11. Cigarret

697 120 17
                                    

"Makasih pak udah nganter kita berdua pulang" ujar Ethan pada sang supir yang telah mengantarkan Ethan dan juga Retta pulang keapartemen.

"Mas Ethan ini kayak sama siapa aja sih pakai acara terimakasih segala. Saya dengan suka rela nganter mas sama mbak pulang"

"Iya pak, nanti barangnya biar saya yang bawa. Bapak langsung pulang aja"

Setelah ucapan Ethan tadi sang supir langsung berpamit pulang. Kedua saudara kembar itu sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Tidak ada mama ataupun papa yang menyambutnya, sudah dibilang pekerjaan lebih penting daripada kesembuhan anak-anaknya.

Ketika masuk kedalam unit apartemen, Retta berbalik dan memeluk lengan Ethan, membuat lelaki itu sedikit bungung. "Kenapa Re ?"

"Sekarang gue takut kalau lihat vas bunga" semenjak kejadian papanya yang tak sengaja melempar vas bunga pada Retta.  Gadis itu jadi takut sekaligus benci dengan benda yang terbuat dari keramik itu.

"Bentar, lo tunggu disini"

Ethan masuk kedalam mendahului Retta. Ethan mengambil semua vas bunga yang ada diruangan tersebut dan menyembunyikannya agar tidak terlihat oleh Retta. 

"Udah gue musnahin semuanya, lo gak perlu takut lagi. Oke ?" Ucap Ethan sambil menangkup kedua pipi Retta,  gadis itu mengangguk.

"Oh iya gue mau keluar bentar beli makan, ini udah masuk waktu lunch"

"Delivery aja"

"Enggak ah, gue bosen pingin keluar. Sekalian mau ambil uang cash"

"Naik apa ?"

"Motor"

"Lo baru sembuh than, kalau kenapa-napa dijalan gimana ? Naik mobil aja"

"Janji gue bakal pelan-pelan naik motornya"

"Pelannya lo itu 60km/jam"

"Yaudah gue turunin jadi 40"

"Masih ngebut, 20 aja" mereka saling tawar menawar jadinya. Tetapi Ethan mengalah dari pada tidak diizinkan untuk keluar.

Retta duduk disofa sambil memainkan ponselnya, ingin memberi kabar pada Haris. Tetapi lelaki itu sedang tidak memakai ponsel.

Ada suara bel dari luar, kalau Ethan tidak mungkin rasanya. Dengan langkah lesu Retta membuka pintu, disana sudah ada Saka yang membawa beberapa bingkisan. Retta langsung memeluk Saka, sedangkan pemuda itu hanya mematung. Ini kali pertamanya Retta memeluknya, mimpi apa Saka semalam ?

Karena merasa tidak mendapat respon dari Saka, Retta melepas pelukannya. Retta memeluk Saka karena dirinya rindu dengan sahabatnya itu sudah empat hari Retta tidak bertemu dengan Saka. "Hehehe maaf ya gue main meluk lo aja"

"Gak papa, gue suka kok" Dasar buaya. Sama saja dengan Ethan.

"Lo kenapa sih Retta ? Ini pelipis sama tangan lo kenapa luka begini ? Sampai masuk rumah sakit berarti parah dong ?" Sudah kebiasaan dari Saka jika bertanya selalu beruntun.

"Gue bingung harus jawab yang mana dulu"

"Sorry gue khawatir banget soalnya"

"Gue cuma kecelakaan biasa kok, kebetulan gue perginya sama Ethan. Yaudah Ethan juga luka-luka jadinya" Bohong Retta, menurutnya Saka tidak boleh tau mengenai kehancuran keluarganya.

"Maaf ya baru bisa jenguk hari ini. Kemarin-kemarin gue sibuk banget"

"Saka, gue makasih banget malah lo mau jengukin gue. Yaudah yuk masuk. Tapi gue tinggal bentar ya ? Gue mau mandi soalnya" tadi dirumah sakit, Retta belum sempat mandi pagi karena malas saja dingin pula.

RETHAN |  Heeseung X Ryujin [√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang