bertuliskan RESCUE nampak bersiap di lapangan pendopo desa Curahwangi. Mesin mobil sudah menyala dengan lampu yang menyorot terang.

Mobil pertama merupakan mobil dengan bak terbuka yang berfungsi untuk mengangkut personel. Mobil kedua merupakan mobil yang dilengkapi dengan container baja ringan untuk membawa semua perlengkapan evakuasi. Mobil ketiga adalah mobil yang dilengkapi dengan perlengkapan medis dan pertolongan pertama.

Seseorang berseragam oranye cerah nampak memandangi jam di tangannya. Ia berdecak tak sabar. Namanya Pak Feri, ketua pos Basarnas Banyuwangi.

"5 menit!" ujarnya keras.

Seorang laki- laki berbaju batik berjalan mendekatinya. Ia telihat begitu lusuh dan lelah.

"Apakah saya boleh ikut, Pak?" tanya Pak Supri. Sejak kemarin ia tak sempat beristirahat maupun merawat dirinya. Pikirannya kalut tentang keadaan tim Pak Lutfi, terlebih keadaan putrinya Ajeng.

"Saya kira tidak," Pak Feri ganti memandangi anak buahnya yang tengah sibuk mempersiapkan kendaraan Rescue. "Untuk saat ini lebih baik saya membawa tim inti saya. Mereka orang- orang berpengalaman yang sudah menjalankan puluhan misi seperti ini."

"Tapi saya tahu medan di sekitar ini," Pak Supri memaksa. Ia sangat khawatir dengan Ajeng.

"Pak Supri," salah satu anggota Posramil mendekat. Ia adalah babinsa desa Curahwangi. "Saya ikut dengan mereka kok. Bapak di sini saja, kami akan selalu infokan apapun melalui radio."

"Kalau memang harus begitu," Pak Supri tak bersemangat. Namun tak ada pilihan lain. Ia hanya orang biasa yang tidak punya keahlian apapun mengenai SAR.

"Baiklah, ayo," Pak Feri berjalan cepat menuju mobil paling depan. Di bak belakang telah bersiap 5-6 orang dengan seragam yang sama.

"BRUUUMMM!!" mesin mobil meraung. Lampu strobo berwarna merah dan biru di atas atap mobil menyala bergantian.

Pak Feri memandangi dua mobil lainnya di belakang dari kaca spion. Ia lalu mengontak mereka menggunakan radio.

"Unit dua, modulasi, 8-4, ganti?" Pak Feri melakukan pengecekan terakhir sebelum berangkat.
"Unit dua, 5-5, modulasi bagus. Ganti!" sahut mobil perlengkapan.
"Unit tiga, modulasi, 8-4, ganti?"
"Unit tiga, 5-5, clear. Stand by, ganti," sahut mobil medis.

Pak Feri menarik nafas panjang. Semoga mereka bisa tiba di lokasi tepat waktu. Saat ini tim pantau pertama membutuhkan bantuan mereka.

"Oke, unit satu, dua, tiga," Pak Feri memberi aba- aba dari radio. "Roll out!"

Lalu tiga mobil itu berangkat meninggalkan desa Curahwangi, menyusuri jalanan tanah berbatu menuju lereng yang masih gelap.

-----

[Lereng Raung 04:18]

Ketiga mobil melaju menembus hutan gelap dengan jalan yang berliku naik turun. Lampu merah dan biru menyala menerangi area di sekitar mereka. Sudah satu jam lebih mobil mereka beriringan menyusuri jalanan berbatu dan basah.

Babinsa Curahwangi nampak sibuk menjadi navigator di mobil satu. Ia memberi instruksi untuk mobil- mobil lain melalui radio. Berkat bantuannya, perjalanan konvoi mereka berjalan tanpa hambatan berarti.

SEMALAM DI LAWANG KRAJAN [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang