Prolog

1.5K 177 12
                                    

Retta, gadis berambut hitam panjang itu keluar dari mobil mahalnya. Netranya fokus pada lelaki yang sedang melepas helm fullface nya, beranjak dari motor sportnya. Pada akhirnya netra mereka saling bertemu, mereka hanya bertatap muka tanpa menegur satu sama lain.

Mereka saudara kembar, tetapi hubungan mereka seperti orang asing. Keduanya tidak merasakan adanya kasih sayang didalamnya. Karena memang keluarga mereka tidak pernah mengenalkan apa itu kasih dan sayang kepada mereka. Kedua orang tua mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Kedua saudara kembar itu diasuh dari usia satu bulan hingga menginjak bangku SMP oleh pengasuhnya. Dan sekarang sang pengasuh sudah meninggal dunia. Sekarang mereka hidup bersama beberapa asisten rumah tangga,

Hubungan mereka merenggang, ketika mereka duduk dibangku SMA, ketika mereka sudah mengenal dan merasa apa itu cinta. Terutama Ethan, setelah dia memiliki kekasih, dirinya seakan-akan lupa kalau Ethan memiliki saudara kembar.

Gadis itu berdecak kesal, saat dirinya berpapasan dengan Ethan, dengan jelas Retta bisa mencium aroma parfum perempuan, dan jangan lupa bercak merah pada leher pemuda itu yang sedikit tertutup kerah jaket denimnya.

Retta melirik kearah garasi, disana ada mobil mama dan papanya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, dia khawatir. Sekarang sudah pukul satu dini hari, dan dia baru pulang kerumah. Bakal jadi apa nasibnya, kalau papanya menagkap basah anak gadisnya baru pulang semalam ini ?

"Mau masuk gak ?" Interupsi Ethan, dia tau kalau Retta takut, makanya dia inisiatif bertanya seperti itu jika Retta dimarahi ayahnya, dia bisa memberi alasan walaupun  dia yakin kalau dirinya juga akan dapat cacian dari sang ayah.

"Gak usah sok peduli" Jawab Retta begitu dingin, lalu meraih kenop pintu. Baru selangkah masuk dirinya sudah disuguhi pemandangan yang luar biasa. Ruang tamu yang awalnya rapi bersih dan terkesan mewah, sekarang menjelma menjadi kandang babi. Semua barang berceceran tak berbentuk.

"Sialan, pasti dua manusia itu pada berantem lagi !" Ujar Ethan, rahangnya mengeras, kedua tangannya terkepal sempurna. Sedangkan Retta sedang mati-matian menahan tangisnya, ketika dirinya mendengar perkelahian kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Retta dan Ethan seketika berhenti dari aktivitas mereka setelah mendapati keberadaan kedua anaknya.

"Retta ! Ethan ! Kenapa jam segini kalian baru pulang kerumah ? Apa kuliah jaman sekarang sampai selarut ini ?" Sarkas sang ayah.

"Mama ! Papa ! Kenapa jam segini masih aja berantem ?" Tanya Ethan yang berakhir sarkas. Sang ayah gelagapan tidak bisa menyahuti ucapan sang anak.

Setelah mengucapkan kalimat itu, Ethan berlalu, menaiki tangga hendak menuju kamarnya dilantai dua. Lagi-lagi langkahnya terhenti ketika mendengar suara tangis. Lelaki itu menoleh, dan Retta sudah terduduk dibawah tangga.

Ethan menuruni tangga, dia juga duduk untuk menyamai posisi Retta. Dirinya hanya memandangi saudara kembarnya itu. Sang gadis masih saja menangis tersedu, dia muak dengan keluarganya.

"Lo mau tidur dikamar gue ?" Bukan tanpa alasan Ethan menawarkan hal itu. Kamar Retta berada dilantai satu, walaupun kamarnya kedap suara pasti Retta masih akan mendengar keributan yang diciptakan oleh kedua orang tuanya itu. Jika Retta tidur dikamar Ethan yang berada dilantai dua maka akan terhindar dari suara keributan. Sebenarnya dilantai dua ada kamar tamu, tetapi sudah lama tidak ditempati dan pasti Retta tidak mau tidur disana.

Tidak ada jawaban dari Retta, dia masih menangis. "Gue capek" lirih Retta hampir tak terdengar.

Entah mendapat dorongan darimana, Ethan meraih tubuh kecil milik Retta kedalam pelukannya, Retta juga tidak menolak. Dia merasa nyaman, sudah lama Retta tidak merasakan kenyamanan seperti ini. Sekarang dirinya merasa dilindungi.

"I know, kita lewatin ini sama-sama" ujar Ethan, sambil mengelus lembut punggung Retta.

Retta sedikit merenggang kan pelukannya, dia menatap manik Ethan "Kalau gue tidur dikamar lo, gue gak bakal dicabulin sama lo kan ?"

Ethan mendengus kesal, suasana yang tadi cukup romantis dirusak begitu saja oleh saudara kembarnya. Ethan masih punya akal tidak mungkin sekali dia melakukan hal yang tidak-tidak pada Retta. "Sumpah lo ngerusak suasana aja anjir !" Ucap Ethan sambil melepaskan pelukannya.

"Yang sopan ya ? Gini-gini gue lebih tua enam menit dari lo !"

Hubungan mereka memang bisa dibilang asing, tapi jika bersatu seperti ini akan terlihat menggemaskan. Entahlah apa hari berikutnya kedua saudara kembar itu bisa menghadapi segala masalah keluarga yang menimpanya ? Atau salah satu diantara mereka akan menyerah pada kerasnya dunia ?

RETHAN |  Heeseung X Ryujin [√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang